Thermal Scanner di Palembang Deteksi Masuknya Virus Corona

Bandara dan pelabuhan di Palembang dan Kabupaten OKI Sumsel dipasang thermal scanner dan thermometer infrared untuk mendeteksi awal masuknya virus corona penyebab Pneumonia dan SARS.

oleh Nefri Inge diperbarui 23 Jan 2020, 16:27 WIB
Diterbitkan 23 Jan 2020, 16:27 WIB
Thermal Scanner di Palembang Deteksi Masuknya Wabah Pneumonia dan Sars
Bandara Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang Sumsel (Dok. Instagram @palembangairport / Nefri Inge)

Liputan6.com, Palembang - Virus corona yang menyebabkan Pnemonia dan Sars yang sedang mewabah di Tiongkok, turut diantisipasi oleh petugas bandara pesawat dan pelabuhan di Sumatera Selatan (Sumsel), khususnya di Kota Palembang.

Seperti di Bandara Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang, semakin memperketat pintu kedatangan internasional. Untuk mendeteksi masuknya virus corona, petugas memasang alat thermal scanner dan thermometer infrared.

Hal yang sama juga dilakukan di Pelabuhan Boom Baru Palembang dan Pelabuhan Sungai Lumpur, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) Sumsel.

General Manager Bandara SMB II Palembang Fahroji mengatakan, pihak bandara sudah berkoordinasi dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Palembang, terkait isu wabah virus corona tersebut.

"Di Bandara Udara Internasional SMB II Palembang, kita sudah memasang thermal scanner di pintu kedatangan internasional bandara. Koordinasi juga KKP terkait isu ini dan antisipasi masukknya wabah ini, kita maksimalkan untuk dideteksi sejak dini melalui alat ini," katanya, Rabu (22/1/2020).

Alat thermal scanner ini berfungsi untuk mendeteksi suhu tubuh para penumpang, yang datang dari luar negeri. Jika suhu tubuh penumpang dideteksi melebihi manusia normal, maka akan bisa diketahui.

Dia menjelaskan, alat thermal scanner ini sistemnya tracking, bukan mendeteksi per satu penumpang.

Alat thermal scanner ini nantinya menembak secara computerized dan langsung di-tracking. Sehingga muncul di komputer terkait suhu tubuh para penumpang.

Namun hingga saat ini, belum ditemukan ada penumpang dari luar negeri yang terdeteksi pneumonia dan sars di Bandara Udara Internasional SMB II Palembang.

"Informasi KKP di lapangan, belum ada yang terdeteksi, jika nantinya ada yang terdeteksi maka KKP akan melakukan upaya isolasi dan diperiksa lebih lanjut," ujarnya.

Kepala KKP Palembang, Amelia mengungkapkan, thermal scanner sudah dipasang di setiap bandara, termasuk di Bandara SMB II Palembang sesuai aturan. Karena bandara terbesar di Sumsel ini, selalu menerima kedatangan penumpang dari Singapure dan Malaysia.

"Dengan adanya isu ini, kita mengaktifkan lagi pemeriksaan kesehatan penumpang. Kita menggunakan thermal scanner untuk mendeteksi apakah ada traveller dari luar negeri yang tertular penyakit tersebut," ucapnya.

Meski belum ditemukan adanya kasus tersebut di Palembang, tetapi KKP Palembang melakukan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang ada.

Menurutnya, ini sesuai dengan Undang-Undang (UU) yang berlaku, baik pesawat udara maupun kapal laut dari luar negeri.

Jika ada penumpang yang terdeteksi mengalami demam, petugas harus langsung melakukan isolasi dan akan diperiksa lebih lanjut.

"Kami akan tetapkan apakah penumpang masuk kriteria suspek atau bukan. Jika bukan, akan kami pulangkan. Namun, jika terdeteksi maka akan kami kirim ke Rumah Sakit Muhammad Hoesin (RSMH) Palembang sebagai rumah sakit rujukan untuk penyakit menular," ujarnya.

Untuk masuk dalam kriteria suspek, tidak hanya didasari dari demam, tetapi juga dari gejala batuk, pilek, dan sesak nafas.

 

Thermometer Infrared

Thermal Scanner di Palembang Deteksi Masuknya Wabah Pneumonia dan Sars
Salah satu alat berat di Pelabuhan Boom Baru Palembang Sumsel (Liputan6.com / Nefri Inge)

"Yang harus dipahami masyarakat, pendeteksian di bandara atau di pintu masuk tidak cukup di situ. Karena orang yang tertular membutuhkan masa inkubasi sehingga terkena penyakit. Penyakit ini dari manusia ke manusia, menular. Masa inkubasi penyakit ini 2-14 hari baru diketahui," ucapnya.

Karena itu, KKP hanya bisa mendeteksi di bandara sementara untuk mereka yang sudah melewati pintu kedatangan harus dipantau oleh dinas kesehatan masing-masing di daerah.

Pemantauan sendiri harus dilakukan hingga 14 hari, usai melalui pintu kedatangan internasional. Besar kemungkinan penumpang yang terkena virus, bisa tidak terdeteksi di bandara tapi setelah tiba di daerah.

Meski tidak ada yang terdeteksi selama tahun 2020, namun pada 2019 ada beberapa penumpang yang dideteksi thermal scanner. Namun usai diperiksa, tidak ada satu pun yang terkena suspek, melainkan penyakit lain.

"Ada dua pelabuhan internasional, pelabuhan Boom Baru Palembang dan pelabuhan Sungai Lumpur OKI. Sepanjang tahun 2020 ini terhitung dari 1-21 Januari sudah ada 105 awak kapal kita periksa kesehatannya. Ini prosedurnya, bukan mereka turun ke pelabuhan tapi kita yang naik ke kapal untuk memeriksa satu per satu awak kapal," katanya.

Dari 105 awak kapal itu, tidak ada satu pun yang terdeteksi penyakit menular itu. Namun, buka hanya awak kapal yang diperiksa, kapal dan bawaan penyakit dari luar negeri di dalam kapal pun diperiksa. KKP Palembang pun memiliki 50 unit thermometer infrared yang selalu dibawa petugas.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya