Meniru Kebiasaan Hidup Bersih Nenek Moyang Orang Minangkabau

Heboh menjaga kebersihan pada masa pandemi Covid-19. Padahal, kebiasaan ini sudah menjadi jati diri sejak zaman nenek moyang, salah satunya di Minangkabau.

oleh Novia Harlina diperbarui 12 Jun 2020, 12:22 WIB
Diterbitkan 12 Jun 2020, 02:00 WIB
Masjid Tuo Kayu Jao Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Liputan6.com/ Syahrul Rahmat)
Masjid Tuo Kayu Jao Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Liputan6.com/ Syahrul Rahmat)

Liputan6.com, Padang - Jika bertandang ke Minangkabau lalu beribadah ke masjid atau musalanya, maka jangan heran jika mendapati tempat cuci kaki sebelum pintu masuk tempat ibadah. Disediakannya tempat cuci kaki ini merupakan upaya untuk menjaga kebersihan tempat ibadah.

Tempat mencuci kaki ini sebetulnya bukan hal baru pada masa pandemi virus Corona yang sangat disarankan menjaga kebersihan, tetapi sudah ada sejak zaman dahulu di Ranah Minang.

Bahkan, tidak hanya di tempat ibadah, tetapi juga di Rumah Gadang. Dahulunya selalu tersedia air pencuci tangan dan kaki sebelum memasuki rumah bagonjong.

Peneliti Masjid Kuno di Minangkabau, Syahrul Rahmat, kepada Liputan6.com mengatakan air pencuci kaki di tempat ibadah dan Rumah Gadang merupakan kearifan lokal masyarakat dalam menjaga kebersihan.

"Masyarakat Minang sebetulnya tidak perlu gagap dalam hal menjaga kebersihan ini, nenek moyang kita sudah melakukannya sejak masa lampau," kata Syahrul yang saat ini menjadi dosen di Sekolah Tinggi Islam Negeri Abdurrahman Kepulauan Riau.

Ia menyebut kearifan lokal ini didasari pembangunan masjid dan musala pada zaman dahulu, selalu dekat dengan sumber air seperti sungai atau mata air.

Kemudian sebelum beribadah, jemaah terlebih dahulu berwudu di sumber air tersebut, karena lokasi berwudu tidak terhubung dengan masjid maka ada kemungkinan kaki akan kotor lagi.

Sehingga disediakan wadah yang berisi air di dekat pintu masjid, agar jemaah bisa membasuh kakinya sebelum masuk.

"Ia juga tak menampik saat ini juga ada masjid atau musala yang tidak menyediakan air pembasuh kaki tersebut," ujarnya.

Meski demikian, tempat pembasuh kaki masih tetap eksis di sebagian besar masjid dan musala Ranah Minang, entah itu berbentuk kolam yang sangat kecil atau disediakan dalam wadah.

Begitu juga di rumah gadang. Disediakannya air untuk mencuci kaki sebelum masuk untuk menjaga kaki dan tangan bersih sebelum beraktivitas di dalam rumah.

"Dengan kondisi pandemi virus corona saat ini, masyarakat bisa kembali meniru nenek moyang dalam menjaga kebersihannya," kata dosen muda itu.

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya