Hasil Tes Swab 200 Orang Positif Covid-19, Secapa AD Jadi Klaster Baru di Jabar

Temuan ini menjadi perhatian serius Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 08 Jul 2020, 15:00 WIB
Diterbitkan 08 Jul 2020, 15:00 WIB
Ilustrasi Covid-19, virus corona
Ilustrasi Covid-19, virus corona. Kredit: Miroslava Chrienova via Pixabay

Liputan6.com, Bandung - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Barat Berli Hamdani menyebutkan, institusi pendidikan kenegaraan Sekolah Calon Perwira Angkatan Darat (Secapa AD) di kawasan Hegarmanah, Kota Bandung, menjadi klaster baru penularan Covid-19.

Kepastian tersebut didapat setelah Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Provinsi Jabar dan Kota Bandung melaksanakan tes swab (usap) beberapa hari lalu. Hasilnya, sekitar 200 orang dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19.

"Institusinya saat ini baru yang teridentifikasi baru di Secapa. Saat ini sudah dilakukan pemeriksaan mulai dari rapid tes kemudian dari hasil rapid tes sudah di tes swab oleh tim Kesdam (Kesehatan Daerah Militer)," kata Berli dalam konferensi pers di Bandung, Rabu (8/7/2020).

Maka dari itu, Berli menyatakan hal ini menjadi perhatian serius Pemerintah Jabar. Tak hanya pengetesan corona, Berli menyampaikan bahwa tim Gugus Tugas sudah meminta para siswa Secapa AD yang terpapar virus untuk melakukan isolasi mandiri. Kawasan Secapa AD juga sudah melaksanakan penyemprotan disinfektan.

Berli menjelaskan, ada sekitar 200 siswa yang terkonfirmasi positif Covid-19. Beberapa di antaranya ada yang dirawat di Rumah Sakit Dustira dan RSPAD Gatot Subroto.

"Jumlah yang terkena kemarin kita masih belum fix, perkiraan di atas 200 yang terpapar," ucapnya.

Menurut Berli, jasus positif baru tersebut sudah dilaporkan ke Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jabar (Pikobar). "Jadi, terakhir ada 105 dari 126 penambahan kasus itu dari Secapa. Itu bukan rapid tapi swab," ucapnya.

 

Simak Video Pilihan di Bawah Ini

Dua Klaster Baru

Ridwan Kamil
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. (Liputan6.com/Huyogo Simbolon)

Diberitakan sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 provinsi dan kabupaten/kota melakukan tes masif dan pelacakan. Hal itu dilakukan setelah ia menerima laporan adanya dua klaster baru di Jabar.

Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil menyebutkan, terdapat dua klaster baru penyebaran virus Corona (Covid-19) di wilayahnya. Klaster pertama adalah sektor industri.

Klaster ini berada di pabrik PT Unilever di Kabupaten Bekasi. Menurut Emil, tim Gugus Tugas Jabar sudah berada di kawasan industri tersebut.

"Dalam dua minggu terakhir kita mendapati ada dua klaster baru. Pertama, di daerah industri. Karena itu kita sedang melakukan tracking dan tracing yang masif," ucap Emil di Mapolda Jabar, Selasa (7/7/2020).

Emil menjelaskan, pekerja di lingkungan industri yang terdapat pekerja positif Covid-19 mayoritas adalah mereka yang tinggal di kontrakan atau kos-kosan. Di tempat tinggal tersebut, mereka biasanya bergabung dengan para pekerja dari industri lain. Hal itu dikhawatirkan ada penyebaran virus ke pekerja di pabrik lain.

"Karena itu, kita melakukan tracing dan tracking kepada mereka. Itu sudah terkendali dari sisi penyebaran," ucap Emil.

Selain sektor industri, Emil menuturkan bahwa ada beberapa institusi pendidikan kenegaraan yang menjadi klaster baru dalam penyebaran Covid-19 di Jabar. Meski tak menyebutkan identitas, klaster ini berada di wilayah Bandung raya.

"Klaster kedua ada di institusi pendidikan kenegaraan di Bandung raya. Tidak satu, ada beberapa. Itu juga sudah dikondisikan dan hari ini sampai minggu depan kita akan melakukan tes PCR kepada keluarganya," katanya.

Emil mengatakan bahwa kemungkinan penyebaran Covid-19 coba diredam dengan pelacakan secara agresif. Untuk satu orang yang positif Covid-19, pihaknya akan melakukan pelacakan minimal kepada satu hingga orang anggota keluarga.

"Kita testing keluarga terdekatnya atau riwayat kontaknya untuk memastikan hal tersebut bisa dikendalikan," ucapnya.

Dengan ditemukannya kedua klaster baru tersebut, Emil akan meningkatkan kewaspadaan kawasan asrama baik pendidikan maupun tempat pekerja dengan melakukan pengetesan dan pelacakan. Sebelumnya, kata dia, sudah ada beberapa tempat yang dianggap paling rawan dalam penyebaran seperti lokasi wisata, terminal, stasiun, dan pasar tradisional.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya