Nasib Buaya Berkalung Ban Usai Sayembara Penyelamatannya Dihentikan

Sebelum resmi menghentikan sayembara penyelamayan buaya berkalung ban yang sempat dibuka sejak 28 Januari tersebut, pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak KLHK khusus membahas sayembara itu.

oleh Heri Susanto diperbarui 03 Feb 2020, 13:00 WIB
Diterbitkan 03 Feb 2020, 13:00 WIB
BKSDA Hentikan Sayembara Buaya Terjerat Ban di Sungai Palu, Mengapa?
Buaya berkalung ban di Sungai Palu. (Liputan6.com/Heri Susanto)

Liputan6.com, Palu - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Tengah, resmi menghentikan sayembara penyelamatan buaya berkalung ban di Sungai Palu. Upaya penyelamatan usai penghentian sayembara segera dilakukan petugas ahli dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Kepala BKSDA Sulteng, Hasmuni Hasmar mengungkapkan, sebelum resmi menghentikan sayembara yang sempat dibuka sejak 28 Januari tersebut, pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak KLHK khusus membahas sayembara itu.

Hasilnya, Kementerian LHK di Jakarta memutuskan akan membantu upaya penyelamatan buaya berkalung ban oleh BKSDA Sulteng dengan mengirim petugas dan tenaga ahli. Tenaga ahli yang disiapkan KLHK itu, Hasmuni menjelaskan, bahkan berasal BKSDA dari semua provinsi di Indonesia.

Rencananya, Selasa (4/2/2020) nanti para petugas yang diutus itu akan tiba di Kota Palu untuk membahas strategi penyelamatan buaya Sungai Palu dari jerat ban yang sedang menjadi perhatian publik itu.

"Benar, sayembara telah kami tutup. Ada petugas KLHK dan tim ahli lengkap dengan peralatan yang akan membantu kami ( BKSDA Sulteng) untuk menyelamatkan buaya berkalung ban itu," ungkap Hasmuni kepada Liputan6.com, Minggu (2/2/2020), malam.

 

Penampakan Buaya

Buaya berkalung ban memakan ayam yang diberikan warga di Tepi Sungai Palu pada Desember 2019 lalu. (Foto: Liputan6.com/Heri Susanto)
Buaya berkalung ban memakan ayam yang diberikan warga di Tepi Sungai Palu pada Desember 2019 lalu. (Foto: Liputan6.com/Heri Susanto)

Penghentian sayembara tersebut, Hasmuni melanjutkan, juga agar tidak terjadi salah penanganan oleh pihak-pihak yang tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan penyelamatan satwa yang dikhawatirkan justru akan memperburuk kondisi si buaya.

"Sejak awal sayembara itu untuk orang ahli, bukan sembarang. Tapi kami tidak akan menyerah, akan kami tuntaskan penyelamatan kali ini," tegas Hasmuni.

Sementara itu, langkah penghentian sayembara itu menurut Koordinator Pecinta Reptil Kota Palu, Gunawan, sebagai langkah tepat demi keamanan si buaya dan warga. Dia juga berharap upaya BKSDA kali ini akan berhasil mengakhiri derita jerat ban di leher buaya tersebut.

"Memang lebih baik itu (penyelamatan buaya) dilakukan oleh ahli sebab meski kelihatan tidak agresif, buaya tetaplah hewan buas yang punya potensi membahayakan," Kata Gunawan.

Pantauan Liputan6.com di Sungai Palu sendiri tepatnya di jalan I Gusti Ngurah Rai pada Minggu sore (2/2/2020), buaya yang diperkirakan berusia 9 tahun dengan panjang hampir 5 meter itu menampakkan diri tengah berjemur.

Kemunculannya membuat warga berkumpul untuk menyaksikan dari dekat, namun si buaya berkalung ban yang viral itu langsung kembali ke dalam air. Selain buaya berkalung ban, di lokasi yang sama juga ada buaya lain berukuruan sekitar 2 meter yang juga menampakkan diri.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya