Korban Tewas Gempa Halmahera Bertambah Jadi 8 Orang

Korban meninggal karena tak mendapatkan perawatan medis di tenda pengungsian.

oleh Hairil Hiar diperbarui 20 Jul 2019, 18:48 WIB
Diterbitkan 20 Jul 2019, 18:48 WIB
Korban tewas gempa Halmahera bertambah
Suasana rumah duka almarhumah Bainur Safar, korban gempa Halmahera. (Liputan6.com/Hairil Hiar)

Liputan6.com, Halmahera - Korban meninggal dunia, pasca gempa magnitudo 7,2 yang berpusat di Gane, Halmahera Selatan terus bertambah.

Memasuki pekan kedua pascagempa yang terjadi Minggu (14/7/2019), jumlah korban jiwa mencapai 8 orang. Tiga nama terbaru korban meninggal adalah, Idrus Amin (45) warga Gane Luar, Kecamatan Gane Timur Selatan, Bainur Safar (63) warga Desa Tomara, Bacan Timur Tengah, dan Dasrah Umar (48), warga Desa Cango, Kecamatan Kecamatan Gane Barat, Kabupaten Halmahera Selatan.

Kepala Desa Cango, Kecamatan Gane Barat, Idhar Kifli menceritakan korban meninggal karena tak mendapatkan perawatan medis di tenda pengungsian.

"Ketiganya sekarat di tenda pengungsian dan tak ada petugas medis. Tidak ada riwayat sakit yang dideritanya. Mereka sakit saat mengungsi di tenda darurat," katanya, Jumat malam (19/7/2019).

Anggota DPRD Halmahera Selatan, Idrus Assagaf saat melakukan kunjungan di Desa Gane Luar, menginformasikan hal serupa.

Almarhum Idrus Amin meninggal karena kesakitan. Sakit yang dideritanya karena tertimpa balok rumah disertai beton saat gempa.

Sementara, korban tewas karena gempa juga menimpa keluarga Safar di Desa Tomara, Kecamatan Bacan Timur Selatan. Korban meninggal pada Kamis (17/7/2019) dinihari.

"Sebelum meninggal, mama so (sudah) sakit stroke. Namun saat gempa itu mama dibawa lari ke tenda dan dirawat di sana. Karena sakit yang diderita mama so berat, sehingga mama pulang (meninggal),” kata Nurgaya Djalil, menantu almarhumah saat disambangi Liputan6.com di rumah duka, Jumat siang.

Nurgaya menceritakan, saat ibunya dibawa lari ke tenda pengungsian menggunakan gerobak kayu. Selama di tenda pengungsian, ibunya dirawat menggunakan obat kampung berbahan daun dan batang pohon di hutan.

"Setelah dua hari di tenda pengungsian, petugas medis dari petugas Dinas Kesehatan Kabupaten Halmahera Selatan baru tiba di lokasi," jelas Nurgaya.

Jenazah ketiga korban gempabumi Halmahera sudah dimakamkan sebelum shalat Jumat dan Sabtu pagi. Selain ketiga korban tewas, lima korban lainnya yakni Aswar Mukmat (20) asal Desa Gane Dalam, Sagaf Girato (50) asal Desa Yomen, Aina Amin (50) asal Desa Gane Luar, Wiji Siang (60) asal Desa Gane Luar, dan Saima Mustafa (90) asal Desa Nyonyifi yang juga meninggal di tenda pengungsian.

Anak-anak Mulai Sakit

Anak-anak di tenda pengungsian gempa Halmahera
Anak-anak di tenda pengungsian gempa Halmahera. (Liputan6.com/Hairil Hiar)

Idhar Kifli, Kepala Desa Cango menambahkan, selain korban meninggal karena minimnya penanganan medis, kini penyakit mulai menyerang anak-anak korban gempa yang berada di tenda pengungsian.

"Anak-anak banyak yang menderita panas tinggi dan diare. Anak saya yang kecil juga ikut sakit demam," kata Idhar.

Ia berharap, ada bantuan petugas dan relawan medis untuk dikirim ke lokasi pengungsian. Sebab hingga saat ini belum ada petugas medis yang berada di tenda pengungsian.

"Desa kami hanya ada satu bidan yang bertugas, begitu pun dengan desa yang lain di sekitar sini belum ada petugas medis," katanya.

Secara terpisah, salah satu tenaga medis yang ditemui Liputan6.com di Desa Kampung Makean, Pulau Bacan menyebutkan, keinginan para medis membantu korban gempa di daratan Gane, terkendala transportasi.

Perempuan 26 tahun yang enggan menyebutkan namanya ini berharap ada bantuan transportasi, agar ia dan teman para medis lainnya dapat menolong warga di Gane.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya