Heboh Warga Indramayu Terinfeksi Virus Corona, Ini Penjelasan Dinkes

Kabar tidak benar soal sebaran virus Corona di Pantura Jawa Barat meresahkan masyarakat terutama yang berada di Kabupaten Indramayu

oleh Panji Prayitno diperbarui 31 Jan 2020, 07:29 WIB
Diterbitkan 31 Jan 2020, 07:29 WIB
Heboh Warga Indramayu Terinfeksi Virus Corona, Ini Penjelasan Dinkes
Penampakan RSUD Indramayu yang sempat ramai karena beredar isu pasien terinfeksi corona dirawat di ruang isolasi. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Liputan6.com, Indramayu - Fenomena sebaran wabah virus Corona menjadi perhatian dunia termasuk Indonesia. Tak sedikit oknum memanfaatkan momen tersebut dengan menyebarkan informasi yang malah tidak benar.

Seperti yang terjadi di Kabupaten Indramayu Jawa Barat. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Indramayu memastikan informasi warganya yang terkena virus corona tersebut adalah tidak benar.

"Pasien atas nama J ini bukan terkena Corona tapi TBC Sequele dengan infeksi sekunder (bronchopneumonia),'' sebut Deden, Kamis (30/1/2020).

Deden mengimbau masyarakat tidak panik dan tetap menjaga pola hidup bersih dan sehat.

Isu mengenai pasien Corona di Kabupaten Indramayu itu sebelumnya beredar di media sosial maupun pesan di grup WhatsApp.

Bahkan ramai menjadi perbincangan di sosial media Facebook. Dari informasi yang dihimpun, tersebar lembaran surat rujukan dokter ke RSUD Indramayu lantaran pasien J terinfeksi Corona dan dirawat di ruang isolasi.

"Informasi tersebut sangat menimbulkan keresahan masyarakat. Saya bantah langsung bahwa pasien J bukan terinfeksi Corona," tegas dia.

Namun demikian, Deden mengaku pasien J (68) asal Desa Kiajaran Kulon, Kecamatan Lohbener, Kabupaten Indramayu pernah datang ke dokter dengan keluhan batuk dan sesak.

Ruang Isolasi

Heboh Warga Indramayu Terinfeksi Virus Corona, Ini Penjelasan Dinkes
Penampakan RSUD Indramayu yang sempat ramai karena beredar isu pasien terinfeksi corona dirawat di ruang isolasi. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Dokter kemudian mendiagnosa pasien itu menderita radang paru- paru basah, infeksi pada paru-paru bagian bawah.Namun, untuk memutuskan status pasien suspek Corona harus mengacu pada kriteria yang ditetapkan Kementerian Kesehatan.

Yakni, pasien mengalami demam, batuk, disertai sesak dengan infeksi paru bagian bawah, dan pernah bepergian ke Cina atau kontak dengan penderita Corona dalam waktu 14 hari sebelumnya.

''Nah pasien J ini tidak masuk dalam kriteria itu karena dia tidak pernah bepergian ke Cina ataupun kontak dengan penderita Corona dalam waktu 14 hari sebelumnya,'' terang Deden.

Deden menjelaskan, pasien J dirawat di ruang isolasi RSUD Indramayu karena hasil diagnosa penyakit TBC yang juga menular dan berbahaya.

''Ruang isolasi itu bukan hanya untuk kasus Corona. Kita isolasi pasien J karena TBC yang juga sama-sama rentan menularkan ke orang lain dan bahaya,'' sebut Deden.

Dia mengimbau kepada masyarakat Kabupaten Indramayu untuk tetap tenang dan tidak panik menghadapi isu terkait virus Corona.

Dia juga meminta masyarakat selalu menerapkan pola hidup bersih dan sehat setiap hari agar terhindar dari berbagai penyakit.

"Jangan mudah percaya informasi yang beredar di sosial media terkait Corona. Masyarakat juga sudah melek digital jadi saya harap bisa bijak bersosial media," kata dia.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya