Pilkada Malang Dibayangi Rendahnya Partisipasi dan Legitimasi Paslon Terpilih

Pilkada Malang 2020 dibayangi anjloknya partisipasi pemilih bila merujuk tiga kali pilkada yang terus turun partisipasi warga

oleh Zainul Arifin diperbarui 19 Sep 2020, 19:00 WIB
Diterbitkan 19 Sep 2020, 19:00 WIB
Isu Partisipasi Pemilih Turun dan Legitimasi Calon Terpilih di Pilkada Malang 2020
Sosialisasi PKPU nomor 6 tahun 2020 kepada stage holder dan perwakilan pasangan calon peserta Pilkada Malang 2020 (Liputan6.com/Zainul Arifin)

Liputan6.com, Malang - Pilkada 2020 bakal digelar di tengah pandemi Corona Covid-19. Bayang-bayang pelanggaran protokol kesehatan sampai potensi turunnya partisipasi pemilih mengemuka, tak terkecuali Pilkada Malang 2020.

Kekhawatiran rendahnya partisipasi pemilih pada pilkada Malang 2020 ini bisa jadi disebabkan beberapa faktor. Warga enggan menggunakan hak pilihnya lantaran digelar di tengah pandemi. Bisa jadi pula dipicu karena sikap apatis.

Komisioner KPU Kabupaten Malang, Marhaendra Pramudya Mahardika mengatakan terjadi penurunan partisipasi pemilih dalam tiga kali pelaksanaan pilkada di Kabupaten Malang. Tiga kali pilkada sebelumnya itu yakni pada 2005, 2010 dan 2015.

“Padahal tiga kali pilkada itu ada pada situasi normal. Apalagi sekarang di masa pandemi,” kata Mahardika saat sosialisasi PKPU nomor 6 tahun 2020 di Malang, Jumat, 18 September 2020.

Pilkada Kabupaten Malang pada 2005 silam tingkat partisipasinya mencapai 68,2 persen. Itu adalah kali pertama pemilihan langsung diselenggarakan. Lalu pada pilkada 2010 partisipasi pemilih turun jadi 59,5 persen. Saat pilkada 2015 turun lagi jadi 58,4 persen.

“Ini bisa jadi perseoalan tersendiri. Bisa memunculkan isu legitimasi calon terpilih bila partisipasi rendah,” ucap Mahardika.

Butuh komitmen bersama agar partisipasi pemilih bisa naik. Seluruh pasangan calon peserta pilkada Malang 2020 juga harus berperan aktif untuk mengembalikan kepercayaan publik agar berbondong-bondong menggunakan hak pilihnya.

“Kepercayaan publik terhadap pemilihan bupati harus diperkuat. Tapi pelaksanaannya tetap sesuai protokol kesehatan. Sehingga tetap demokratis dan sehat,” ucap Mahardika.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

Metode Sosialisasi

Banner Infografis Zona Merah Covid-19 Bayangi Pilkada 2020. (Liputan6.com/Trieyasni)
Banner Infografis Zona Merah Covid-19 Bayangi Pilkada 2020. (Liputan6.com/Trieyasni)

KPU Kabupaten Malang menyiapkan dua metode sosialisasi demi meningkatkan partisipasi pemilih. Pertama, metode sosialisasi tak langsung digelar secara daring. Memanfaatkan media sosial, media massa sampai laman resmi KPU.

Kedua, sosialisasi tatap muka terbatas dan sesuai protokol kesehatan dengan berkunjung ke institusi pendidikan seperti sekolah dan pesantren dan lainnya. Serta membentuk relawan demokrasi.

“Di tengah pandemi ini tetap kesehatan jadi hal utama. Semua harus mengutamakan protokol kesehatan,” ujar Mahardika.

Ada tiga pasangan calon mendaftar Pilkada Kabupaten Malang 2020. Paslon Sanusi-Didik Gatot (PDI Perjuangan, NasDem, PPP, Gerindra, Demokrat, dan Golkar). Paslon Lathifah Shohib-Didik Budi Muljono (PKB dan Hanura). Pasangan perseorangan Heri Cahyono-Gunadi Handoko.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya