Kata Ridwan Kamil soal Wacana Perubahan Nama Provinsi Jabar Jadi Tatar Sunda

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil merespons usul sejumlah tokoh Sunda yang memunculkan wacana perubahan nama dari Provinsi Jawa Barat menjadi Provinsi Tatar Sunda.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 14 Okt 2020, 17:30 WIB
Diterbitkan 14 Okt 2020, 17:30 WIB
Ridwan Kamil
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. (Liputan6.com/Huyogo Simbolon)

Liputan6.com, Bandung - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil merespons usul sejumlah tokoh Sunda yang mewacanakan perubahan nama dari Provinsi Jawa Barat menjadi Provinsi Tatar Sunda. Wacana itu mencuat saat Kongres Sunda yang dilaksanakan Senin (12/10/2020) lalu. Menurutnya, usulan perubahan nama provinsi tersebut bukan hal yang krusial saat ini.

"Saya harus melihat dulu secara fundamental, karena Jawa Barat itu kalau secara judul memang bukan lagi Jawa bagian barat. Jawa paling barat kan Banten," kata Ridwan Kamil di Gedung Pusdai, Kota Bandung, Rabu (14/10/2020).

Lebih jauh dirinya mengatakan, Jawa Barat itu budayanya ada tiga, ada Sunda priangan, kecirebonan yang bahasanya Jawa, ada betawian. Jadi kesepakatan mengganti nama itu harus terlebih dulu saling memahami dan menyepakati apa itu 'Sunda' oleh tiga kebudayaan tadi. 

Emil, panggilan Ridwan Kamil berharap inisiator pengusul nama Provinsi Tatar Sunda menggelar diskusi yang lebih luas. Mengingat wilayah yang ia sebutkan tadi punya pandangan yang berbeda-beda.

"Kalau tidak ada kesepakatan hidup ini tidak akan maslahat. Jadi saya melihat sebuah wacana silakan tapi masih panjang perjalanannya karena harus dipahami, disetujui dulu oleh pihak-pihak yang mungkin merasa berbeda. Kalau itu dihadirkan," tuturnya.

Selain itu, Emil mengungkapkan bahwa sebagian besar masyarakat di Provinsi Jawa Barat harus lebih dulu memahami bahwa Sunda bukanlah sebuah suku atau etnis, tapi sebuah nama geografis. Dalam hal ini, ia mengacu pada sebutan Lempeng Sunda yang merupakan bagian dari Lempeng Tektonik Eurasia. Lempengan tersebut kini secara geografis meliputi Kalimantan, Jawa, Sumatera, bahkan hingga ke sebagian wilayah di Asia Tenggara.

"Dan harus masyarakat ketahui, Sunda itu bukan etnisitas. Sunda itu wilayah geografis meliputi Sumatera, Kalimantan, Jawa yang disebut Sunda besar. Kemudian Sunda kecil yang disebut Bali dan Nusa Tenggara tetapi dalam perjalannya menjadi etnisitas. Kesepakatan ini belum semua orang paham jadi masih panjang lah ya," katanya.

Jawa Barat merupakan provinsi pertama yang dibentuk sejak masa kolonial Belanda pada 1925. Namun demikian, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 11 tahun 1950, Provinsi Jawa Barat berdiri pada tanggal 4 Juli 1950, saat ditetapkan dan mulai diberlakukan oleh pemerintah.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak Video Pilihan Berikut Ini

Direspons Wakil Ketua MPR

Kongres Sunda
Wakil Ketua MPR Fadel Muhammad mendengarkan aspirasi dalam Kongres Sunda yang digelar di Aula Rancage Perpustakaan Ajip Rosidi, Kota Bandung, Senin (12/10/2020). (Liputan6.com/Huyogo Simbolon)

Sebelumnya Wakil Ketua MPR Fadel Muhammad mendengarkan aspirasi pengembalian nama Sunda menggantikan Jawa Barat. Aspirasi itu mencuat dalam Kongres Sunda yang digelar di Aula Rancage Perpustakaan Ajip Rosidi, Kota Bandung, Senin (12/10/2020).

Ketua Perubahan nama Provinsi Jawa Barat menjadi Provinsi Sunda Adji Esha Pangestu menuturkan, kata Sunda saat ini hanya dikenal sebagai bagian dari suku yang tinggal di wilayah Barat. Padahal, menurut garis sejarah, Sunda mencakup wilayah geografis yang besar mencakup Pulau Jawa dan pulau-pulau lainnya.

"Tahun 1926 penjajah memberi nama menjadi West Java atau Jawa Barat. Sejak saat itu Sunda diberi nama itu untuk penataan perkebunan. Tujuannya, mengadu domba masyarakat yang dulu solid, baik dari etnis Jawa, Cina dan India. Bersinergi kuat dan sulit dikendalikan oleh Belanda," katanya.

Sementara itu, Ketua Steering Comitee Kongres Sunda Andri P. Kantaprawira mengatakan, sedianya istilah Sunda sendiri telah tergerus dan hanya dianggap sebagai kelompok suku saja.

"Kita sudah kehilangan banyak, Sunda Besar, Sunda Kecil. Kebudayaan kita sudah tergerus, badak Sunda diganti menjadi badak Jawa. Penggantian nama Tatar Sunda, Sunda atau Pasundan ini keseluruhan atau sebutan," ujarnya.

Oleh karena itu, menurut Andri, penamaan Sunda akan membawa roh budaya dan karakter Sunda. Aspirasi ini akan disampaikan kepada Presiden Joko Widodo.

"Karena kita lihat esensinya, perubahan itu untuk perubahan karakter, spirit kebudayan itu karena ada budaya unggul, adat yang kembali, Sunda Mulya, Sunda Unggul. Itu akan ke perubahan, karena budaya adalah fondasi kemajuan," ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya