Akademisi: 350 Ribu Orang Berpotensi Terpapar Covid-19 di Sumbar

Dari 19 kabupaten dan kota di Sumatera Barat, tersisa tiga daerah yang masih bertahan dari penyebaran pandemi, yakni Kota Solok, Sawahlunto, dan Kabupaten Sijunjung.

oleh Novia Harlina diperbarui 09 Mei 2020, 19:00 WIB
Diterbitkan 09 Mei 2020, 19:00 WIB
Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas, Defriman Djafri.
Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas, Defriman Djafri.

Liputan6.com, Padang - Hingga 8 Mei 2020, jumlah pasien positif virus corona Covid-19 di Sumatera Barat terus meningkat menjadi 270 kasus dengan 17 kematian dan 46 lainnya dinyatakan sembuh.

Dari 19 kabupaten dan kota di Sumatera Barat, tersisa tiga daerah yang masih bertahan dari pandemi, yakni Kota Solok, Sawahlunto, dan Kabupaten Sijunjung.

Melihat perkembangan ini, Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas, Defriman Djafri memprediksi 350 ribu orang berpotensi terpapar virus corona di Sumbar.

Defriman yang juga menjadi tim penanganan virus Corona Covid-19 di Sumbar itu menyebut, ia dan timnya sudah membuat berbagai macam pemodelan untuk memprediksi hal ini.

"Seperti apa pun pemodelan yang dibuat, tentu banyak hal yang tidak terprediksi di lapangan," katanya, kepada Liputan6.com.

Sederhananya, di Pasar Raya Padang awalnya terdapat satu orang pedagang yang positif dan lalu menyebar menjadi puluhan. Kemudian saat ini, sebanyak 1.000 orang pedagang Pasar Raya Padang akan diambil sampel swab untuk tes laboratorium.

"Bayangkan berapa banyak pasar di Sumbar, sehingga ini perlu diantisipasi sedini mungkin," ujarnya.

Ia menyebut pemodelan yang dibuatnya tidak memastikan berapa jumlah pasien saat puncak pandemi di Sumbar, yang diperkirakan terjadi pada akhir Mei.

Namun, prediksi tersebut adalah sebagai bahan acuan atau semacam 'alarm' kepada pemerintah agar lebih tanggap menangani pandemi ini.

"Amerika juga banyak sekali membuat pemodelan prediksi penyebaran virus corona, namun akhirnya tetap keteteran," jelasnya.

Menurutnya perilaku masyarakat akan menjadikan penentu terhadap penyebarannya, karena garda terdepan dalam memutus mata rantai virus corona.

"Bagaimana masyarakat menerapkan perilaku jaga jarak, memakai masker, dan mengurangi aktivitas di luar rumah menjadi kuncinya," Defriman menambahkan.

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya