Waspada, Cuaca Ekstrem Masih Mengancam Wilayah Jabar

BMKG menyebut, cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi di wilayah Jawa Barat.

oleh Arie Nugraha diperbarui 03 Nov 2020, 09:49 WIB
Diterbitkan 03 Nov 2020, 09:49 WIB
ilustrasi hujan.
ilustrasi hujan. (Liputan6)

Liputan6.com, Bandung - Cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi di wilayah Jawa Barat. Pasalnya, November 2020 di wilayah Jawa Barat masih mengalami periode peralihan musim (pancaroba), dari kemarau ke penghujan. Sehingga potensi cuaca ekstrem, seperti hujan lebat dalam durasi singkat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang, angin puting beliung, bahkan fenomena hujan es, masih mungkin terjadi.

Terkait hal itu, Kepala Stasiun Klimatologi Bogor, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Abdul Mutholib mengatakan, prospek cuaca tiga hari ke depan (3 - 6 November 2020), masih berpotensi terjadinya hujan disertai kilat atau petir dan angin kencang pada sore hingga menjelang malam hari, di wilayah Bogor, Sukabumi, Cianjur dan Bandung barat.

"Masyarakat diimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi cuaca ekstrem," katanya, Selasa (3/11/2020). 

Cuaca ekstrem, kata Abdul, bisa menjadi penyebab bencana turunan, seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, serta jalan licin.

Sebelumnya, pada 2 November 2020, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) melaporkan, hujan angin melanda Bogor dan sekitarnya. Akibatnya pohon dari jenis alpukat dengan tinggi 12 meter dan diameter 80 centimeter hingga beringin dengan ketinggian 15 meter dan berdiameter 100 centimeter roboh.

Meskipun sebenarnya curah hujan dengan intensitas ringan tercatat di daerah IPB Baranangsiang 2,6 milimeter, namun tutur Abdul kecepatan angin mencapai maksimum 20 knots kilometer per jam teramati di Stasiun Klimatologi Bogor.

"Berdasarkan data model analisa Anomali SST pada tanggal 1 November 2020 di sekitar Laut Jawa Jawa Barat masih hangat lebih dari 2.0 derajat Celcius sampai dengan lebih dari 3.0 derajat Celcius. Hal ini mengindikasikan potensi penguapan cukup signifikan untuk pembentukan awan - awan hujan di wilayah Indonesia termasuk Jawa Barat," kata Abdul.

Berdasarkan pola sebaran angin 3.000 feet tanggal 2 November 2020 pukul 00.00 UTC, Adul menjelaskan pada umumnya angin yang melewati wilayah Jawa Barat dari arah Timur hingga Selatan.

Terdapat pusat siklonik yakni Typhoon Atsani (1002 hpa) dan Goni (1000 hpa) yang terpantau di Laut Cina Selatan. Kecepatan maksimal di pusat sistem 35 knots dan bergerak ke arah Barat membentuk shear dan konvergensi yang memanjang dari Sumatera Selatan hingga Kalimantan.

"Menyebabkan terbentuknya daerah belokan dan perlambatan angin yang melewati wilayah Jawa Barat, kondisi ini mendukung suplai uap air ke wilayah Jabar. Terpantau adanya daerah dengan kecepatan angin signifikan di sekitar Laut Jawa sebelah Utara Jabar. Berpotensi menyebabkan kenaikan kecepatan di beberapa wilayah di Jawa Barat diantaranya daerah Bogor," ungkap Abdul.

BMKG telah mengeluarkan informasi peringatan dini cuaca ekstrem skala waktu 3 jam-an untuk wilayah Jabodetabek, sebelum terjadinya cuaca ekstrem pada 2 November 2020 lalu, dari pukul 13.30 WIB hingga 16.00 WIB. 

 

**Ingat #PesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak juga video pilihan berikut ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya