Pasien Covid-19 Terus Bertambah, Ruang Isolasi di Garut Mulai Kolaps

Ketersediaan ruangan isolasi yang disediakan Pemda Garut tidak sebanding dengan terus bertambahnya pasien Covid-19.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 24 Des 2020, 05:44 WIB
Diterbitkan 22 Des 2020, 02:00 WIB
Bupati Garut Rudy Gunawan mengaku khawatir dengan semakin menipisnya ruang isolasi, sementara penambahan jumlah pasien Covid-19 naik signifikan.
Bupati Garut Rudy Gunawan mengaku khawatir dengan semakin menipisnya ruang isolasi, sementara penambahan jumlah pasien Covid-19 naik signifikan.(Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Garut - Pemerintah Daerah Kabupaten Garut, Jawa Barat, mulai kewalahan menghadapi pandemi Covid-19. Rata-rata penambahan jumlah pasien Covid-19 di wilayah itu selalu di atas 100 orang setiap hari, hal itu menyebabkan ketersediaan ruang isolasi makin berkurang. 

Bupati Garut, Rudy Gunawan mengatakan, ketersediaan jumlah ruang yang tersedia tidak sebanding dengan meroketnya pasien terjangkit Covid-19.

"Sekarang kami alami kesulitan karena terjadi outbreak setiap harinya bisa sampai di atas 100," ujarnya, Senin (21/12/2020).

Penambahan pasien Covid-19 di Garut ini terbilang signifikan, rata-rata tiap hari tak kurang dari 85 pasien baru Covid-19 datang, sehingga mengancam ketersediaan ruangan isolasi.

Menurutnya, upaya pencegahan dengan penerapan protokol kesehatan (prokes) terus dilakukan. Bahkan keberadaan satgas relawan Covid-19 tingkat RW-RT di tingkat desa, sudah bekerja maksimal mensosialisasikan protokol kesehatan.

Namun upaya menurunkan penyebaran Covid-19 tidaklah mudah, selain sebaran wilayah Garut yang terbilang luas, juga ketersediaan ruangan isolasi tidak sebanding dengan peningkatan pasien.

"Kami mulai kekurangan ruang isolasi, saat ini baru ada 600 ruangan, tapi yang dibutuhkan mencapai 1.000," ujarnya.

Ihwal perayaan tahun baru, Pemda Garut telah membuat edaran larangan adanya kerumuman massa saat berlangsungnya pergantian tahun.

Kondisi itu berlaku juga di kawasan wisata, dengan penerapan ketat gabungan aparat tim pencegahan penyebaran Covid-19 di beberapa pusat kawasan objek wisata seperti di Cipanas, Papandayan, dan Darajat.

"Wisatawan boleh datang, cuma prokesnya diperketat," katanya.

Meskipun tidak memberlakukan wajib rapid test bagi wisatawan. Namun Rudy meminta sejumlah hotel untuk memberlakukan rapid test bagi tamu yang datang.

"Tak boleh ada kegiatan yang banyak kerumunan, pasti akan dibubarkan," ujarnya.

Terkait kasus Covid-19 di klaster pabrik,  Rudy menyebut telah melakukan sterilisasi. Pihak pabrik juga akan libur selama tujuh hari.

sementara itu, data terbaru kasus Covid-19 di Garut mencatat, kasus akumulasi sebanyak 3.355. Dari jumlah itu, sekitar 1.394 kasus isolasi dan perawatan di rumah sakit, 1.875 kasus sembuh, dan 86 Kasus meninggal dunia.

 

**Ingat #PesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak juga video pilihan berikut ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya