Liputan6.com, Manado - Perjuangan panjang calon dokter spesialis atau residen dari Fakultas Kedokteran (Faked) Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado meminta pengurangan Biaya Operasional Pendidikan (BOP) akhirnya berbuah manis.
Mendikbud Nadiem Makarim merespons tuntutan mereka dengan mengeluarkan Surat Edaran tertanggal 12 Agustus 2020 yang ditujukan kepada seluruh Rektor Perguruan Tinggi Negeri Penyelenggara Program Pendidikan Dokter Spesialis.
"Kepada para rektor memberikan keringanan biaya pendidikan untuk setiap residen berupa pembebasan uang kuliah, atau pengurangan uang kuliah paling sedikit 25 persen," tegas Mendikbud dalam surat bernomor 69869/MPK.E/KU/2020.
Advertisement
Baca Juga
Dalam poin berikutnya, Mendikbud menginstruksikan kepada para rektor untuk memberikan perpanjangan masa studi untuk menjamin capaian kompetensi residen sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan Kedokteran.
"Rektor dan Direktur Rumah Sakit Pendidikan harus memberikan jaminan kesehatan dan keselamatan bagi residen yang menangani Covid-19 sesuai dengan protokol kesehatan untuk tenaga kesehatan," ujarnya.
Rektor Unsrat Manado Ellen Joan Kumaat menyambut baik dikeluarkannya surat tersebut sebagai payung hukum, dan akan melaksanakannya sesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan Kemendikbud.
"Surat tersebut adalah kesimpulan pertemuan antara Kemendikbud bersama 18 rektor dan Dekan Fakultas Penyelenggara Program Pendidikan Dokter Spesialis-Subspesialis pada 5 Agustus 2020," ujar Ellen.
Dia mengatakan, Unsrat pasti akan memberikan keringanan BOP sebagaimana juga telah dibicarakan pada pertemuan antara pimpinan Unsrat dengan pimpinan Fakultas Kedokteran, Koordinator Program Studi dan perwakilan mahasiswa PPDSp-1 pada Senin (10/8/2020).
"Selanjutnya akan dibahas antara Unsrat dengan Direktur Rumah Sakit Pendidikan mengenai jaminan kesehatan dan keselamatan serta insentif bagi residen, agar sesuai dengan keputusan Menteri Kesehatan," ujar Ellen.
Ada sekitar 500 dokter residen yang saat ini tengah menempuh pendidikan di Faked Unsrat Manado, sambil menjalankan praktek di RSUP Kandou Manado. Mereka bahkan menjadi garda terdepan penanganan Covid-19.
"BOP kami sebesar Rp24 juta per semester kami rasa sangat memberatkan terutama di masa pandemi Covid-19 ini. Makanya kami meminta pengurangan," ujar Ketua Forum Komunikasi Residen Faked Unsrat Manado dr Jacob Pajan.