Gunung Karangetang Masih Erupsi, Ratusan Orang Bertahan di Pengungsian

Memasuki minggu kedua erupsi Gunung Karangetang di Kepulauan Sitaro, Provinsi Sulawesi Utara, ratusan orang masih mengungsi.

oleh Yoseph Ikanubun diperbarui 11 Feb 2019, 09:30 WIB
Diterbitkan 11 Feb 2019, 09:30 WIB
Aktivitas Gunung Karangetang Meningkat
Aktivitas Gunung Karangetang meningkat. (Liputan6.com/Yoseph Ikanubun)

Liputan6.com, Kepulauan Sitaro - Erupsi Gunung Karangetang memasuki minggu kedua. Pantauan Liputan6.com, Senin (11/2/2019), sebanyak 213 orang warga Kecamatan Siau Barat Utara, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Provinsi Sulawesi Utara masih bertahan di pengungsian.

Meski laporan Pos Pemantau Gunung Api menyebut aktivitas Gunung Karangetang sudah mulai menurun, namun pertumbuhan lava di kawah gunung masih cukup tinggi.

"Hal ini yang menyebabkan ratusan warga masih bertahan di tempat pengungsian," ungkap Bupati Sitaro, Bupati Evangelian Sasingen.

Terdapat 65 KK atau 213 jiwa yang diungsikan pekan lalu dan masih bertahan di lokasi-lokasi pengungsian. Rinciannya, sebanyak 34 KK atau 132 jiwa menempati shelter di Kelurahan Paseng, Kecamatan Siau Barat, sedangkan 12 KK (42 jiwa) di lokasi pengungsian SD GMSIT Efata Batubulan, serta 20 KK (39 jiwa) mengungsi di rumah-rumah keluarga yang tidak terdampak.

Selain mereka yang mengungsi, terdapat sekitar 500-an orang di Desa Batubulan yang masih dalam kondisi terisolasi.

"Hari Minggu kami telah mengunjungi para pengungsi di Batubulan sekaligus melakukan ibadah bersama," ujar Evangelian.

Beberapa hari lalu, bupati sempat berupaya memantau langsung warga di Desa Batubulan. Namun keadaan cuaca yang tidak bersahabat akibat gelombang tinggi membuat bupati bersama rombongan membatalkan perjalanan. Akhirnya pada Minggu, 10 Februari 2019, bupati berhasil tiba di Desa Batubulan. 

Dia mengatakan, sampai sejauh ini pasokan bantuan masih cukup memadai. Hanya saja, kendalanya pada proses distribusi yang harus melalui laut.

"kami tetap berupaya untuk memenuhi kebutuhan para pengungsi," ujar Evangelian.

Aktivitas pengungsi yang menghuni shelter terpantau dalam kondisi normal. Selain aktivitas ibadah rutin dilaksanakan tiap malam, dengan pembagian jadwal dari tiap-tiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Pelaksana Kepala Badan Penanggulangan Becana Daerah (BPBD) Bob Ch Wuaten menyatakan, untuk bantuan-batuan yang masuk dipusatkan pada satu titik. Hal ini dimaksud untuk memudahkan monitoring bantuan masuk sekaligus pada proses penyaluran.

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya