Kondisi Gunung Semeru Terkini, Guguran Material ke Arah Besuk Kembar dan Kobokan

Warga dan wisatawan diimbau tidak beraktivitas dalam radius 1 kilometer dari puncak Gunung Semeru dan radius 4 kilometer arah bukaan kawah.

oleh Arie Nugraha diperbarui 15 Des 2020, 08:38 WIB
Diterbitkan 15 Des 2020, 08:38 WIB
Penampakan Erupsi Gunung Semeru
Petugas polisi memeriksa lokasi penambangan pasir yang terkena dampak letusan Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur, Indonesia, Selasa (1/12/2020). Pihak berwenang sedang memantau beberapa gunung berapi setelah sensor mendeteksi peningkatan aktivitas dalam beberapa minggu terakhir. (AP Photo)

Liputan6.com, Bandung - Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM menyatakan, guguran material vulkanik Gunung Semeru terjadi dengan jarak luncur 300-1500 meter dari ujung aliran lava ke arah Besuk Kembar dan Kobokan, Jawa Timur.

Berdasarkan hasil pengamatan satu harian kemarin, Senin, 14 Desember 2020, fisik gunung api yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu terlihat jelas hingga tertutup kabut. Asap kawah tidak teramati dan terjadi letusan.

"Namun tinggi kolom erupsi tidak teramati karena umumnya tertutup kabut," ujar Kepala PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM Kasbani dalam keterangan resminya ditulis, Bandung, Selasa (15/12/2020).

Menurut Kasbani kondisi cuaca kemarin cerah hingga mendung. Untuk kecepatan angin lemah ke arah utara, timur laut, selatan, barat daya dan barat laut. Suhu udara sekitar 22-25 derajat Celcius.

Kasbani mengatakan melalui rekaman seismograf tercatat Gunung Api Semeru mengalami 10 kali gempa letusan atau erupsi, 19 kali gempa guguran, satu kali gempa hembusan, sembilan kali gempa tremor harmonik, satu kali gempa vulkanik dalam, dan enam kali gempa tektonik jauh.

"Tingkat aktivitas masih Level II (Waspada), Gunung Semeru mengalami erupsi tidak menerus. Erupsi ekplosif dan efusif, menghasilkan aliran lava ke arah lereng selatan dan tenggara, serta lontaran batuan pijar di sekitar kawah puncak," kata Kasbani.

Adanya kondisi vulkanologi terbaru ini, Kasbani mengimbau kepada masyarakat, pengunjung ataupun wisatawan tidak beraktivitas dalam radius 1 kilometer dari kawah atau puncak Gunung Semeru dan jarak 4 kilometer arah bukaan kawah di sektor selatan-tenggara.

Selain itu harus mewaspadai awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru. Radius dan jarak rekomendasi ini sebut Kasbani, akan dievaluasi terus untuk antisipasi jika terjadi gejala perubahan ancaman bahaya.

"Agar masyarakat menjauhi atau tidak beraktivitas di area terdampak material awan panas karena saat ini suhunya masih tinggi. Perlu diwaspadai potensi luncuran di sepanjang lembah jalur awan panas Besuk Kobokan," jelas Kasbani.

Mengingat banyaknya material vulkanik yang sudah terbentuk, Kasbani meminta seluruh kelompok masyarakat mewaspadai ancaman lahar di alur sungai atau lembah yang berhulu di Gunung Semeru.

Sementara untuk peringatan keselamatan jalur penerbangan (VONA) terakhir terkirim kode warna oranye, terbit pada tanggal 13 Desember 2020 pukul 05.45 WIB. Pada saat itu abu vulkanik teramati dengan ketinggian 4.176 m dpl atau sekitar 500 meter di atas puncak. 

 

**Ingat #PesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak juga video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya