Liputan6.com, Gorontalo - Kemarau yang melanda Provinsi Gorontalo sejak akhir Mei 2019 membuat Danau Limboto mengering. Danau yang tadinya indah itu mengering sepanjang 200 - 300 meter dari bibir danau.
Pantauan Liputan6.com, keringnya Danau Limboto ditandai munculnya pulau-pulau kecil yang berada di tengah danau. Hal ini membuat sejumlah nelayan yang biasanya mencari ikan, kini mulai beralih profesi menjadi petani, penambang pasir, dan bahkan ada yang banting stir jadi kuli bangunan.
Baca Juga
Meski demikian, sebagian nelayan ada yang masih bertahan dan pasrah dengan keadaan, sembari menunggu musim kemarau berakhir.
Advertisement
"Kami terpaksa harus berkerja di luar, minimal bisa menopang kebutuhan hidup. Karena kalau berharap di danau yang kian hari makin kering, mau makan apa anak-anak kita," ungkap Djafar Roli, seorang nelayan Danau Limboto kepada Liputan6.com, Rabu (14/8/2019).
Jika dirinya memaksa tetap mencari ikan, kata Djafar, pasti hasilnya hanya sedikit, apalagi ada kemungkinan perahu akan kandas di tengah danau.
"Saat ini kami sudah mencoba untuk turun mencari ikan, namun hasinya nihil, bahkan ikan yang menjadi buruan kami itu bahkan sulit untuk ditemukan yang kami temukan malah kesulitan ketika perahu kami kandas akibat dangkalnya danau," tutur Djafar.
Simak juga video pilihan berikut ini:
Matinya Ikan-Ikan Kecil
Tak hanya itu, kerinya danau yang terbesar di Gorontalo ini juga membuat sejumlah penghuni danau mati, termasuk ikan-ikan kecil.
"Kalau begitu terus biota yang merupakan penghuni asli danau tersebut akan hilang," ungkap Ridwan Abdullah, nelayan lainya.
Ridwan berharap, keringnya Danau Limboto mendapat perhatian dari pemerintah Gorontalo.
"Minimal pemerintah bisa mencarikan solusi, maka ketika hal ini tidak ada solusi, umurDanau Limboto diprediksikan akan lenyap dan kasihan ribuan nelayan yang sumber penghidupanya hanya bergantung pada mencari ikan, itu pasti akan keilangan pekerjaan," katanya menambahkan.
Advertisement