Museum Tanah dan Pertanian, Kolaborasi Apik Perpusnas dan Kementan

Perpustakaan Nasional RI menjalin kesepakatan bersama Kementerian Pertanian (Kementan) menghasilkan museum berbasis perpustakaan.

oleh Liputan Enam diperbarui 04 Mar 2020, 15:07 WIB
Diterbitkan 04 Mar 2020, 15:07 WIB
Kembangkan Perpustakaan Perpusnas Jalin Kesepakatan bersama dengan Kementan
Kembangkan Perpustakaan Perpusnas Jalin Kesepakatan bersama dengan Kementan

Liputan6.com, Bogor - Perpustakaan Nasional RI menjalin kesepakatan bersama dengan Kementerian Pertanian (Kementan) tentang pengembangan, pemanfaatan, dan optimalisasi perpustakaan di lingkungan Kementan.

Penandatanganan kesepakatan bersama dilakukan Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando dengan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, di sela-sela peluncuran Museum Tanah dan Pertanian, Jalan Ir Juanda No 98, Bogor, pada Selasa (3/3/2020).

Muhammad Syarif Bando mengatakan, jalinan kerja sama ini bertujuan mensinergikan program dan kegiatan antara Perpusnas dan Kementan. Selanjutnya, hal ini diharapkan meningkatkan efektifitas fungsi dan peran kedua instansi dalam pemanfaatan dan pengembangan di lingkungan Kementan.

Kesepakatan bersama meliputi tujuh ruang lingkup, yakni pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di bidang pusdokinfo, melalui pengembangan pangkalan data Katalog Induk Nasional, otomasi perpustakaan, serta perluasan jejaring nasional perpustakaan repositori digital yang tergabung ke dalam Indonesia OneSearch (IOS).

Kemudian pengembangan SDM dan TIK di bidang perpustakaan dan kepustakawanan, pengembangan dan pemanfaatan bersama koleksi perpustakaan serta dukungan pengembangan pendidikan dan pelatihan dalam bidang perpustakaan dan kepustakawanan.

"Selain itu, penghimpunan dan pelestarian Karya Cetak dan Karya Rekam (KCKR), penguatan program perpustakaan berbasis inklusi sosial, dan kerja sama lain yang disepakati kedua pihak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan Kesepakatan bersama berlaku dalam jangka waktu tiga tahun sejak tanggal ditandatangani." jelas Syarif Bando.

Simak Video Piihan Berikut:

Akreditasi A

Sementara itu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyatakan museum dan perpustakaan adalah paradoks yang dibutuhkan oleh Indonesia. Gabungan antara museum dan perpustakaan, bisa menjadi agenda intelektual baru dalam kehidupan.

"Saya merasa ini kurnia luar biasa karena menyaksikan sebuah museum dan sebuah perpustakaan, ini menjadi paradoks dalam pikiran saya. Museum menandakan sesuatu yang lama, tetapi perpustakaan selalu menembus ke depan," katanya di Museum Tanah dan Pertanian, Jalan Ir. H. Juanda No. 98, Bogor, Jawa Barat, pada Selasa (3/3/2020).

Museum disebut menggambarkan kejayaan Indonesia di masa lampau yang memiliki daya tarik tinggi untuk masyarakat, baik di dalam maupun luar negeri. Perpustakaan, menjadi penanda bahwa agenda perjalanan esok hari tidak meninggalkan masa kemarin.

Melalui museum, menurut Menteri Syahrul Yasin Limpo, dirinya meyakini bahwa pertanian Indonesia akan semakin lebih maju, mandiri, dan modern. Sementara perpustakaan yang modern erat kaitannya dengan proses literasi. Menteri Syahrul berharap, Perpustakaan Nasional bisa menghubungkan Pustaka Kementan dengan perpustakaan dunia, misalnya Perpustakaan Leiden di Belanda.

"Bicara modern, bicara literasi. Bicara literasi, bicara kapasitas. Bicara kapasitas, bicara kekuatan," urainya.

Dia berharap kehadiran Museum Tanah dan Pertanian dengan perpustakaan dapat menjadikan pertanian Indonesia menghasilkan produk unggul dan bisa mandiri.

"Perpustakaan sudah menembus bentuk-bentuk industri 4.0 yang ada, saya berharap anak-anak bisa membedakan mengolah pertanian secara tradisional dan bioteknologi," pungkasnya.

Dalam rangkain acara itu, Kepala Perpusnas juga menyerahkan sertifikat akreditasi untuk Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (Pustaka).

Pustaka Kementan meraih akreditasi A berdasarkan hasil penilaian tim asesor Lembaga Akreditasi Perpustakaan, bentukan Perpustakaan Nasional RI. Selain meraih akreditasi A, Pustaka Kementan meraih predikat terbaik untuk perpustakaan khusus.

(Akhmad Mundzirul Awwal/PNJ)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya