Banyak Salah Entri, Calon Siswa PPDB Terdeteksi Berdomisili di Samudera Hindia

Ratusan pendaftar calon siswa baru di sejumlah SMP negeri di Tulungagung salah melampirkan data azimuth atau titik ordinat alamat domisili rumah.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Jun 2019, 20:00 WIB
Diterbitkan 20 Jun 2019, 20:00 WIB
Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Tangsel Eror
Orang tua wali murid menulis tanda bukti pendaftaran PPDB di posko SMP 11 di Rawa Buntu, Serpong, Tangsel, Jumat (13/07). Mereka protes karena tidak bisa mengetahui kelanjutan hasil pendaftaran putra-putrinya lewat situs PPDB. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Tulungagung - Proses Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) tidak melulu berjalan mulus. Ratusan pendaftar calon siswa baru di sejumlah SMP negeri di Tulungagung, Jawa Timur, salah melampirkan data azimuth atau titik ordinat alamat domisili rumah. Akibatnya domisili siswa terdeteksi berjarak ribuan kilometer dari rekomendasi sekolah asal. 

Pantauan berdasar data penerimaan siswa baru dari jalur zonasi, beberapa siswa bahkan terdeteksi berdomisli hingga radius 17,8 ribu kilometer.

Siswa atas nama Tio Ahmad Dani asal Desa Punjul, Kecamatan Karangrejo misalnya, terdaftar di SMPN 2 Karangrejo, alamat desa asalnya dengan sekolah harusnya tidak lebih dari dua kilometer. Namun karena salah input data azimuth, siswa ini seolah terdaftar berasal dari luar negeri.

Kepala SMPN 3 Tulungagung Amri mengakui kesalahan data azimuth terjadi di hampir semua sekolah, termasuk di tempatnya mengajar.

Banyak calon siswa dan wali siswa yang membawa surat keterangan domisili dari sekolah asal namun dengan data azimuth yang keliru.

"Akibatnya banyak siswa yang terdeteksi seolah beralamat domisili di ribuan kilometer dari SMPN 3 Tulungagung. Misal ada yang terbaca (data azimuth-nya) berada di Samudera Hindia, Pantai Sine hingga paling jauh di sini 11 ribu kilometer. Kalau di logika saja kan tidak mungkin," kata Kepala SMPN 3 Tulungagung Amri dikutip Antara, Kamis (20/6/2019).

Setelah dibaca dan diteliti oleh tim teknis PPDB daring, kata Amri, diketahui bahwa data ordinat yang dilampirkan sekolah asal dalam surat keterangan domisili siswa keliru.

Kesalahan ini fakta. Sebab menurut Amri, kesalahan menulis angka satu (1) derajat saja dalam ilmu geografi, itu selisih jaraknya mencapai 111 kilometer.

"Untuk itu proses 'entry' (memasukkan data ke sistem tabulasi pendaftaran) sementara kami hentikan dulu. Kami akan cek lagi satu-satu pendaftar yang sudah masuk. Dan yang jaraknya terbaca keliru (azimuth) hingga 11 ribu kilometer, orang tuanya kami panggil untuk diberi kesempatan melakukan perbaikan," katanya.

Di SMPN 3 Tulungagung jumlah kuota penerimaan siswa baru dari jalur zonasi disediakan sebanyak 330 kursi, dari total 352 kursi yang disediakan.

Sisanya kuota sekitar 10 persen dialokasikan untuk pendaftar siswa baru dari jalur prestasi dan mutasi.

Pada hari pertama pendaftaran, jumlah pendaftar PPDB daring sudah mencapai 503 siswa. Jumlah pendaftar terpantau menurun drastis pada hari kedua.

Proses penerimaan berkas pendaftaran masih terus dilayani, namun untuk input atau entri data berkaitan dengan jarak (zonasi) dan pemerataan pendukung lain sementara dihentikan karena panitia masih fokus melakukan verifikasi kesalahan data azimuth para calon peserta didik lain yang sudah masuk pada hari pertama.

"Data entri yang pendaftaran hari pertama saja masih ada sekitar 150-an belum kami masukkan demi memastikan validitas calon siswa yang mendaftar jalur zonasi," kata Amri.

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya