Hantu-Hantu Tanah Sunda, Jurig Jarian hingga Lulun Samak

Cerita hantu yang dikenal di wilayah Tanah Sunda mulai dari penampakan sampai dengan bentuknya cukup variatif.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 11 Jan 2020, 18:00 WIB
Diterbitkan 11 Jan 2020, 18:00 WIB
Ilustrasi hantu
Ilustrasi (iStock)

Liputan6.com, Bandung - Setiap daerah di Indonesia memiliki versinya sendiri tentang cerita hantu. Mulai dari makhluk menyeramkan hingga bentuknya yang tak masuk akal.

Tidak terkecuali di Jawa Barat. Cerita hantu yang dikenal di wilayah ini mulai dari penampakan sampai dengan bentuknya cukup variatif. Bahkan cerita hantu masih terus berkembang meskipun sudah ada penjelasan ilmiah.

Namun cerita hantu bukan hanya soal kisah menyeramkan. Peneliti permainan tradisional yang juga pendiri Komunitas Hong, Zaini Alif menjabarkan banyak makna mendalam di balik cerita hantu.

Hal itu dia ungkapkan melalui penelitian terhadap jenis hantu yang banyak dikenal warga Jawa Barat. Zaini mengatakan, dalam penelitiannya ada sekitar 300 jenis hantu yang sudah teridentifikasi.

"Sejak 2016 diteliti sampai sekarang ini sudah ada kurang lebih 300 jenis jurig (hantu). Yang menarik, hantu-hantu ini tidak endemik, setiap wilayah berbeda-beda," kata Zaini berbincang dengan Liputan6.com pada Kamis (9/1/2020).

Zaini mengaku penelitian ini bukan untuk melegitimasi keberadaan makhluk gaib atau mencari sensasi. Namun rasa penasaran terhadap hal-hal gaib perlu diteliti karena ada banyak kearifan lokal yang terkait dengan cerita hantu dari sebuah tempat atau peristiwa.

Jenis hantu yang dikumpulkan Zaini umumnya berasal dari cerita anak. Misalnya jurig jarian, hantu asal tanah Sunda yang dipercaya sebagai penghuni tempat sampah di sekitar pemukiman warga. Jurig jarian ini digunakan para orang tua untuk melarang anak-anaknya bermain di tempat sampah karena dikhawatirkan terkena pecahan kaca dan kotor.

Selain jurig jarian, ada juga hantu sandekala yang berarti larangan terhadap anak-anak agar tidak bermain terlalu sore karena akan gelap sehingga para bocah diminta untuk kembali ke rumah.

Hantu lainnya misalnya lulun samak. Dalam konsep orang tua zaman dulu, lulun samak digambarkan sebagai hantu yang menampakkan diri dengan muncul tikar di atas sungai atau danau. Namun, pemaknaan terhadap hantu jenis ini adalah agar anak-anak tidak terlalu lama mandi di sungai karena dikhawatirkan tergulung pusaran air.

"Jadi sebenarnya cerita hantu yang berkembang ini ada juga yang bermaksud agar manusia menjaga alam," ujar Zaini.

Dosen di Jurusan FSRD Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung ini juga melihat jenis hantu di setiap wilayah berbeda-beda.

"Ternyata hantu itu tidak endemik. Misalnya konsep jurig bakekok hanya di Sumedang yang tidak ada di daerah lain. Konsep hantu ini sendiri katanya bisa sambil melepas kepalanya untuk membuat orang takut. Dimaksudkan agar orang tidak keluar malam," ucapnya.

Segera Dibukukan

Zaini Alif
Peneliti permainan tradisional sekaligus Komunitas Hong, Zaini Alif. (Liputan6.com/Huyogo Simbolon)

Zaini mengaku ratusan jenis hantu yang telah diteliti ini akan segera dibukukan. Penelitian ini melibatkan sekitar 40 mahasiswa ISBI Bandung. Nantinya dalam buku tersebut akan dilengkapi dengan berbagai keterangan asal-usul, makna, hingga sketsa masing-masing hantu.

Selama melakukan penelitian, pendekatan studi yang dilakukan yaitu etnografi. Adapun para mahasiswanya yang terlibat melakukan survei, observasi, wawancara dan pengumpulan data.

"Misalkan ada hantu yang didasari fenomena atau berdasarkan peristiwa, mahasiswa yang sekalian pulang kampung itu mewawancara orang yang dituakan di tempat itu," ujarnya.

Penyusunan buku yang dinamai Ghostpedia ini baru rampung 60 persen. Ada beberapa hal yang harus didalami karena selain mengandalkan cerita, penelitian ini juga menggunakan pendekatan terhadap buku-buku lama terkait hantu.

"(Ghostpedia) ini dibuat agar masyarakat memahami lagi maksud dari konten, makna dan penjelasan di balik hantu. Ada nilai-nilai yang harus kita pahami lagi, tetapi bukan berarti untuk menakut-nakuti," kata Zaini.

Melalui Ghostpedia, Zaini berharap konten-konten kearifan lokal dapat menjembatani pengetahuan yang ada saat ini agar dimanfaatkan untuk keperluan yang baik.

"Kebanyakan orang menganggap ini adalah hal biasa saja, tapi kadang dari hal biasa itu ada yang luar biasa kan? Dari sini ingin mengungkap bahwa ada cara-cara yang dilakukan orang dulu untuk mengingatkan anak-anak," ucapnya.

Simak video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya