Indahnya Lontaran Abu Vulkanik Gunung Bromo dari Jarak Aman

Terjadi lontaran material abu vulkanik setinggi 700 meter di atas puncak kawah. Lontaran abu vulkanik ini pun menghujani sejumlah desa di utara Gunungapi Bromo. Seperti Ngadisari, Ngadirejo, Ngadas dan Wonotoro.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 14 Mar 2019, 18:01 WIB
Diterbitkan 14 Mar 2019, 18:01 WIB
Gunung Bromo di Kabupaten Probolinggo, kembali melontarkan abu vulkanik
Gunung Bromo di Kabupaten Probolinggo, kembali melontarkan abu vulkanik (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Probolinggo - Gunung Bromo di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur kembali melontarkan abu vulkanik pada Kamis (14/3/2019) pagi. Sejumlah desa di Kecamatan Sukapura dilanda hujan abu vulkanik.

Aktivitas kegempaan di Gunung api Bromo terpantau mengalami peningkatan pada Kamis pagi. Asap kawah bertekanan sedang teramati warna coklat dengan intensitas tebal.

Terjadi lontaran material abu vulkanik setinggi 700 meter di atas puncak kawah. Lontaran abu vulkanik ini pun menghujani sejumlah desa di utara Gunung api Bromo. Seperti Ngadisari, Ngadirejo, Ngadas, dan Wonotoro.

"Abu ini terpantau tipis di sejumlah desa. Namun, kami belum mengetahui sejauh mana dampaknya. Ini kami akan naik ke atas untuk mengecek secara pasti dampaknya," kata Camat Sukapura, Yulius Christian.

Selain lontaran abu vulkanik, aktifitas kegempaan juga terekam dengan amplitudo 0,5 – 5 milimeter, dominan 1 milimeter. Tercium bau belerang ringan di sekitar Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Bromo di bukit Mentigen.

Dalam website http://magma.vsi.esdm.go.id, Volcano Observatory Notice for Aviation (VONA) pun menandainya dengan warna oranye. Artinya perlu diwaspadai oleh maskapai penerbangan. Sementara status Gunungapi Bromo dalam level II atau waspada.

Kendati demikian, Yulius menghimbau agar masyarakat maupun wisatawan tidak panik. Masyarakat maupun wisatawan masih bisa menikmati keindahan Bromo, dengan jarak aman 1 kilometer dari puncak kawah.

Wisatawan yang datang, bisa menikmati keindahan kepulan asap Bromo nan eksotik itu, dari bukit Mentigen, maupun puncak Seruni poin. "Di luar itu masyarakat dapat beraktivitas seperti biasa," jelasnya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya