Momen Unik Ulang Tahun Pertamina Geothermal di Desa Cinta

Anak perusahaan Pertamina merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) yang ke 12 tahun. Sebuah hari perayaan berbarengan dengan lamanya mereka berkiprah.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 13 Des 2018, 23:00 WIB
Diterbitkan 13 Des 2018, 23:00 WIB
Area Manager PGE Karaha, Mawardi Agani memberikan nasi tumpeng ke nenek tua warga binaan PGE unit Karaha
Area Manager PGE Karaha, Mawardi Agani memberikan nasi tumpeng ke nenek tua warga binaan PGE unit Karaha (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Garut - PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) Area Karaha, Garut, Jawa Barat menggelar syukuran hari ulang tahun perusahaan yang tak biasa. Menggandeng tenaga medis dari Rumah Sakit Pertamina Cirebon (RSPC), mereka melangsungkan acara khitanan massal dan pengobatan gratis bagi ratusan warga di dua desa binaan mereka.

“Tanggal 12 Desember merupakan ulang tahun PGE, kemudian tepat hari ini 12 tahun perusahaan kita resmi berdiri, oleh karena itu kami ingin memberikan CSR perusahaan dalam kegiatan berbeda dan belum  pernah dilakukan,” ujar Area Manager PGE Karaha, Mawardi Agani, setelah acara pengobatan berlangsung, di aula Daleum Desa Cinta, Rabu (12/12/2018). 

Memang tepat hari ini perusahaan plat merah PT Pertamina Gheothermal Energy (PGE) genap berusia 12 tahun, anak perusahaan milik Pertamina ini resmi menjadi perusahaan baru dengan saham mayoritas 100 persen milik pemerintah, setelah diresmikan pada 12 Desember 2006 lalu.

Menurutnya, kegiatan khitanan masal dan pengobatan gratis ini, merupakan hasil musyawarah dan diskusi warga di sekitar desa binaan, yang berada di ring satu perusahaan. Mereka mengharapkan adanya pelayanan perusahaan di bidang kesehatan secara gratis dan berkelanjutan.

“Tentu ke depannya seluruh program CSR tidak hanya kesehatan, dapat kami berikan sesuai dengan kebutuhan masyatakat dan tersalurkan secara tepat sasaran,” kata dia.

Dalam kegiatan pertama ini, total peserta khitanan massal menembus angka 60 orang anak dari dua desa, serta peserta pengobatan yang mencapai 140 warga pasien. 

Para warga yang telah berkumpul di Desa Cinta, Kecamatan Karangtengah serta Desa Sukahurip, Kecamatan Pangatikan, nampak antusias menikmati sajian pelayanan kesehatan gratis tersebut sebagai ungkapan terima kasih perusahaan bagi mereka.

“Jelas ini sebuah pertolongan, apalagi saya termasuk kategori warga miskin,” ujar Yusup Supardi, (50) salah satu pasein warga Kampung Cileles, Desa Cinta, Kecamatan Karangtengah.

Menurut Yusup, program pengobatan gratis dan khitanan massal yang diberikan PGE unit Karaha di kampung mereka, terbilang baru. Selain menggandeng tenaga medis dari luar Garut, pelaksanaannya pun tepat diselenggarakan di tanggal kelahiran perusahaan.

“Semoga bisa dilangsungkan minimal dua kali dalam setahun,” pinta pasien stroke ringan tersebut.

Hal yang sama disampaikan Eno (65) warga Kampung Cimasuk, Desa Cintamanik, ia yang membawa dua keponakannya Fikri dan Reihan  (5,5) untuk mengikuti khitanan massal mengaku terbantu dengan adanya program khitanan massal. Terlebih sejak pertama kali beroperasi, baru kali ini pihak perusahaan memberikan bantuan kesehatan secara cuma-cuma kepada warga desa Cinta.

“Kebetulan saya baru pertama kali mengikuti program mereka,” ungkapnya.

Dokter Luthfi, salah satu tenaga medis dari RSPC Cirebon menambahkan, dari hasil rekam medis sementara, rata-rata pasien yang mengikuti pengobatan gratis kali ini mengeluhkan sakit lambung, dengan tensi darah yang terbilang tinggi. “Rata-rata 140/80 ke atas,” kata dia.

