Pendiri Solana Usul Negara Bagian AS yang Jalankan Cadangan Kripto

Salah satu pendiri Solana Anatoly Yakovenko jika cadangan kripto akan ditetapkan, cadangan itu harus didasarkan pada “persyaratan yang dapat diukur secara objektif.

oleh Agustina Melani Diperbarui 09 Mar 2025, 09:00 WIB
Diterbitkan 09 Mar 2025, 09:00 WIB
Pendiri Solana Usul Negara Bagian AS yang Jalankan Cadangan Kripto
Aset digital kripto Solana (SOL). (Foto by AI)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu pendiri Solana Anatoly Yakovenko menentang pembentukan cadangan kripto Amerika Serikat (AS). Ia memperingatkan cadangan kripto dapat membahayakan desentralisasi.

Mengutip Yahoo, ditulis Minggu (9/3/2025), Yakovenko menggungah di platform X dahulu bernama Twitter pada Kamis pekan ini kalau menempatkan cadangan di bawah kendali pemerintah akan menyebabkan desentralisasi "gagal". Ia menekankan preferensinya adalah tidak ada cadangan sama sekali.

Namun, ia mengusulkan alternatif masing-masing negara bagian menjalankan cadangannya sendiri. Hal ini menurut dia dapat berfungsi sebagai lindung nilai terhadap potensi kesalahan langkah bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed).

Yakovenko menuturkan, jika cadangan kripto akan ditetapkan, cadangan itu harus didasarkan pada “persyaratan yang dapat diukur secara objektif”. Kriteria ini bahkan dapat dibuat sedemikian rupa sehingga hanya bitcoin yang akan memenuhi standar, meski Yakovenko bersikeras langkah-langkah ini harus dibenarkan secara rasional. Ia menambahkan, jika target yang jelas ditetapkan, ekosistem Solana akan dapat memenuhinya.

Diskusi tentang cadangan kripto nasional mendapatkan momentum setelah pengumuman Presiden Donald Trump pada 2 Maret kalau ia bermaksud untuk memasukkan beberapa aset digital utama. Di antara token yang disebutkan adalah Bitcoin, Ethereum, XRP, Cardano, dan Solana.

Namun, Yakovenko menegaskan ia tidak terlibat dalam upaya apa pun untuk memasukkan Solana dan membantah anggapan ia atau perwakilan Solana telah menghubungi pemerintah terkait cadangan tersebut.

CEO Ripple Brad Garlinghouse dan Kepala Bagian Hukum Stu Alderoty dilaporkan terlibat dalam diskusi untuk memasukkan Solana ke dalam cadangan, sebuah langkah yang menurut beberapa analis kripto akan memberikan legitimasi lebih pada penyertaan XRP. Namun, Yakovenko menepis anggapan ini, dan mengklarifikasi tidak seorang pun dari Solana yang mengajukan usulan seperti itu.

 

Promosi 1

Peluang Solana

Aset digital kripto Solana (SOL). (Foto by AI)
Aset digital kripto Solana (SOL). (Foto by AI)... Selengkapnya

Polymarket, sebuah platform analitik kripto, memperkirakan peluang Solana untuk dimasukkan ke dalam cadangan sebesar 28%. Sebagai perbandingan, Bitcoin dan Ethereum memiliki probabilitas yang lebih tinggi, masing-masing sebesar 64% dan 42%.

Sementara itu, tokoh lain di dunia kripto telah menyatakan skeptisisme tentang inisiatif tersebut, dengan beberapa mempertanyakan apakah inisiatif tersebut benar-benar akan mendukung desentralisasi. Edward Snowden, whistleblower NSA, sebelumnya menyuarakan kekhawatiran tentang ketergantungan Solana yang besar pada modal ventura, yang menunjukkan hal itu dapat merusak desentralisasi jaringan.

Pengumuman tersebut juga menimbulkan kecurigaan dalam komunitas kripto, terutama di antara para pemimpin proyek seperti Cardano dan Ripple, yang menyangkal mengetahui penyertaan token mereka dalam cadangan sebelum deklarasi Trump. Pendiri Cardano Charles Hoskinson juga secara terbuka menyatakan ia belum dihubungi tentang penyertaan ADA.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Kapitalisasi Pasar Berpotensi Naik

Ilustrasi aset kripto Bitcoin. (Foto By AI)
Ilustrasi aset kripto Bitcoin. (Foto By AI)... Selengkapnya

Sebelumnya, pembuatan cadangan mata uang kripto strategis di Amerika Serikat berpotensi meningkatkan kapitalisasi pasar Bitcoin sekitar 25%. Proyeksi itu dibagikan oleh analis di Sygnum Bank.

Mengutip Cointelegraph, Jumat (7/3/2025) kenaikan 25% ini dapat meningkatkan kapitalisasi pasar Bitcoin hingga USD 460 miliar atau Rp7,5 triliun.

Rencana Presiden AS Donald Trump untuk persediaan kripto nasional, bersama dengan proposal serupa di puluhan negara bagian AS, dapat memicu aksi beli miliaran dolar dengan efek pengganda 20x pada harga Bitcoin, menurut Sygnum, seorang manajer aset kripto.

"Karena pasokan likuid bitcoin sangat kecil, arus masuk yang lebih besar menyebabkan guncangan harga naik,” kata Katalin Tischhauser, kepala penelitian Sygnum.

Tischhauser menambahkan pembelian Bitcoin oleh pemerintah federal AS atau negara bagian “kemungkinan akan memicu gelombang alokasi lain dari investor institusional,” termasuk negara lain.

"Arus modal institusional sudah memberikan efek pengganda pada harga spot BTC, dengan setiap arus masuk bersih senilai USD 1 miliar ke dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) mendorong pergerakan harga sekitar 3-6%," papar Sygnum dalam laporan Crypto Market Outlook 2025.

Pada 2 Maret 2025, Donald Trump mengonfirmasi komitmen untuk menciptakan cadangan kripto AS yang menyimpan Bitcoin, serta altcoin seperti Ether dan Solana.

Pasar kripto melonjak setelah pengumuman Trump, tetapi momentum tersebut tak berlangsung lama di akhir pekan karena kegelisahan ekonomi makro dan perang dagang AS-China.

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)
INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya