Cuaca Ekstrem Belum Berakhir, Awas Banjir dan Longsor di Jateng

Cuaca ekstrem tersebut diperkuat oleh aktifnya fenomena Madden Julian Oscillation (MJO), gelombang Rossby Ekuatorial dan gelombang Kelvin di wilayah Indonesia, termasuk di Jateng

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Nov 2020, 12:29 WIB
Diterbitkan 26 Nov 2020, 04:30 WIB
Ilustrasi – Penampakan awan (diduga) Comulonimbus di Cingebul Kecamatan Lumbir, sebelum hujan lebat disertai angin kencang. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Ilustrasi – Penampakan awan (diduga) Comulonimbus di Cingebul Kecamatan Lumbir, sebelum hujan lebat disertai angin kencang. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Cilacap - Cuaca ekstrem diprakirakan masih berpotensi terjadi di wilayah pegunungan tengah Jawa Tengah, kata Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo.

"Kalau melihat data daerah di Jateng yang diberi 'warning' oleh BMKG, saat ini peringatan dini cuaca ekstrem ditujukan untuk wilayah tengah termasuk pegunungan tengah," kata Teguh Wardoyo di Cilacap, Rabu, dikutip Antara.

Dalam hal ini, kata dia, wilayah pegunungan tengah Jateng yang berpotensi terjadi cuaca ekstrem pada hari Rabu (25/11) di antaranya Kabupaten Banjarnegara dan Temanggung.

Sementara daerah lainnya meliputi Kabupaten Purworejo, Batang, Pekalongan, Kendal, Kota Semarang, Demak, Kudus, Pati, Rembang, Kabupaten Semarang, Klaten dan Sukoharjo.

"Cuaca ekstrem juga berpotensi terjadi di Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Temanggung, Batang, Kendal, Demak, Jepara, Kudus, Pati, Rembang, Blora dan Grobogan pada hari Kamis (26/11)," katanya.

Lebih lanjut, dia mengatakan berdasarkan hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa kondisi dinamika atmosfer yang tidak stabil dalam sepekan ke depan dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia.

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

MJO, Gelombang Rossby Ekuatorial dan Kelvin

Ilustrasi – Banjir di Sidareja, Cilacap. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Ilustrasi – Banjir di Sidareja, Cilacap. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Menurut dia, kondisi tersebut diperkuat oleh aktifnya fenomena Madden Julian Oscillation (MJO), gelombang Rossby Ekuatorial dan gelombang Kelvin di wilayah Indonesia yang masih berlangsung dalam beberapa hari ke depan.

"Oleh karena itu, hujan dengan intensitas lebat yang kadang disertai petir dan angin kencang berpotensi terjadi di beberapa wilayah Indonesia termasuk Jateng. Berdasarkan kondisi tersebut, BMKG mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem yang berlaku untuk daerah-daerah tersebut," katanya.

Terkait dengan hal itu, Teguh mengimbau masyarakat di daerah yang berpotensi terjadi cuaca ekstrem dan bermukim di wilayah rawan longsor maupun banjir agar mewaspadai kemungkinan terjadinya bencana tersebut saat hujan lebat.

Kendati demikian, dia mengatakan bagi warga yang daerahnya tidak masuk dalam daftar wilayah yang berpotensi terjadi cuaca ekstrem tetap harus waspada karena saat sekarang mulai memasuki puncak musim hujan.

"Selain itu, pengaruh fenomena La Nina moderat diprakirakan masih akan berlangsung hingga bulan Januari, sehingga masih ada potensi peningkatan curah hujan," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya