Anak Beruang Madu Terjerat Nilon Pemburu Liar

Anak beruang madu itu terjerat tali nilon yang sengaja dipasang para pemburu liar di kawasan hutan Taman Buru Semidang Bukit Kabu.

oleh Yuliardi Hardjo Putro diperbarui 16 Jul 2019, 23:30 WIB
Diterbitkan 16 Jul 2019, 23:30 WIB
Anak Beruang Madu Berhasil Diselamatkan Dari Jerat Pemburu
Seekor anak beruang madu ditemukan terjerat tali nilon yang dipasang pemburu liar di kawasan Taman Buru Semidang Bukit Kabu Seluma Bengkulu. (Liputan6.com/Yuliardi Hardjo)

Liputan6.com, Bengkulu - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Bengkulu berhasil menyelamatkan seekor anak beruang madu (Helarctos malayanus) dari jerat pemburu liar. Anak beruang yang baru berumur enam bulan itu dalam kondisi tidak berdaya terperangkap jerat yang terbuat dari tali nilon.

Koordinator tim evakuasi BKSDA Bengkulu Dr Suharno mengatakan, anak beruang madu itu terjerat tali nilon yang sengaja dipasang para pemburu liar di kawasan hutan Taman Buru Semidang Bukit Kabu tidak jauh dari Desa Puguk Kecamatan Seluma Barat Kabupaten Seluma Bengkulu.

"Kondisinya terluka di beberapa bagian dan kekurangan cairan," ungkap Suharno di Bengkulu Selasa 16 Juli 2019.

BKSDA yang menerima laporan dari masyarakat pada hari Senin kemarin langsung menerjunkan 5 orang tim evakuasi dari satuan Polisi Kehutanan (Polhut) dengan dilengkapi senjata laras panjang dan peralatan evakuasi lapangan. Kondisi anak beruang saat didekati sedang menjerit kesakitan.

Saat itu, induk beruang madu sedang berupaya melepas jerat dan melindungi anaknya. Tim terpaksa menghalau sang induk dengan bebunyian hingga beberapa ratus meter.

"Setelah induknya pergi, kami baru bisa bekerja dan langsung membawanya ke Bengkulu," ujar Suharno.

 

 

 

Anak Beruang Butuh Kasih Sayang

Anak Beruang Madu Berhasil Diselamatkan Dari Jerat Pemburu
Anak beruang madu yang masih lemah butuk penanganan khusus dan kasih sayang. (Liputan6.com/Yuliardi Hardjo)

Anak beruang madu yang berhasil diselamatkan dan di evakuasi Polhut ke kantor Balai KSDA Bengkulu dari Kabupaten Seluma dalam kondisi lemah dan terluka. Beberapa bagian terlihat memar dan lebam.

Koordinator tim kesehatan BKSDA Bengkulu Drh Erni Suyanti atau akrab disapa Dokter Yanti mengatakan, ada pembengkakan pada tangan sebelah kanan dan kekurangan cairan. Kondisi ini yang membuat sang anak beruang madu menjadi lemas.

"Kita upayakan dengan tindakan medis semaksimal mungkin, dia butuh kasih sayang," tegas Yanti.

Pihaknya memberikan asupan makanan yang disesuaikan dengan kondisi di kawasan Taman Buru Semidang Bukit Kabu. Diantaranya memberikan buah Nangka dan Mangga. Anak beruang juga disuapi minuman ber-ion untuk mengembalikan kondisi fisiknya.

"Tadi malam dia sudah bisa tidur nyenyak," lanjut Yanti.

Untuk melindungi dari kondisi cuaca yang sangat terik, anak beruang madu lucu dan imut ini dimasukkan ke dalam kandang berukuran 1x3 meter dan dilindungi dengan jaring terpal berwarna hitam.

 

Akan Dikembalikan Ke Habitatnya

Anak Beruang Madu Berhasil Diselamatkan Dari Jerat Pemburu
Anak beruang madu yang masih lemah akan dikembalikan ke habitatnya di Taman Buru Semidang Bukit Kabu jika sudah pulih (Liputan6.com/Yuliardi Hardjo)

Upaya pemulihan kondisi fisik dan mental anak beruang madu oleh tim BKSDA Provinsi Bengkulu akan dilakukan secara cermat dan hati-hati. Kondisi anak beruang madu yang sangat sensitif terhadap cuaca dan bebunyian ini diperkirakan memakan waktu sedikit lama.

Menurut Dokter Yanti, jika kondisinya sudah benar-benar pulih, mereka akan mengembalikan anak beruang madu ini ke habitatnya di Taman Buru Semidang Bukit Kabupaten Seluma. Sebab, usia yang masih muda belum genap satu tahun itu sangat memerlukan perlindungan dari induknya.

"Akan dikembalikan jika sudah pulih betul," ungkap Yanti.

Pihaknya berharap kepada masyarakat khususnya yang tinggal di sekitar habitat beruang madu untuk terus menjalin komunikasi dengan BKSDA melalui polisi kehutanan. Khususnya jika menemukan para pemburu liar dan hewan yang terkena jerat atau alat tangkap lain di lapangan.

"Jumlahnya semakin sedikit, yuk kerjasama melindunginya dari kepunahan," kata Drh Erni Suyanti

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya