Berguru ke New York, Polda Bali Tingkatkan Kewaspadaan Penggunaan Drone

Di Kota New York dilarang untuk menerbangkan drone, kecuali NYPD. Itu pun digunakan untuk kegiatan kepolisian, seperti pemantauan barang berbahaya.

oleh Dewi Divianta diperbarui 16 Sep 2019, 17:00 WIB
Diterbitkan 16 Sep 2019, 17:00 WIB
Polda Bali jalin kerja sama dengan polisi New York
Kapolda Bali, Irjen Pol Petrus Reinhard Golose (kiri) bersama Commander of International Laisson Program, Lt John Miedreich (Liputan6.com/Dewi Divianta)

Liputan6.com, Denpasar - Kepolisian Daerah (Polda) Bali menjalin kerja sama dengan New York Police Departement (NYPD). Kapolda Bali, Irjen Pol Petrus Reinhard Golose mewakili Polri memenuhi undangan dari Intelligence Bureau New York Police Departement terkait sharing intelligence information dan combating crimes di Kantor The High Intensity Drug Trafficking Areas (HIDTA) NYPD.

Kapolda Bali menjelaskan, kerja sama di bidang intelejen ini amat penting dilakukan untuk mengetahui perkembangan informasi di kedua negara terkait aksi kejahatan maupun situasi yang terjadi sekarang ini. "Tentu hal ini sejalan dengan program pemerintah untuk mewujudkan 'SDM Unggul Indonesia Maju'," kata Golose, Minggu, 15 September 2019.

Tiba di HIDTA NYPD, jenderal lulusan Akpol tahun 1988 ini berkesempatan meninjau Operation Desk-Command Center. Ruangan ini diisi oleh para analis yang bekerja selama 24 jam. Selain menerima berbagai macam data, petugas yang bekerja di Operation Desk-Command Center juga mengontrol aktivitas di Kota New York, termasuk memantau aktivitas di cyber space.

Commander of International Laisson Program, Lt John Miedreich menyampaikan bahwa jumlah anggota Kepolisian New York sebanyak 36 ribu personel. Dari 36 ribu itu, ada 21.500 personel memiliki kemampuan bahasa selain Bahasa Inggris dan juga memiliki pengetahuan geografis dan budaya dari masing-masing negara asalnya.

Kemudian Lt John Miedreich memaparkan perkembangan Cyber Crime di New York, seperti cyber undercover operation dan social media platform. Bahkan, Kapolda Bali juga mendapat penjelasan terkait penanganan terhadap ancaman drones, terutama mengenai Evolving and Revolving Weapons Remote Pilot Aircraft.

Kapolda Bali mengatakan, semakin berkembangnya pola komunikasi menggunakan media sosial platform, maka diperlukan peningkatan kemampuan dalam penguasaan platform-platform tersebut. Ia juga menjelaskan bahwa ada banyak jenis platform di New York, mulai dari yang sangat terkenal hingga yang sangat sulit untuk ditelusuri intelejen.

Kemudian terkait dengan ancaman drone, pihak NYPD menjelaskan tentang timeline penggunaan drone, keunggulan drone, keunggulan strategi drone, dan ancaman drone saat digunakan oleh pelaku kejahatan.

"Di Kota New York dilarang untuk menerbangkan drone, kecuali NYPD. Itu pun digunakan untuk kegiatan kepolisian, seperti pemantauan barang berbahaya. Ini merupakan hal yang menarik dan menjadi perhatian kita karena akhir-akhir ini drone telah digunakan oleh para pelaku kejahatan untuk melakukan aksi kejahatan, seperti terorisme. Teroris menggunakan drone untuk melakukan pengeboman," kata Kapolda Bali.

Dalam pertemuan tersebut kedua belah pihak menyatakan perlunya peningkatan kerja sama dalam menghadapi isu-isu transnational and organized crime yang semakin hari semakin meningkat modus operandinya. Para pelaku kejahatan memanfaatkan teknologi informasi, sehingga mereka dapat beraksi tanpa mengenal batas-batas wilayah.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya