Jogja Fashion Week 2020 Bukan Sekadar Drama Pertunjukan, Mengapa?

Jogja Fashion Week (JFW) akan kembali diadakan pada 19 sampai 23 Agustus 2020 di Jogja Expo Center (JEC) Yogyakarta.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 08 Feb 2020, 07:00 WIB
Diterbitkan 08 Feb 2020, 07:00 WIB
JFW 2020
Mini fashion show menandai diluncurkannya Jogja Fashion Week (JFW) 2020. (Liputan6.com/ Switzy Sabandar)

Liputan6.com, Yogyakarta - Ajang fashion bergengsi nasional kembali diadakan di Yogyakarta. Jogja Fashion Week (JFW) akan kembali diadakan pada 19 sampai 23 Agustus 2020 di Jogja Expo Center (JEC) Yogyakarta.

Sekitar 105 desainer akan terlibat dalam JFW yang penyelenggaraannya sudah memasuki tahun ke-15 ini. JFW 2020 didukung Kementerian Perdagangan RI, Kementerian Perindustrian RI, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Kementerian Koperasi dan UKM RI, dan Dewan Kerajinan Nasional.

PT Aira Mitra Media bersama Rumah Pentas Yogyakarta dipercaya Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY untuk menyelenggarakan JFW 2020. Simfoni Mutumanikam menjadi tema besar perhelatan fesyen ini.

"Mutumanikam itu untaian permata, sedangkan Simfoni Mutumanikam ini sebagai analogi desainer adalah permata yang menciptakan busana, yang melalui karya-karyanya menyatukan bangsa," ujar Tosa Santosa, pemimpin Rumah Pentas Yogyakarta, dalam peluncuran JFW 2020 di JEC Yogyakarta, Rabu (5/2/2020).

Mini fashion show menandai diluncurkannya Jogja Fashion Week (JFW) 2020. (Liputan6.com/ Switzy Sabandar)

Tosa menuturkan perhelatan JFW bukan sekadar drama pertunjukan. Kegiatan ini harus berakhir dengan transaksi. Para desainer bisa bertemu dan berbicara bisnis melalui beragam rangkaian acara JFW 2020.

Selain peragaan busana atau fashion runaway, JFW 2020 juga akan diisi dengan pameran produk fesyen dan unggulan daerah yang difasilitasi 250 booth, temu bisnis, lomba desain busana, lomba modeling, fotografi, serta karnaval.

Kepala Disperindag DIY, Aris Riyanta, menaruh harapan besar terhadap JFW 2020 sebagai salah satu cara meningkatkan nilai tambah produk mode di Yogyakarta.

"Produk fashion di Yogyakarta tertinggi nilai ekspornya, peran desainer adalah memberi nilai tambah dalam olahan tekstil," ucapnya.

Ia berharap JFW yang bertahan belasan tahun ini bisa menjadikan Yogyakarta sebagai pusat fesyen di Indonesia.

 

Simak video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya