Polemik Evakuasi WNI dari Wuhan ke Natuna, Ini Kata Warga Batam

Skenario evakuasi dan karantina di Natuna yang dilakukan pemerintah menuai pro-kontra.

oleh Ajang Nurdin diperbarui 01 Feb 2020, 18:39 WIB
Diterbitkan 01 Feb 2020, 18:39 WIB
Situasi Wuhan Saat Diisolasi Akibat Virus Corona
Pekerja menyemprot tempat sampah di luar Stasiun Kereta Api Hankou yang ditutup di Wuhan, Provinsi Hubei, China, Kamis (23/1/2020). Pemerintah China mengisolasi Kota Wuhan yang berpenduduk sekitar 11 juta jiwa untuk menahan penyebaran virus corona. (Chinatopix via AP)

Liputan6.com, Batam - Sebanyak 250 kurang lebih WNI dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China akan dievakuasi Sabtu (1/2/2020) hari ini. Skenario evakuasi disebutkan yakni menggunakan Maskapai Batik Air Nomor A330 keberangkatan Soekarno-Hatta ke Wuhan, dan akan kembali ke Indonesia melalui Bandara Internasional Hang Nadim, Batam, dimana proses karantina WNI tersebut yakni di wilayah Natuna.

Namun skenario evakuasi dan karantina di Natuna yang dilakukan pemerintah menuai pro-kontra.

Ajeng, alumni mahasiswa Universitas Putra Batam (UPB) yang kini bekerja di salah satu perusahaan swasta di kota Batam mengatakan, tidak ada masalah dengan skenario ini.

Menurut Ajeng, ini bukan persoalan setuju atau tidak setuju lagi, tapi ia lebih menitikberatkan pada persoalan kesiapan pemerintah kota Batam atau Natuna.

"Kalau menurutku ya, ini bukan persoalan setuju atau gak setuju lagi. Tapi masalah kesiapan menghadapi masalah ini. Di satu sisi mereka juga manusia dan saudara kita ya masa iya mau diasingkan," kata Ajeng kepada Liputan6.com, Sabtu (1/2/2020).

Ia mengaku sedih melihat aksi penolakan sebagian warga. Sebab, kata dia, WNI yang dievakuasi adalah bagian dari anak bangsa.

"Mereka bagian dari kita. Gimana coba kalau mereka yang menolak itu ada diposisi mereka yang di Wuhan sana," ujar dia.

Sementara itu, Kemal, salah seorang pekerja bank di Kota Batam mengatakan, dirinya malah tidak keberatan jika proses karantina dilakukan di Batam. Terlebih soal kesiapan infrastruktur.

"Lebih setuju jika penempatannya di Batam. Saya simpati dengan korban atau yang terdampak," ujar dia.

Flavia Donella, salah seorang mahasiswa mengatakan, kesiapan medis di Batam dan Natuna adalah hal yang lebih utama dari pada narasi setuju dan tidak setuju ini.

"Kalau memang ini instruksi pemerintah pusat, masa iya mereka nggak ada pertimbangan ataupun rencana yang matang," ungkapnya.

Ia menambahkan, sebaiknya warga di Natuna dan Batam lebih menitikberatkan pada kesadaran diri untuk tetap hidup bersih dan antisipasi dini dengan memakai masker jika keluar rumah.

"Kalo aku sih jaga-jaga aja. Pake masker kemana-mana. Percaya aja deh sama pemerintah," tutupnya.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya