Cara Unik Emak-Emak Korban Banjir di Bekasi Keringkan Baju

Emak-emak korban banjir di Bekasi mengeluarkan berbagai cara agar barang-barang yang terkena banjir bisa cepat kering.

diperbarui 15 Jan 2020, 22:00 WIB
Diterbitkan 15 Jan 2020, 22:00 WIB
Bahaya Baju Baru yang Dipakai Tanpa Dicuci Dahulu
Ilustrasi penjemuran baju. (dok.

Bekasi - Usai banjir pada malam tahun baru 2020 lalu, warga Bekasi sibuk membenahi rumahnya yang kebanjiran. Tak terkecuali para ibu rumah tangga yang kelimpungan karena baju anak dan suami mereka ikut kebasahan, apalagi lengkap dengan lumpur yang menempel.

Salah satunya Annisa, ibu rumah tangga di Perumahan Kampung Cerewed, Bekasi Timur. Niat hati ingin membayar jasa binatu, ia justru mengerjakan semua pekerjaan tersebut sendirian. Pasalnya, hampir semua jasa binatu sudah penuh.

"Laundry di mana-mana penuh udah enggak terima baju kotor lagi. Mau gak mau ya kerjain sendiri, untung mesin cuci aman," katanya, seperti dikutip Ayobandung.

Ibu dua anak itu pun mencari cara agar pekerjaan cuci mencuci ini cepat selesai. Annisa memanfaatkan kecanggihan teknologi belanja online untuk bergerilya mencari alat yang bisa memudahkan pekerjaan rumah tangga.

"Saya beli mesin lemari pengering baju sama setrika steamer biar baju pada cepet kering dan enggak repot-repot banget nyetrikanya," ujarnya.

Cara lain ditempuh Hanni, ibu rumah tangga di Margahayu, Bekasi Timur. Untuk merapikan baju-baju keluarga yang kebanjiran, ia memilih membeli banyak gantungan baju dan menambah alat jemuran di rumah.

"Jemuran ditambah tuh pakai tambang juga, beli baru juga. Jadi, yang pada kebasahan langsung jemur, semprotin deterjen, terus jemur aja sampai kering," katanya.

Lantaran cuaca Bekasi lebih sering mendung belakangan ini, Hanni mengeluhkan cucian yang sangat lama kering. Alhasil, ia pun mengerahkan banyak peralatan untuk menyiasati hal itu. Mulai dari pengering rambut, penghangat ruangan, hingga kipas angin.

"Kipas angin dipasang sampai tiga biar cepet. Terus yang basahnya enggak terlalu, dipakein hairdryer (pengering rambut)," ujarnya.

Seorang pekerja di tempat jasa binatu, Eka, mengaku kewalahan menerima baju-baju kotor warga yang mengalami kebanjiran. Dalam sehari, ia bahkan bisa mencuci dan menyetrika hingga ratusan baju. Itu pun sudah dibantu dengan pekerja lain.

"Waduh udah numpuk banget deh makanya enggak nerima lagi. Tunggu yang ini pada kelar dulu baru kita open (buka) lagi," katanya.

 

Baca berita menarik ayobandung lainnya.

 

Akhmad Mundzirul Awwal/PNJ.

Simak Video Pilihan Berikut:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya