Ketika Jokowi Tarik Urat dalam Rapat Penanganan Kabut Asap di Riau

Presiden Joko Widodo menyebut kabut asap kebakaran lahan dan hutan terjadi karena kelalaian semua pihak dalam pencegahan.

oleh Syukur diperbarui 17 Sep 2019, 13:00 WIB
Diterbitkan 17 Sep 2019, 13:00 WIB
Presiden Joko Widodo didampingi Gubernur Riau Syamsuar ketika mendarat di Pekanbaru untuk memantau Karhutla dan kabut asap.
Presiden Joko Widodo didampingi Gubernur Riau Syamsuar ketika mendarat di Pekanbaru untuk memantau Karhutla dan kabut asap. (Liputan6.com/Istimewa/M Syukur)

Liputan6.com, Pekanbaru - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menggelar rapat tertutup penanganan kabut asap hasil kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Novotel, Jalan Riau, Pekanbaru.

Rapat kabut asap pada Senin malam (16/9/2019), diikuti sejumlah menteri, kepala daerah, Panglima TNI, dan Kapolri beserta jajaran di Riau.

Dalam rapat ini, Jokowi tidak ingin laporan panjang, baik itu dari Gubernur Riau Syamsuar ataupun peserta rapat lainnya. Menurut Jokowi, seharusnya rapat seperti ini tidak perlu jika pencegahan Karhutla berjalan baik.

"Laporan singkat saja karena tahu setiap tahun, seharusnya tidak perlu yang namanya rapat ini. Otomatis menjelang, yang namanya menjelang musim kemarau, semuanya sudah siap. Tapi ini lalai lagi sehingga asapnya menjadi membesar," tegas Jokowi dalam pembukaan rapat itu.

Mengawali rapat, Jokowi mengingat rapat pada 15 Juli 2019 yang dihadiri kepala daerah, Pangdam, Danrem, Kapolda hingga Kapolres. Kala itu, Jokowi membahas pencegahan Karhutla mutlak harus dilakukan.

"Karena kalau sudah terjadi kebakaran, apalagi di lahan gambut, bertahun-tahun sudah mengalami, sangat sulit menyelesaikan," sebut Jokowi.

Jokowi menerangkan, gubernur punya perangkat sampai ke bawah. Begitu juga dengan bupati dan wali kota, Pangdam, Danrem, Dandim, Danramil hingga Babinsa.

Demikian halnya Kapolda, Kapolres, Kapolsek hingga Bhabinkamtibmas. Belum lagi BNPB dan jajaran hingga perangkat kehutanan untuk mencegah Karhutla Riau.

"Kita memiliki semuanya, tapi perangkat ini tidak diaktifkan secara baik. Kalau infrastruktur ini diaktifkan baik, saya yakin yang namanya satu titik api pasti terpantau baik sebelum menjadi ratusan titik," tegas Jokowi.

"Sudah diingatkan berkali-kali, yang kita hadapi ini gambut, kalau terbakar gambut, satu juta liter air pun dijatuhkan sulit dipadamkan," tambah Jokowi.

Hujan Buatan

Petugas memadamkan kebakaran lahan di Pelalawan agar tidak meluas dan menimbulkan bencana kabut asap.
Petugas memadamkan kebakaran lahan di Pelalawan agar tidak meluas dan menimbulkan bencana kabut asap. (Liputan6.com/M Syukur)

Di samping itu, Jokowi menyebut sudah memerintah Panglima TNI Hadi Tjahjanto dan Kepala BNPB Letjen Doni Monardo untuk membuat hujan buatan. Perintah ini masih berlangsung hingga kabut asap tuntas.

Kedepannya, Jokowi memerintahkan skala pembuatan hujan buatan atau dikenal teknologi modifikasi cuaca dengan menyemai garam di awan dilakukan dalam jumlah besar.

"Pasukan sudah diperintahkan ditambah hari Jum'at kemarin untuk memadamkan kebakaran," ucap Jokowi.

Menurut Jokowi, semua upaya mengatasi Karhutla dan kabut asap itu tidak akan berhasil kalau Pemerintah Provinsi Riau tidak mendukung.

"Pengalaman sebelumnya seperti itu. Kuncinya sekali lagi adalah pencegahan," jelas Jokowi.

Hingga kini, Jokowi menyebut Karhutla Riau sudah membakar puluhan ribu hektare lahan. Diapun mengingatkan hal ini agar tidak menggangu penerbangan karena bisa berimbas pada ekonomi dan pertumbuhan ekonomi Riau.

Berikutnya, Jokowi meminta kepada penegak hukim bertindak tegas. Tidak hanya kepada perorangan tapi juga kepada perusahaan.

"Dan lakukan pencegahan agar tidak merembet ke lokasi lain, baik di hutan dan gambut, apalagi ke pemukiman," kata Jokowi.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya