Pertengahan Ramadan yang Indah dengan Supermoon Terakhir di Langit Kota Palu

Hari ke-15 Ramadan diwarnai dengan munculnya fenomena alam nan cantik di langit Kota Palu. Supermoon terakhir pada tahun 2020 itu muncul sempurna jelang subuh dengan cincin yang mengelilinginya.

oleh Heri Susanto diperbarui 08 Mei 2020, 04:48 WIB
Diterbitkan 08 Mei 2020, 04:41 WIB
penampakan supermoon
Penampakan supermoon terakhir di tahun 2020 yang tampak terlihat langit Kota Palu, Jumat (8/5/2020). (Foto: Liputan6.com/ Heri Susanto).

Liputan6.com, Palu - Hari ke-15 Ramadan diwarnai dengan munculnya fenomena alam nan cantik di langit Kota Palu, Supermoon terakhir di tahun 2020 itu muncul sempurna jelang subuh dengan cincin yang mengelilinginya.

Supermoon atau purnama parige yang disebut merupakan fenomena bulan terakhir pada tahun 2020 itu teramati jelas di langit Kota Palu saat Jumat (8/5/2020) dini hari sekitar pukul 02.00 Wita. Bulan yang bulat sempurna itu tampak di dalam lingkaran serupa cincin yang menyala. Saat itu bulan sedang berada dekat dengan bumi sehingga mudah bagi mata menikmatinya.

Berdasarkan rilis BMKG sebenarnya fenomena itu muncul sejak Kamis malam (7/5/2020), hanya saja di Kota Palu saat itu awan masih menutupi bulan sehingga baru tampak saat dini hari jelang sahur.

Pemandangan langit itu membuat beberapa orang yang menyaksikannya takjub. Betapa tidak, fenomena itu baru bisa disaksikan lagi pada tahun 2021 nanti. Terlebih supermoon ketiga di tahun 2020 tersebut hadir saat setengah perjalanan bulan Ramadan, hari ke-15, yang bagi kaum muslim adalah saat-saat yang penting.

"Indah sekali. Bulan terang sekali. Senang bisa lihat, apalagi ini hari ke-15 Ramadan," ungkap takjub seorang warga Kelurahan Nunu, Kota Palu, Hariyanti yang menyaksikan fenomena itu dari depan rumahnya, Jumat (8/5/2020).

Saksikan video pilihan berikut ini:

Berdampak pada Tinggi Air Laut

ombak di Teluk Palu
Ombak yang menerjang tepi Teluk Palu ketika terjadi pasang laut saat cuaca buruk, Sabtu (14/3/2020) . (Foto: Liputan6.com/ Heri Susanto).

Sementara itu, pihak Stasiun Geofisika Palu melalui Kasi Observasi, Bambang Haryono, menjelaskan bahwa fenomena tersebut juga berdampak pada naiknya air laut. Kondisi itu terjadi dua kali.

"Kondisi itu terjadi saat bulan baru dan saat purnama," kata Bambang, Jumat (8/5/2020).

Kondisi tersebut normal terjadi karena aktivitas bulan. Tidak hanya karena purnama, juga umun karena gerhana bulan yang memengaruhi gravitasi.

"Purnama itu juga mengakibatkan gravitasi bulan menarik bumi lebih kuat. Ini juga membuat air laut sedikit menggembung dan jadilah pasang naik," lanjut Bambang.

Hingga Jumat pukul 04.30 Wita fenomena bulan terakhir di tahun 2020 tersebut masih tampak di langit Kota Palu. Sebelumnya dua supermoon juga terjadi pada 10 Maret dan 8 April yang menjadi "puncak" supermoon tahun 2020 dengan ukuran jari-jari bulan lebih besar daripada dua supermoon lainnya itu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya