Dua Pria Misterius Teror Pos Polisi di Makassar

Selain menyemprot pos polisi tersebut dengan cat berwarna merah, dua pria misterius itu juga menyebar selebaran yang berisi ancaman dan makian.

oleh Fauzan diperbarui 06 Okt 2020, 12:21 WIB
Diterbitkan 06 Okt 2020, 09:06 WIB
Pos Polisi Lalu Lintas di Jalan Ratulangi diteror kelompok pria misterius (Liputan6.com/Fauzan)
Pos Polisi Lalu Lintas di Jalan Ratulangi diteror kelompok pria misterius (Liputan6.com/Fauzan)

Liputan6.com, Makassar - Pos Pelayanan Satuan Lalu Lintas 702 Polsek Mariso yang berada di Jalan Dr Sam Ratulangi, Kecamatan Mariso, Kota Makassar, diteror oleh kelompok pria misterius pada Senin (5/10/2020) dini hari. Dalam kejadian itu, pos polisi yang berada di sudut perempatan jalan tersebut dilempari cat berwarna merah dan selebaran yang berisi makian dan ancaman.

"Iya betul, kejadiannya kemarin," kata Wakil Kepala Polrestabes Makassar, AKBP Asep Marsel Suherman, kepada Liputan6.com, Selasa (6/10/2020) pagi. 

Asep menyebut bahwa pihaknya tengah mencari tahu siapa kelompok pira misterius yang meneror pos polisi itu. Tidak tanggung-tanggung, tim gabungan dari Polsek Mariso, Polrestabes Makassar, dan Polda Sulsel pun turun tangan untuk mendalami kejadian tersebut.

"Masih didalami oleh Opsnal Polsek Mariso dan Satreskrim Polrestabes Makassar di-backup juga oleh Resmob Polda Sulsel," ucap Asep. 

Terpisah, HN (30) mengaku menjadi saksi mata atas kejadian tersebut. Pria yang bekerja sebagai sekuriti ini melihat aksi kelompok pria misterius itu saat ia sedang berjaga di salah satu gedung di sekitar lokasi kejadian. 

"Subuh, Pak, sekitar jam 03.00 Wita kejadiannya, pas saya lagi jaga malam," ucap HN.

Saat itu HN melihat dua pria mengendarai motor trail berwarna hitam mendatangi pos polisi lalu lintas tersebut. Menurut dia, dua pria misterius itu mengenakan penutup wajah, dan jaket berwarna hitam. 

"Tingginya kira-kira 165 (sentimeter), dia pakai helm juga," sambungnya. 

Dua pria misterius itu lalu menyemprotkan cat berwarna merah yang ia simpan di dalam botol air mineral ukuran 1,5 liter. Usai melakukan aksinya itu, keduanya lalu menyebar selebaran yang berisi teror di sekitar pos polisi tersebut. 

"Sepertinya mereka juga mau pecahkan kaca pos polisi, tapi tidak jadi karena langsung buru-buru pergi," dia memungkasi.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak juga video pilihan berikut:


Isi Selebaran Teror

Selebaran teror dari dua pria misterius saat rusak pos polisi di Makassar (Liputan6.com/Fauzan)
Selebaran teror dari dua pria misterius saat rusak pos polisi di Makassar (Liputan6.com/Fauzan)

Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun Liputan6.com, selebaran yang disebar oleh dua pria misterius itu terdiri dari  beberapa poin yang berisi makian dan ancaman. Berikut isi selebaran tersebut:

Pembunuhandemi pembunuhan terus dilancarkan Negara melalui aparat-aparatnya. Semua itu demi menjaga agar pencurian dan perampasan hak-hak hidup kita yang dilakukan para penguasa dan bos-bos besar dapat berjalan lancar. Maka segala hal yang menghambat akan disingkirkan, diasingkan, ditangkap dan dibunuh.

Ingatanami masih segar dan tidak akan pernah pudar. Kami tidak akan pernah lupa dan memaafkan berbagai brutalitas dan represifitas yang dilakukan aparat. Randi, Yusuf Kardawi, Akbar Alamsyah, Maulana Survadi dan Bagus Putra Mahendra yang dibunuh polisi di saat aksi menolak RUU yang mengekang kebebasan. Nelayan-nelayan Kodingareng yang dipukul, diteror dan ditangkap polisi karena menolak penambangan pasir yang merusak ekosistem laut dan menghancurkan sumber penghidupannya.

Kombinasi aparat dan ormas fasis dalam membungkam kawan-kawan Papua di Makassar saat ingin menyerukan penolakan Otsus Jilid II dan Referendum Papua. Demonstran-demonstran di Makassar, Kendari, Solo dan berbagai daerah lainnya yang ditangkap dan direpresi saat aksi 24 September 2019 dan 2020.

Penembakan yang dilakukan Polisi sehingga menewaskan warga di Jalan Barukang, Makassar. Dan masih banyak lagi!!!!

Kami sadar aparat merupakan an**ng penjaga bagi sistem ekonomi yang hanya menguntungkan mereka yang mempunyai modal dan kuasa.

Kami tidak akan tertipu dengan ilusi "melayani dan melindungi". Sebab, kami tahu mereka hanya melayani dan melindung para penguasa dan pengusaha bermodal besar. Satu hal juga bahwa di kantor-kantor bahkan sampai di tempat ini adalah ruang penghisapan aparat dengan dalih aturan, pelanggaran dan segala macam kata gantinya yang digunakan untuk menakuti dan memeras siapapun yang bisa mereka hadang.

Penyerangan kami dilandaskan pada semua itu: kemarahan dan kemuakan atas penindasan-penindasan yang Negara lancarkan. Pembunuhan, penggusuran, perampasan ruang hidup, penindasan ras, pembungkaman kebebasan dan berbagai penghancuran hidup lainnya!

Penyerangan ini untuk semua kombatan-kombatan yang dibunuh, ditangkap dan diteror karena berjuang melawan penindasan Negara.

Ini hanya sebuah permulaan. Kami tidak akan berhenti demi kebebasan dan hidup yang lebih layak.

PANJANG UMUR KEBEBASAN! 

POLISI SU**ALA!

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya