Ketika Petugas KPPS Pemilu 2019 Bertaruh Nyawa di Distrik Alama Timika

Penjemputan para petugas Pemilu 2019 diiiringi suara tembakan yang terdengar hingga delapan kali.

oleh Katharina Janur diperbarui 19 Apr 2019, 04:00 WIB
Diterbitkan 19 Apr 2019, 04:00 WIB
Helikopter jenis Bell TNI AD
Helikopter jenis Bell TNI AD (Dok : Liputan6.com)

Liputan6.com, Jayapura Heli Penerbad Bell 412/HA-5177, berhasil membawa 28 orang keluar dari Distrik Alama, Kabupaten Mimika, usai pelaksanaan pemilu 2019 di distrik itu.

Ke-28 orang tersebut 6 orang diantaranya adalah penyelenggara pemilu dan sisanya adalah personel TNI/Polri yang bertugas mengawasi jalannya pemungutan suara pada 17 April kemarin.

Komandan Kodim 1710/Mimika, Letkol Inf Pio L. Nainggolan membantah adanya penembakan ke arah helikopter, saat dilakukan penjemputan. Walau begitu, informasi yang diterimanya, terdengar dua kali tembakan dari arah kejauhan.

"Kita bersyukur tak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Kami mendahulukan kesemalatan manusia dan form C1 terlebih dahulu. Sementara logistik pemilu lainnya ditinggal di Distrik Alama," jelas Pio, Kamis (18/4/2019).

Menurutnya, jika nantinya logistik pemilu 2019 yang tertinggal di sana harus diambil, akan dilakukan pengambilan saat waktu yang lebih aman dan kondusif.

Pio menyebutkan untuk hari ini, sejak pukul 06.00 WIT, Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) memang sudah menembaki ke arah petugas pemilu dan anggota keamanan di sana. Kemudian pada pukul 08.00 WIT, saat pesawat perintis Susi Air mendarat di lapangan terbang Distrik Alama, juga terdengar bunyi tembakan.

Lalu, sekitar pukul 14.35 WIT, dua helikopter dikirim ke Distrik Alama untuk menjemput personel dan mendarat di lapangan terbang Distrik Alama.

"Kami melakukan dua kali penerbangan ke Distrik Alama dan petugas keseluruhan berhasil dievakuasi ke Distrik Agimuga yang kebetulan lokasinya lebih kondusif, karena terdapat koramil, polsek dan Pos Yonif 754,” ujarnya.

Saat ini, di Distrik Agimuga masih tersisa 7 personel dari Yon B Brimob Timika, karena dalam penerbangan terakhir heli tak dapat melakukan penerbangan akibat cuaca buruk. "Kami akan melakukan penjemputan esok hari dengan heli Penerbad yang sama," jelasnya.

Komisioner Bawaslu Papua, Ronald Manoach membenarkan kejadian tersebut. Ronald mengatakan informasi yang diterimanya, bunyi tembakan terjadi hingga delapan kali.

Ronald menyebutkan bahwa Distrik Alama merupakan daerah merah akan gangguan keamanan. Pihak ketiga pun tak berani melakukan pengiriman ke lokasi ini.

"Makanya, kami meminta bantuan TNI/Polri, untuk masuk ke daerah sana, sehingga TNI/Polri yang mengambil alih pendistribusian dan penjemputannya,” ujarnya.

Namun, menurut Kapendam XVII Cenderawasih, Kolonel Inf Aidi tak ada penembakan ke arah helikopter. Bahkan, suara tembakan hanya terdengar satu kali dan bunyi ini diragukan, sebab suara heli yang sangat bising.

"Tidak ada penembakan, yang ada pada saat heli pertama berangkat ke Distrik Alama terdengar suara seperti tembakan 1 kali, tapi jarak jauh. Penjemputan personel dan petugas pemilu 2019 di Distrik Alama dilakukan dengan aman dan semuanya telah kembali," ucapnya.

 Simak video berikut ini :

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya