Liputan6.com, Jakarta - Penerbangan American Airlines dari Austin, Texas, ke Charlotte, North Carolina, Amerika Serikat, terpaksa mundur 4,5 jam dari jadwal awal setelah polisi menerima laporan tentang aktivitas mencurigakan di dalam pesawat. Pangkal masalahnya ternyata awak kabin menemukan nama hotspot WiFi yang melibatkan kata 'bom'.
Menurut ABC News, dikutip dari People, Selasa (11/2/2025), insiden itu terjadi pada Jumat, 7 Februari 2025. Pesawat American Airlines 2863 yang dijadwalkan berangkat dari Bandara Internasional Austin-Berstrom pada pukul 13.42, waktu setempat, harus ditunda.
Advertisement
Salah seorang penumpang, Bruce Steen (63) dari Charlotte mengatakan kepada media bahwa seorang pramugari memberi tahu pilot tak lama setelah didekati oleh seorang pria muda dengan tablet. Steen mengatakan pilot memberi tahu penumpang bahwa "seseorang mengganti nama wifinya menjadi 'ada bom di pesawat'", menurut ABC News.
Advertisement
Insiden tersebut kemudian dilaporkan ke Departemen Kepolisian Austin dan Departemen Penerbangan. Seorang letnan dari departemen kepolisian kemudian naik ke pesawat dan meminta orang dengan nama hotspot WiFi nyeleneh itu untuk menunjukkan diri, menurut Steen.
Steen juga menambahkan bahwa penumpang diberitahu bahwa situasi akan ditangani secara berbeda jika itu adalah lelucon daripada harus melakukan investigasi penuh. Namun, tidak ada yang mengangkat tangan.
Setelah tidak ada yang mengaku, semua penumpang diperintahkan turun dari pesawat secara berkelompok oleh pihak berwenang, kata Steen. Ia juga menyebut bahwa setiap penumpang juga harus menunjukkan hotspot mereka kepada polisi.
Siapa Pelakunya?
Penumpang kemudian ditahan di area yang dijaga ketat petugas. Mereka diperiksa ulang oleh petugas keamanan, lapor View from the Wing. Tas masing-masing penumpang juga harus dibongkar dari pesawat di tengah pemeriksaan.
Pesawat dan bagasi kemudian dipindai untuk memastikan tidak ada bahan peledak sebelum pesawat berangkat, menurut ABC News. Pesawat tersebut berangkat sekitar pukul 6.24 sore waktu setempat, menurut Flight Aware.
Namun, tidak ada laporan apakah penumpang yang jahil itu ditemukan. American Airlines dan Bandara Austin tidak segera menanggapi permintaan komentar People.
Administrasi Keamanan Transportasi (TSA) mengatakan mereka dan mitra mereka di sektor transportasi menganggap ancaman bom dengan sangat serius, dalam sebuah pernyataan kepada People. "Insiden tersebut tidak menyebabkan dampak signifikan terhadap operasi bandara," kata Kepolisian Austin kepada People.
Â
Tidak hanya di Amerika Serikat, ancaman bom terhadap sebuah penerbangan juga ditanggapi serius di seluruh dunia, termasuk India. Beberapa waktu lalu, negara anak benua itu menghadapi ribuan ancaman bom palsu pada 2024.
Advertisement
Ancaman Bom Palsu Meneror Maskapai India
Maskapai dan bandara di India menerima total 999 ancaman bom palsu sejak awal Januari hingga 14 November 2024, hampir 10 kali lebih banyak dibandingkan tahun sebelumnya. Hal itu disampaikan Wakil Menteri Penerbangan Sipil India Murlidhar Mohol dalam rapat di parlemen pada Kamis, 28 November 2024.
Ancaman terhadap penerbangan domestik dan internasional ini sebagian besar disampaikan melalui media sosial, mengganggu perjalanan di pasar penerbangan yang tumbuh paling cepat di dunia. Semua ancaman itu terbukti hanya alarm palsu.
"Ancaman-ancaman terbaru ini adalah hoaks dan tidak ada ancaman nyata yang terdeteksi di bandara atau pesawat di India," kata Mohol dalam rapat di parlemen seperti dikutip CNA, Minggu, 1 Desember 2024. "Lebih dari 500 ancaman bom terjadi hanya dalam dua pekan terakhir bulan Oktober—lebih banyak dibandingkan seluruh tahun 2023."
Sebanyak 12 orang telah ditangkap terkait dengan 256 laporan polisi yang diterima mengenai ancaman bom tersebut. Salah satu korbannya adalah maskapai pesawai Air India yang terpaksa mendarat darurat di Kanada.
"Pesawat penumpang, yang terbang dari ibu kota India, New Delhi, ke Chicago, Amerika Serikat (AS) menjadi sasaran ancaman keamanan yang diunggah daring dan sebagai tindakan pencegahan telah mendarat di Bandara Iqaluit di Kanada," kata pihak Air India seperti dilansir CNA, Rabu, 16 Oktober 2024.
2 Maskapai India Jadi Korban Ancaman Bom Palsu
Segera setelahnya, pesawat dan penumpang diperiksa ulang sesuai dengan protokol keamanan yang ditetapkan. "Air India mencatat bahwa maskapainya dan maskapai penerbangan lokal lainnya, telah menjadi sasaran sejumlah ancaman dalam beberapa hari terakhir," sebut Air India.
"Meskipun semuanya kemudian ditemukan sebagai hoaks, sebagai operator maskapai yang bertanggung jawab, semua ancaman ditanggapi dengan serius."
Seluruh 211 penumpang dan awak kabin lainnya kemudian dialihkan ke penerbangan lain 'sebagai tindakan pencegahan'. Mengutip CNN, sebuah pesawat Angkatan Udara Kanada dilaporkan mengangkut para penumpang penerbangan Air India yang terdampak ke Chicago pada hari berikutnya, yakni Rabu, 16 Oktober 2024.
Pada hari yang sama, pesawat Air India Express juga mengalami insiden serupa. Penerbangan AXB648 sedang dalam perjalanan menuju Singapura dari Kota Madurai di India selatan ketika maskapai tersebut menerima email soal ancaman bom di pesawat tersebut.Â
Menteri Pertahanan Singapura Ng Eng Hen, lewat cuitan di platform X, mengatakan setelah mendapat informasi tersebut, pihaknya mengerahkan dua jet tempur F-15 milik Angkatan Udara untuk mengawal pesawat tersebut menjauh dari daerah padat penduduk sebelum mendarat di Bandara Changi.Â
Advertisement
![Loading](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/articles/loadingbox-liputan6.gif)