Liputan6.com, Palembang - Mengkonsumsi minuman alkohol diduga bisa membuat kesadaran peminumnya menurun. Seperti yang dialami dua orang warga Kota Palembang Sumatera Selatan (Sumsel), yang berani memalak dan menganiaya polisi usai menenggak minuman alkohol jenis tuak.
Aksi kedua warga Palembang tersebut terjadi, ketika mobil tim Hunter Polrestabes Palembang sedang beriring-iringan berpatroli di kawasan Gandus Palembang.
Advertisement
Baca Juga
Tim Hunter yang dipimpin Kasat Sabhara Polrestabes Palembang AKBP Sonny Triyanto sedang berpatroli, di Jalan Kadir TKR, Kelurahan 36 Ilir, Kecamatan Gandus Palembang, pada Selasa (19/5/2020) siang, sekitar pukul 13.00 WIB.
"Saat melintas di Simpang Pebem, rombongan Tim Hunter dihadang oleh dua orang pria yang diduga dalam pengaruh minuman keras," kata AKBP Sonny Triyanto.
Kedua orang warga Gandus yaitu TF dan FR, mencoba menghentikan laju kendaraan Tim Hunter Polrestabes Palembang tersebut. Bahkan TF berani meminta uang ke Kasat Sabhara Sonny tanpa rasa takut.
Anggota Tim Hunter Polrestabes Palembang langsung mengamankan kedua warga tersebut. Mereka langsung digelandang di Mapolrestabes Palembang, bersama barang bukti berupa minuman tuak yang dibungkus kantong plastik.
Saat tiba di ruang pemeriksaan Sat Sabhara, TF yang dalam keadaan tangan diborgol tiba-tiba melayangkan pukulan ke salah seorang personil Sabhara, hingga mengalami luka di wajah.
Sempat terjadi pergumulan antara petugas yang berusaha meredam kebrutalan TF. Hingga beberapa personil Sabhara turun tangan meredam TF yang terus meronta.
"Pria ini di bawah pengaruh minuman keras tuak, jawabannya juga melantur saat diinterogasi petugas. Bahkan berani menganiaya anggota kita,” katanya.
Petugas juga menginterogasi FR, yang diduga memprovokasi TF agar menganiaya petugas kepolisian. Kedua warga Palembang tersebut langsung diperiksa oleh anggota Polrestabes Palembang.
Alami Gangguan Jiwa
Tak lama kemudian, seorang wanita tua yang mengaku orang tua TF datang ke ruang Sat Sabhara Polrestabes Palembang. Wanita bernama NM tersebut mengaku, bahwa anaknya mengalami gangguan jiwa.
"Maafkan anak saya. Dia stres," ucap NM.
NM menceritakan, awalnya TF tidak mengalami gangguan jiwa. Namun pada tahun 2009 lalu, anaknya berkelahi dan disiram air keras oleh lawannya, saat bekerja sebagai supir bus kota.
Sejak kejadian tersebut, TF menjadi frustasi dan stres selama sembilan tahun lamanya. NM pun meminta kepada para anggota kepolisian di Polrestabes Palembang, agar memaafkan anaknya yang mengalami stres.
Advertisement