Warga Palembang Raih Penghasilan di Atas Upah Minimum Kota dengan Gojek

Aplikasi Gojek memberikan sumbangsih besar terhadap perekonomian daerah di Palembang.

oleh Nefri Inge diperbarui 11 Mei 2019, 04:00 WIB
Diterbitkan 11 Mei 2019, 04:00 WIB
Melalui Gojek, Warga Palembang Raih Penghasilan di Atas Upah Minimum Kota
Gojek menjadi aplikasi berbasis teknologi online yang mampu meningkatkan perekonomian daerah Palembang (Liputan6.com / Nefri Inge)

Liputan6.com, Palembang - Peluang kerja di perusahaan jasa transportasi online Gojek, digandrungi warga Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel). Bahkan pendapatan para mitra yang bergabung di startup unicorn ini, bisa mencapai lebih dari Upah Minimum Kota (UMK) Palembang.

Dari hasil penelitian Lembaga Demografi (LD) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) di tahun 2018, kontribusi mitra Gojek ke perekonomian di Palembang tahun 2018 mencapai Rp 1,5t.

Menurut Wakil Kepala LD FEB UI Paksi C.K Walandouw, dampak langsung terlihat dari peningkatan sosial ekonomi masyarakat Palembang, termasuk juga perekonomian daerah.

Dari penelitiannya, mitra pengemudi aplikasi Go-Ride menyumbang sebesar Rp 690 miliar, Go-Car di angka Rp 236 miliar dan Unit Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Go-Food sebesar Rp 601 miliar.

“Rata-rata penghasilan mitra Gojek di Kota Palembang, berada di atas rata-rata UMK Palembang 2018 sebesar Rp 2,7 juta. Bahkan mitra Gojek bisa mendapatkan berkali lipat dari UMK Palembang,” katanya saat menggelar Konferensi Pers di Hotel Aston Palembang, Jumat (10/5/2019).

Pendapatan mitra Go-Ride di Palembang lebih tinggi sekitar 1,4 kali lipat dari UMK Palembang 2018 yaitu sekitar Rp 3,9 Juta. Untuk mitra Go-Car di Palembang menjulang di angka sekitar Rp 6,4 Juta.

Untuk pertumbuhan kontribusi mitra UMKM Go-Food, salah satunya disebabkan optimalisasi fitur teknologi Gojek yang semakin gencar. 100 persen mitra UMKM yang bergabung di Go-Food bahkan bisa mengantongi sekitar Rp 7,6 Juta setiap bulannya.

Di mana dari 60 persen UMKM di Palembang, mampu menginvestasikan kembali pendapatannya dari Go-Food untuk mengembangkan usahanya.

“Kontribusi yang semakin besar dari Gojek menunjukkan teknologi mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi . Sebagai pemain utama industri teknologi di Indonesia, Gojek telah menunjukkan kemampuan inovasi teknologinya untuk memperluas peluang penghasilan di daerah,” ujarnya.

Riset LD FEB UI yang kedua kalinya ini, dilakukan di sembilan kota besar di Indonesia. Untuk di Palembang sendiri, hasil riset didapatkan dari 385 responden Go-Ride, 100 responden mitra UMKM Go-Food dan 50 responden dari layanan Go-Car.

 

 

Kontribusi Perekonomian Nasional

Melalui Gojek, Warga Palembang Raih Penghasilan di Atas Upah Minimum Kota
Wakil Kepala LD FEB UI Paksi C.K Walandouw memaparkan tentang peluang penghasilan mitra Gojek (Liputan6.com / Nefri Inge)

Penelitian di Palembang digelar sejak bulan November 2018 hingga Januari 2019, dengan menggunakan metode kuantitatif melalui wawancara tatap muka. Penentuan responden dilakukan, dengan simple random sampling dari database mitra yang aktif selama tiga bulan terakhir. 

Untuk tingkat nasional, kontribusi kemitraan Gojek ke perekonomian nasional di tahun 2018 mencapai Rp 44,2 Triliun.

Angka ini disumbangkan dari mitra Go-Ride sebesar Rp 16,5 triliun, Rp 8,5 triliun dari mitra Go-Car, Rp 1,2 triliun dari mitra Go-Life dan omset mitra UMKM Go-Food sebesar Rp 18 triliun.

Aplikasi berbasis teknologi ini juga sudah mengubah tren kebutuhan masyarakat di Indonesia. Di awal kerjasama, Gojek didominasi mitra yang merupakan pengangguran, ojek pangkalan dan pekerjaan serabutan.

“Sekarang sebagian besar yang bergabung menjadi mitra Gojek adalah karyawan swasta. Ada perubahan kebutuhan, yang sekarang Gojek menjadi pekerjaan utama, bukan lagi part-time,” ungkapnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya