Liputan6.com, Medan - Lonjakan kasus pasien positif terinfeksi virus Corona COVID-19 terjadi di Provinsi Sumatera Utara (Sumut). Bahkan tertinggi sejak virus ini pertama kali terdeteksi di Sumut pertengahan Maret 2020.
Juru Bicara (Jubir) Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi Sumut, Whiko Irwan mengatakan, ada penambahan sebanyak 22 kasus positif pada Sabtu, 9 Mei 2020 dibandingkan hari sebelumnya.
"Sehingga total saat ini ada 179 kasus positif di Sumut," kata Whiko, Minggu (10/5/2020).
Advertisement
Baca Juga
Lonjakan kasus positif COVID-19 di Sumut terjadi karena berkurangnya kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan.
Sebab saat ini jalanan semakin ramai, orang-orang kembali berkumpul, bahkan tidak sedikit yang tidak menggunakan masker.
"Kedisiplinan yang menurun tampaknya berimbas langsung kepada jumlah pasien positif di Sumut. Kami minta masyarakat lebih waspada lagi," sebutnya.
Tidak hanya kasus positif COVID-19 yang bertambah di Sumut, angka kematian juga meningkat. Hingga saat ini total yang meninggal dunia 21 orang, bertambah 5 orang. Angka kematian ini juga cukup tinggi, sedangkan yang sembuh tetap di angka 48 kasus dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) 158 kasus.
"Semua harus gunakan masker, patuhi protokol kesehatan," ujarnya.
**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.
Saksikan juga video pilihan berikut ini:
Kembali Terinfeksi COVID-19
Diungkapkan Whiko, di Sumut ada satu pasien yang sudah dinyatakan positif dan kembali terinfeksi COVID-19. Pasien tersebut adalah ajudan Wakil Gubernur Sumut, Musa Rajeckshah, atas nama Ori Kurniawan.
Kasus terinfeksi kembali dialami Ori merupakan yang ketiga di Indonesia setelah kasus Blitar dan mantan Putri Pariwisata Indonesia 2008, Albertina Fransisca Mailoa.
"Ini terjadi karena seseorang yang kembali positif COVID-19 tidak membentuk antibody spesifik, sehingga kembali terinfeksi," ungkapnya.
Advertisement
Tidak Ada Gejala Serius
Ori melaksanakan karantina mandiri setelah dinyatakan sembuh pada 6 April 2020.
Dua minggu kemudian hasil tes swab-nya kembali positif COVID-19. Bahkan tidak mengalami gejala-gejala serius seperti saat dia terinfeksi pertama kali.
"Hanya merasa flu di tiga hari awal sebelum dirujuk ke RS Adam Malik. Sekarang saya tidak merasa sakit," kata Ori melalui video call dengan Whiko.
Diakui Ori, saat ini yang menjadi tantangan terberat adalah tingkat stres, karena sudah lebih satu bulan harus menjalani isolasi, baik mandiri maupun di rumah sakit. Berkat dukungan keluarga dan teman-teman, Ori mampu mengatasinya.
"Itu yang perlu dijaga, tingkat stres. Saya mengalaminya," sebut pria 25 tahun itu.