Hal itu wajar, sebagai dampak dari buruknya gaya hidup dengan pola asupan makanan yang tidak begitu baik, sehingga keluhan yang disampaikan lebih banyak pada area seputar pencernaan. “Untuk gizi buruk tidak ada kasus yang kami temukan,” ujar dia menambahkan.

 

 

Program CSR Perusahaan Terus Naik

Warga binaan PGE unit Karaha tengah melakukan pemeriksaan kesehatan
Warga binaan PGE unit Karaha tengah melakukan pemeriksaan kesehatan (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Mawardi mengatakan, meskipun masih terbilang kecil untuk ukuran perusahaan negera sekelas anak perusahaan pertamian, namun ia mengakui alokasi dana CSR perusahaan PGE unit Karaha terus menunjukan peningkatan.

Tahun ini angka CRS perusahaan berkisar Rp 475 juta, namun dalam prakteknya menembus angka Rp 1 miliar. “Memang masih ada bantuan dari induk perusahaan yang lebih dulu maju,” kata dia mengakui.

Namun seiring meningkatnya kinerja perusahaan saat ini, ia telah mengajukan pengalokasian CSR unit Karaha tahun depan di angka Rp 1 miliar. Jumlah itu akan dibagi ke dalam beberapa sektor sesuai dengan visi dan misi perusahaan.

“Tentu CSR kita berpatokan pada lima pilar perusahaan, yakni pendidikan, kesehatan, kelestarian lingkungan, pengembangan masyarakat dan infrastruktur,” papar dia.

Tahun ini sejak ditetapkan sebagai area baru, selain program CSR yang sudah berjalan, PGE Karaha ujar dia telah membagikan dana perimbangan bagi hasil bagi daerah sekitar mulai Garut, Tasik yang berada di ring satu sebagai mitra utama.

bahkan daerah lainnya yang lokasinya tidak bersinggungan langsung seperti Ciamis dan Sumedang yang terlewati aliran proyek perusahaan, ikut merasakan kue baru tersebut. “Tapi tentu jumlah yang kita berikan proporsional saja,” ujarnya.

Camat Karangtengah, Eti Nurul Hayati mengakui besarnya peran CSR unit Karaha selama ini dalam pembangunan di beberapa desa sekitar perusahaan. Tercatat beberapa pembangunan infrastruktur dasar warga telah dilangsungkan.

Sebut saja pembangunan gedung balai desa Cinta, madrasah diniyah, yayasan yatim piatu, hingga pelatihan pemberdayaan ekonomi mikro masyarakat serta berbagai bantuan kegiatan bakti sosial lainnya. 

Upaya Mencari Ladang Energi Baru

Puluhan warga peserta khitanan massal dan pemeriksaan kesehatan CSR PGE Karaha
Puluhan warga peserta khitanan massal dan pemeriksaan kesehatan CSR PGE Karaha (Liputan6.com/Jayadi Supriadin_

Sejak pertama kali beroperasi 6 April 2018 lalu, kinerja PGE unit Karaha terus menunjukan pertumbuhan positif. Meskipun Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Karaha Unit I hanya memiliki kapasitas 30 megawatt (MW), namun dalam prakteknya telah mampu menerangi hingga 33 ribu pemukiman warga di sekitar Tasikmalaya, Garut dan sekitarnya.  

Capaian ini merupakan realisasi dari program 35 ribu MW yang dicanangkan pemerintah, untuk meningkatkan kehandalan sistem transmisi Jawa-Bali dengan tambahan suplai listrik sebesar 227 gigawatt hour (GWh) per tahun.

Mawardi mengakui, meskipun potensi tergali yang berhasil dihasilkan PGE Karaha unit 1 baru sebesar 30 megawatt (MW), kalah jauh jika dibandingkan Unit Kamojang di angka 235 MW, namun hal itu tidak menghentikan rencana perusahaan untuk mencari ladang baru energi. “Memang di sini terbilang sulit, tidak semua sumur yang kita gali sukses ada yang tidak juga,” kata dia.

Namun meskipun demikian Ia tetap bangga, sebab dalam pelaksanannya pembangunan PLTP Karaha Unit I diklain sebagai proyek terlengkap yang dilakukan seluruhnya anak negeri. Mulai dari sub-surface, eksplorasi, pemipaan, powerplant hingga tower transmisi listrik sepanjang 25 KM. “Tentu kita pun tetap meminta dukungan dari seluruh masyarakat,” pinta dia di akhir pembicaraan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya