Liputan6.com, Ponorogo - Klampis Ireng bukan nama yang asing lagi di telinga warga Ponorogo. Lokasi keramat itu kerap menjadi tempat orang meminta rezeki dan jabatan.
Lokasinya mudah dijangkau, berada di areal persawahan empat desa, yaitu Desa Gandukepuh, Desa Sragi, Desa Paju, dan Desa Brotonegaran.
Ketika memasuki lokasi Klampis Ireng terdapat banyak pohon yang menambah suasana asri dan sejuk, gerbang depan terdapat dua patung semar bercat hitam yang menyambut kedatangan pengunjung, juga tembok yang mengelilingi kawasan. Ada plang bertuliskan 'Petilasan Eyang Ismoyo'.
Advertisement
Masuk ke dalam, ada jalan selebar 1 meter dengan panjang 15 meter menuju tengah lokasi. Di tengah ada sebuah gazebo berbentuk lingkaran serta sebuah tabung yang diyakini sebagai bekas tempat tumbuhnya pohon Klampis.
"Kalau yang tengah itu ada pohon Klampis Ireng. Pohonnya besar sampai menjulang tinggi," kata sesepuh lokasi setempat, Syamsi (84) kepada Liputan6.com, Senin (9/9/2019).
Baca Juga
Syamsi mengatakan, yang datang ke petilasan itu bukan hanya warga bumi reog, tapi juga dari luar Pulau Jawa.
"Banyak warga dari luar Ponorogo. Papua ada, Sumatera ada, Sulawesi ada," jelasnya.
Dia mengatakan, kebanyakan yang datang melakukan pertapaan. Tujuannya mengeluarkan mereka dari permasalahan yang dihadapi.
"Ya ada yang punya utang. Ke sini gitu bertapa berhari-hari. Entah melakukan ritual apa. Terus balik. Tapi hasilnya saya ndak tahu," katanya.
Tidak hanya warga biasa, kata dia, ada pejabat yang juga datang ke Klampis Ireng. Menurutnya, mereka meminta jabatan yang lebih tinggi atau kenaikan pangkat.
Bahkan, kata dia, bupati-bupati Ponorogo juga datang. Menurut penuturan Syamsi, ada dua bupati yang ke Klampis Ireng, yaitu Bupati Ponorogo Markum Singodimejo, Bupati yang menjabat dari 1994 hingga 2004 itu setiap hari mengunjungi Klampis Ireng.
"Kalau pak Markum itu setiap hari ke Klampis Ireng. Hampir setiap malam," jelasnya.
Apalagi, kata dia, sebelum pembangunan Gedung Sasana Krida Praja, membuka Jalan Baru, membuat GOR Singodimejo dan membuat patung-patung singa serta reog yang kini jadi ikonik Kabupaten Ponorogo, dirinya selalu minta izin.
"Pak Markum minta izin. Dan sampai sekarang bangunan-bangunannya masih berdiri kokoh," katanya.
Sementara, untuk Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni baru dua kali ke sini. Dia mengatakan untuk Bupati Ipong membuat Klampis Ireng yang sudah terkenal dibangunkan pagar supaya lebih rapi, nanti juga jalannya akan dipaving.
Simak juga video pilihan berikut ini:
Kerajaan Gaib
Ki Purbo Sasongko, orang ''pintar' di desa itu mengatakan, Klampis Ireng merupakan kerajaan gaib, Patung Semar yang diletakkan di depan gerbang merupakan simbol keberadaan Kyai Semar di lokasi.
"Kalau bertapa di sini pusaran energinya kuat dan bagus, apalagi lokasi ini juga tertua di Ponorogo dibandingkan Wengker," katanya.
Disinggung soal rumor banyaknya orang hilang di lokasi tersebut, Purbo mengatakan hal tersebut karena banyak pengunjung berniat tidak baik saat datang.
"Ada juga yang bilang orang dari luar kota niatnya ke sini, sama keluarga dicari nggak ada. Pernah kejadian," paparnya.
Kepada Liputan6.com, beberapa orang dari luar kota yang mengunjungi petilasan tersebut memang mengaku ingin keluar dari persoalan hidup yang membelit. Orang-orang dari Banten, Lampung, dan Banyuwangi itu bahkan rela meningap berhari-hari di tempat tersbeut.
"Saya di sini sudah 3 hari, ya bantu bersih-bersih lokasi," pungkas warga Banyuwangi yang enggan menyebutkan namanya.
Advertisement