Mahfud Minta Warganet dan Bloger Jangan Menyebar Hoaks Jelang Pilpres

Membuat fitnah, pencemaran nama baik, mencerca pejabat publik dan menyebarkan berita bohong ke media sosial ancaman hukumannya jelas dan tegas, apalagi dengan hadirnya UU ITE.

oleh Ahmad Yusran diperbarui 07 Apr 2019, 01:02 WIB
Diterbitkan 07 Apr 2019, 01:02 WIB
Mahfud MD di Makassar
Mahfud MD di Makassar (Liputan6.com/Ahmad Yusran)

Liputan6.com, Makassar - Warga internet (Netizen) dan komunitas bloger diajak memerangi hoaks jelang pemilihan presiden (Pilpres) 17 April 2019 nanti.

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD menyatakan, maraknya isu negatif dan berujung fitnah jelang gelaran pemilihan presiden (Pilpres) 2019 adalah tindak kejahatan.

"Warga internet dan bloger jangan mudah menyebar informasi yang prematur. Karena hal itu sangat berbahaya dalam berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara," kata Mahfud kepada Liputan6.com di Red Corner Cafe, Jalan Yusuf Daeng Ngawing, Sabtu (6/4/2019) malam.

Mahfud yang juga tokoh Gerakan Suluh Kebangsaan (GSK) menyebut sejumlah pelaku penyebar hoaks belakangan ini sudah diproses hukum sesuai aturan ketentuan yang berlaku.

"Membuat fitnah, pencemaran nama baik, mencerca pejabat publik dan menyebarkan berita bohong ke media sosial ancaman hukumannya jelas dan tegas, apalagi dengan hadirnya UU ITE," jelas Mahfud.

Menurut dia, isi media sosial kini, terutama jelang Pemilu 2019, cukup membuat miris. Bangsa Indonesia rasanya semakin terpolarisasi terhadap pandangan dan pendapat yang tidak rasional.

"Mencium bau dokumen kasus korupsi saja. Saya akan tahu hasilnya seperti apa," jelas Mahfud.

Di tengah meningkatnya penetrasi internet di Indonesia, Mahfud juga menyerukan warganet dan bloger melawan korupsi.

"Internet banyak dimanfaatkan untuk berkomunikasi dan bertransaksi. Tapi jangan takut lawan korupsi karena semua sudah transparan dengan hadirnya internet yang mudah di akses," kata Mahfud.

Warga kota Makassar, Herianto Arruan menyayangkan tingginya potensi internet yang belum sebanding dengan upaya masyarakat untuk memanfaatkan internet dalam berbisnis.

"Warga Makassar masih kebanyakan menjadi konsumen. Padahal penetrasi internet Indonesia naik jadi 56 persen di Januari 2019. Artinya, 56 persen dari total penduduk di Indonesia telah terjangkau oleh internet," kata dia.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya