Sepucuk Surat Santri TPQ dan Hikayat Judi Togel di Purbalingga

Judi togel bisa memicu tingginya angka kemiskinan. Akibat togel, warga malas bekerja.

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 15 Mar 2019, 07:00 WIB
Diterbitkan 15 Mar 2019, 07:00 WIB
Surat santri TPQ untuk Bupati Purbalingga, soal ayahnya yang gemar berjudi togel. (Foto: Liputan6.com/Istimewa/Muhamad Ridlo)
Surat santri TPQ untuk Bupati Purbalingga, soal ayahnya yang gemar berjudi togel. (Foto: Liputan6.com/Istimewa/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Purbalingga - Selembar surat yang ditulis santri perempuan Taman Pendidikan Al Quran (TPQ) untuk Bupati Purbalingga mendadak viral usai diunggah ke Facebook 2017 lalu. Anak perempuan itu berkeluh kesah soal bapaknya yang keranjingan judi togel (toto gelap).

Santri TPQ itu berharap agar Bupati Purbalingga saat itu, Tasdi secepatnya memberantas judi togel. Belakangan diketahui, surat itu ditulis dalam lomba tulis menulis surat untuk bupati dalam agenda Gema Ramadhan ke-17 Tahun 1438 Hijriyah atau 2017 Masehi di Pendopo Dipokusumo Purbalingga.

Ali Imron, sang ketua panitia mengatakan, penulis surat merupakan juara 1 lomba menulis surat untuk Bupati Purbalingga yang diikuti ratusan siswa SD, Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Diniyah (Maddin), dan Taman Pendidikan Quran (TPQ).

Panitia semula hanya ingin menggali kemampuan anak dalam menulis. Tujuan lainnya adalah menanamkan kepekaan terhadap permasalahan yang terjadi di lingkungan sekitar mereka.

Panitia membebaskan anak mengekspresikan pengalaman, juga harapannya terhadap bupati dalam sebuah tulisan. Dia menjamin tidak ada intervensi dari panitia atau orang tua terhadap isi tulisan mereka.

Surat itu pun kemudian diserahkan langsung ke Bupati Purbalingga Tasdi. Imron menilai, peredaran togel di Purbalingga telah masif dan menyasar semua kalangan, mulai pelajar di tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga SMA, bahkan pendidik.

"Surat itu murni ditulis oleh anak TPQ. Kami tidak membatasi kriteria tulisan, anak menulis dengan bahasanya sendiri," katanya, Juni 2017, menjelaskan soal surat santri TPQ di Purbalingga soal judi togel yang kemudian viral di dunia maya.

Saksikan video pilihan berikut ini:


Isi Surat

Ilustrasi – Santri TPQ di Kalikudi, Cilacap (Foto tidak ada kaitan dengan berita). (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Ilustrasi – Santri TPQ di Kalikudi, Cilacap (Foto tidak ada kaitan dengan berita). (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Berikut Isi surat santri TPQ tersebut:

"Saya memohon kepada Bapak Bupati Purbalingga. Saya tidak ingin orang tua saya membeli no TOGEL, karena no TOGEL haram. Saya ingin no Togel harap cepat diberantas/dihapus.

Kenapa saya memberi informasi seperti ini? karena ayah saya selalu membeli no TOGEL. Sampai-sampai uang makan untuk makan keluarga tidak cukup untuk kebutuhan, karena ayah saya selalu membeli no TOGEL.

Bapak Bupati dan ibu wakil bupati yang saya hormati, saya ingin no TOGEL dihapus.

Dengan ini, saya meminta permintaan 2 saja, yaitu:1. Bagaimana memberantas no "TOGEL" 2. Bagaimana caranya agar ayah saya tidak membei no TOGEL"

Bapak Bupati dan ibu wakil bupati yang terhormat, saya adalah anak dari ayah saya. Saya sering melihat ayah saya membeli no TOGEL. Jadi saya memberi informasi tentang ayah saya. Saya sering melarangnya, tetapi ayah saya tetap membelinya."

Petikan surat itu lantas beredar luas di dunia maya. Tak hanya di Purbalingga, warganet kabupaten tetangga seperti Banyumas dan Cilacap pun saat itu riuh membicarakan malangnya nasib si bocah yang bapaknya gemar berjudi togel.

Gerakan pemberantasan togel yang sempat dideklarasikan bersama antara bupati, Organisasi Perangkat Daerah (OPD), aparat penegak hukum dan Ormas tak mampu memberantas habis peredaran togel di wilayah Purbalingga.

Celakanya, judi togel marak di kalangan masyarakat yang secara strata ekonomi berada di lapisan bawah alias miskin. Ibarat kata, membeli lauk pauk saja sulit tetapi ada saja warga yang memilih membeli togel.


Diberantas?

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo DALAM Musrenbangwil eks-Karesidenan Banyumas, di Purbalingga, Selasa, 12 Maret 2019. (Foto: Liputan6.com/Dinkominfo PBG/Muhamad Ridlo)
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo DALAM Musrenbangwil eks-Karesidenan Banyumas, di Purbalingga, Selasa, 12 Maret 2019. (Foto: Liputan6.com/Dinkominfo PBG/Muhamad Ridlo)

Dua tahun berselang, masalah yang sama masih menghantui Purbalingga. Hal itu terungkap dalam Musyawarah Rencana Pembangunan Wilayah eks-Karesidenan Banyumas, di Purbalingga, Selasa, 12 Maret 2019.

Adalah Camat Kaligondang, Suminto yang pertama kali berkeluh kesah kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo soal judi togel dalam hajat tahunan empat kabupaten yang meliputi Purbalingga, Banyumas, Cilacap dan Banjarnegara itu.

Suminto mengatakan, judi togel hingga saat ini masih marak di daerahnya. Ia menilai judi togel bisa memicu tingginya angka kemiskinan. Akibat togel, warga malas bekerja. Mereka lebih banyak menghabiskan waktu untuk berjudi.

"Karena saya melihat antara togel dan kemiskinan ada korelasinya," ucap Suminto.

Menanggapi hal ini, Ganjar Pranowo mengakui kerap mendapat aduan masyarakat soal judi togel. Keluhan itu disampaikan masyarakat melalui sosial media yang dioperasikannya sendiri, seperti twitter.

Menurut dia, judi togel mesti diberantas tuntas. Pasalnya, togel bisa berakibat buruk dan terus berefek domino bagi masyarakat. Karenanya ia meminta agar polisi menindak tegas penjudi maupun bandarnya.

"Saya minta kepada Pak Kapolres untuk memberantas togel di Purbalingga hingga tuntas agar efek jeleknya tidak berlarut," kata Ganjar.

Kapolres Purbalingga AKBP Kholilul Rokhman mengaku akan segera berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait soal judi togel. Menurutnya, kepolisian tak bisa sendirian untuk memberantas togel.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya