Liputan6.com, Purwokerto - Setiap orang memiliki ketakutannya masing-masing. Ada yang takut dengan benda mati, ada pula yang takut dengan makhluk hidup. Khusus makhluk hidup, ular menjadi satu di antara sekian banyak satwa yang paling ditakuti. Bisa karena takut dengan gigitan beracunnya, bisa juga karena sekadar geli dengan tubuh hewan melata ini.
Namun, perlukah ketakutan itu dibiarkan mengendap dalam alam bawah sadar untuk seumur hidup kita. Atau sebaliknya, mengendalikan rasa takut itu dan mencapai hidup yang lebih berkualitas.
Advertisement
Baca Juga
Untuk urusan ular, Iin Ayu (55) ahlinya. Ibu tiga orang anak ini sudah puluhan tahun menekuni dunia reptil, khususnya ular. Di garasi rumahnya, ratusan ular ia pelihara, mulai dari ular air pemangsa ikan sampai king kobra yang memangsa sesama ular.
"Sudah sayang. Rasanya ada yang kurang kalau di rumah tidak ada king kobra," kata Iin yang sempat memiliki 10 ekor king kobra di rumahnya.
Setelah menghabiskan masa muda dengan menekuni hobi memelihara ular, Iin kini sadar sudah tak muda lagi. Seiring usia yang makin bertambah, Iin tahu betul ia tak segesit dahulu. Ia pun mengurangi intensitas kontak dengan ular-ular berbahaya seperti king kobra atau viper.
"Sekarang saya sudah nenek-nenek, sudah tidah cekatan lagi, tidak segesit dulu. Karena pegang kobra harus sigap, harus cekatan," kata nenek satu cucu itu.
Â
Seluk-beluk Ular Kobra
Kini Iin aktif di komunitas pencinta reptil Banyumas Wong Reptil (Bawor) Purwokerto. Di komunitas ini, ia lebih banyak berbagi pengetahuan tentang ular dengan masyarakat luas.
Ia sering memenuhi undangan dari sekolah untuk menyampaikan berbagai hal tentang ular. Di hadapan banyak siswa, Iin memperkenalkan berbagai jenis ular.
Ular yang dibawa ke sekolah adalah ular-ular yang tidak berbahaya dan memiliki motif juga warna yang unik. Ia berharap, dengan dikenalkan sejak dini, anak-anak memiliki kenangan yang positif terhadap ular.
"Jadi besok kalau sudah besar tidak takut ular, dan bisa menjaga kelestariannya," ujar dia.
Iin juga menjelaskan mana jenis ular yang berbisa dan mana yang tidak. Sebab, kata dia, banyak yang tidak tahu bahwa ada berbagai jenis ular di sekitar kita. "Kami mengedukasi agar masyarakat tahu dan bisa menjaga diri," kata Iin.
Iin dan rekan-rekannya di komunitas juga menyampaikan tindakan-tindakan apa yang harus dilakukan ketika ada ular yang masuk ke rumah. Ia mengatakan, ular menyukai tempat-tempat yang lembab seperti tumpukan barang bekas atau di bawah pot.
"Ular juga tidak suka aroma wewangian, seperti kamper atau kapur barus. Jadi tips biar aman bisa taburkan kapur barus di sudut-sudut rumah," ujar dia.
Â
Advertisement
Tips Aman Bertemu Kobra
Sementara itu Ratno, anggota komunitas Bawor juga berbagi tips aman jika bertemu ular kobra. Ia menyarankan agar tidak membuat gerakan yang memicu kepanikan ular. Sebab, kobra yang sensitif dengan gerakkan bisa berubah agresif ketika merasa terancam.
Selain bersikap tenang, ia menyarankan jangan sekali-kali mencoba menangkap ular berbisa dengan tangan kosong. Jika ingin menyingkirkan ular, lakukan dengan menggunakan bilah kayu atau bambu.
"Kalau bukan profesional, jangan sekali-kali memagang kobra dengan tangan kosong, bisa fatal akibatnya," kata dia.
Namun, jika tanpa sengaja tergigit ular berbisa, upayakan hindari banyak bergerak agar racun tidak cepat menyebar. Ia mengatakan untuk pertolongan pertama bisa menggunakan imobilisasi untuk memastikan tubuh tak banyak bergerak.
"Setelah itu segera bawa ke rumah sakit terdekat, jika terlambat nyawa menjadi taruhannya," ujar Ratno.
Â
Simak video pilihan berikut ini: