Bak Main Petak Umpet, Petugas BBKSDA Riau Atur Strategi Giring Gajah Liar ke Habitatnya

Proses penggiringan gajah masuk permukiman dan kebun di Indragiri Hulu masih dilakukan BBKSDA Riau. Petugas menggunakan beberapa formasi untuk menghalau gajah liar yang sering menghilang ini.

oleh M Syukur diperbarui 17 Jun 2019, 05:00 WIB
Diterbitkan 17 Jun 2019, 05:00 WIB
Dua gajah latih yang dikerahkan BBKSDA Riau untuk menggiring gajah liar yang masuk pemukiman di Indragiri Hulu.
Dua gajah latih yang dikerahkan BBKSDA Riau untuk menggiring gajah liar yang masuk pemukiman di Indragiri Hulu. (Liputan6.com/Dok BBKSDA Riau/M Syukur)

Liputan6.com, Pekanbaru- Gajah liar yang masuk permukiman dan kebun karet di Kabupaten Indragiri Hulu, Riau, mulai bergerak menuju habitatnya di Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN). Posisi satwa bongsor berbelalai itu disebut sudah mengarah ke hutan tanaman industri yang berbatasan dengan taman dimaksud.

Puluhan petugas Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau dikerahkan untuk menggiring gajah liar ini. Dua gajah latih, Indro dan Rahman, turut membantu dari pagi hingga dini hari mengatasi spesies liarnya tersebut.

Menurut Kepala Bidang I BBKSDA Riau Andri Hansen Siregar, ada beberapa kendala penggiringan gajah liar. Selain hujan deras yang turun pada Sabtu, 15 Juni 2019, kondisi kebun karet tua tempat gajah liar bermalam juga membuat kawanan yang berjumlah enam ekor itu betah.

"Kebun karet tua itu lokasinya sejuk dan ada pakan kesukaannya, selain itu di sana ada juga kubangan tempat yang disenangi gajah untuk berendam," kata Andi, Minggu petang, 16 Juni 2019.

Semak dan rindangnya pohon di kebun tua itu juga membuat petugas beberapa kali kehilangan jejak gajah liar. Hal ini wajar karena petugas harus menjaga jarak aman agar bisa menghindar jika sewaktu-waktu gajah liar mengamuk.

"Ada beberapa kali gajah liar cepat berbelok menghindari petugas. Gajah liar mencari celah supaya tak diikuti petugas pengiring dan gajah latih," sebut Andri.

Di samping itu, enam gajah liar sering terpecah satu sama lainnya. Terkadang sewaktu penggiringan dilakukan, hanya ada dua gajah terpantau sementara lainnya menghilang begitu cepat.

"Dua gajah liar inilah yang terkadang mendekati gajah latih setelah petugas memancing dengan memberi pakan," sebut Andri.

Formasi Sayap Kiri dan Kanan

Gajah latih yang dikerahkan BBKSDA Riau untuk menggiring gajah liar yang masuk pemukiman di Indragiri Hulu
Gajah latih yang dikerahkan BBKSDA Riau untuk menggiring gajah liar yang masuk pemukiman di Indragiri Hulu. (Liputan6.com/Dok BBKSDA Riau/M Syukur)

Selain penggiringan, petugas juga memblokir jalur gajah agar tak kembali mendekati permukiman. Beberapa petugas dan mobil diparkir di lintasan arah permukiman.

Sementara petugas lainnya, di tengah gerimis hujan, selalu mengamati beberapa gajah liar yang terpantau bersama Mahot atau pengendali gajah latih dari WWF dan BBKSDA Riau di TNTN. Metode penggiringan diakui Andri memang berisiko tapi harus dijalankan agar konflik ini segera selesai.

Adapun metode yang digunakan, terang Andri, adalah dengan sergap halau. Petugas membuat formasi satu baris, di mana gajah latih berada di tengah sedangkan petugas berada di sayap kanan dan kiri.

Ada 12 petugas disiagakan di sayap kiri dan 30 orang di sayap kanan gajah latih. Petugas lalu menyisir kebun karet tua yang tidak terawat secara bersamaan.

"Formasi dilakukan satu jam dan 20 menit, formasi ini agak beresiko," tegas Andri.

Formasi ini berhasil menemukan gajah liar berada di sayap kiri, lalu petugas menyergap dan menghalau. Namun pada saat itu, gajah liar berlari mengarah ke permukiman padat, lalu tim sayap kanan segera menghalau sambil mengarahkannya ke jalur yang disiapkan.

"Ketika gajah latih berbelok, gajah liar dengan cepatnya berbelok juga mengambil celah di antara petugas sayap kiri dan masuk ke kebun tua lagi. Di sini petugas sempat kehilangan jejak kembali," terang Andri.

Selanjutnya, pada Sabtu menjelang Magrib, tim mencoba lagi dengan formasi sama tapi tak berhasil. Petugas lalu menempatkan gajah latih ke sisi utara kebun karet tua sebagai pemancing lagi. Banyak pakan disebar di sekitar gajah latih ditambat sebagai umpan.

"Tengah malam ada dua gajah liar mendekat. Berikutnya pada Minggu dini hari, tim secara perlahan mulai bergerak menghalau dari sisi selatan posisi gajah liar yang telah berkumpul bersama gajah latih," terang Andri.

Komunikasi Antar-Gajah

Gajah latih dan gajah liar mencoba berkomunikasi di Kabupaten Indragiri Hulu, Riau.
Gajah latih dan gajah liar mencoba berkomunikasi di Kabupaten Indragiri Hulu, Riau. (Liputan6.com/Dok BBKSDA Riau/M Syukur)

Penggiringan Minggu dini hari ini mulai membuahkan hasil. Kawanan gajah liar mulai bergerak ke arah utara menuju kawasan hutan industri yang berdekatan dengan habitatnya di TNTN.

"Prosesnya masih berlangsung, pemblokiran terus dilakukan agar gajah ini tak kembali lagi," ucap Andri.

Menurut Andri, selama di lokasi sempat beberapa kali gajah liar mendekati dua gajah latih yang dikerahkan petugas. Mendekatnya gajah liar berjenis kelamin jantan merupakan bentuk komunikasi di antara satwa berbadan bongsor itu.

Bentuk komunikasi dilakukan dengan saling membelakangi, di mana gajah liar berusaha mengadu bagian belakangnya dengan bagian belakang gajah latih yang juga berjenis kelamin jantan.

"Namun kalau pola komunikasinya dengan saling berhadapan, itu tidak baik karena keduanya akan bertarung," jelas Andri.

Hanya saja, gajah liar ini masih belum terbiasa dengan kehadiran manusia atau mahot gajah liar. Gajah liar itu selalu menjauh ketika gajah latih lainnya yang ditunggangi mahot mendekat.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya