Menghilang, Bocah 4 Tahun Diduga Tenggelam di Sungai Cibanten 

Ade Asan (4), dikabarkan hilang dan tenggelam di Sungai Cibanten yang menyimpan banyak sejarah panjang Banten. Lokasi dugaan hilangnya bocah, ada di Kampung Karang Serang, Kelurahan Banten, Kecamatan Kasemen, Kota Serang.

oleh Yandhi Deslatama diperbarui 14 Jan 2021, 15:00 WIB
Diterbitkan 14 Jan 2021, 15:00 WIB
Pencarian Anak Hilang Di Sungai Cibanten, Kota Serang, Banten. (Rabu, 13/01/2021). (Dokumentasi Polsek Kasemen).
Pencarian Anak Hilang Di Sungai Cibanten, Kota Serang, Banten. (Rabu, 13/01/2021). (Dokumentasi Polsek Kasemen).

Liputan6.com, Serang - Ade Asan (4), dikabarkan hilang dan tenggelam di Sungai Cibanten yang menyimpan banyak sejarah panjang Banten. Lokasi dugaan hilangnya sang anak, ada di Kampung Karang Serang, Kelurahan Banten, Kecamatan Kasemen, Kota Serang.

Lokasinya tak jauh dari Keraton Kaibon, yang merupakan situs peninggalan Kesultanan Banten. Sang anak diduga hilang sekitar pukul 15.30 WIB, Rabu, 13 Januari 2021.

"Kejadiannya sekitar pukul 15.30 WIB. Diduga seorang anak tenggelam di sungai," kata Kapolsek Kasemen, AKP Ugum Taryana, melalui pesan elektroniknya, Rabu (13/1/2021).

Menurut Ugum, putra dari pasangan Ilfandi dan Tatu Yuliyanah itu meminta izin bermain ke orangtuanya sejak pukul 11.00 WIB. Namun, hingga pukul 15.30 WIB, anak tersebut tidak kunjung pulang ke rumah.

Orangtua kemudian mencari keliling kampung, tetapi Ade Asan tak ditemukan. Warga kemudian melapor ke Polsek Kasemen. Masyarakat bersama polisi menyisir Sungai Cibanten untuk melakukan pencarian.

Orangtua khawatir anaknya tenggelam di Sungai Cibanten, lantaran sang putra senang bermain air di sungai. Pencarian dilakukan oleh masyarakat, polisi dan melibatkan perahu nelayan. Proses pencarian pun menjadi tontonan warga dari atas jembatan maupun pinggir sungai.

"Karena korban senang bermain air, khawatir tenggelam di Sungai Cibanten. Upaya pencarian masih berlangsung, dibantu masyarakat, nelayan sekitar," jelasnya.

Simak video pilihan berikut ini:

Sungai Cibanten Sarat Sejarah

Perahu Nelayan Saat Mencari Anak Hilang Di Sungai Cibanten, Kota Serang. (Rabu, 13/01/20210). (Dokumentasi Polsek Kasemen).
Perahu Nelayan Saat Mencari Anak Hilang Di Sungai Cibanten, Kota Serang. (Rabu, 13/01/20210). (Dokumentasi Polsek Kasemen).

Berdasarkan catatan di website BPCB Banten, pada abad ke-17, Sungai Cibanten merupakan jalur transportasi utama yang digunakan oleh masyarakat Banten kala itu. Beberapa cagar budaya yang ada di sepanjang aliran Sungai Cibanten seperti Situs Banten Girang, kerajaan Sunda yang berdiri tahun 932-1030 Masehi atau sebelum Kesultanan Banten berdiri.

Kemudian ada Masjid Kuno Kaujon yang berdiri tahun 1936. Gedung Juang '45 atau bekas markas Kempefau yang berhasil direbut para pejuang Banten tanggal 10 Oktober 1945. Selanjutnya ada gedung Karesidenan Banten, bangunan berarsitektur khas Belanda itu dibangun sekitar tahun 1814 yang pertama kali di tempat oleh Residen I, J. De Bruijn (1817-1818).

Lokasinya tepat berada di pusat Kota Serang dan pernah menjadi kantor Gubernur Banten. Kini berfungsi sebagai museum dan beralih nama menjadi Gedung Negara.

Selanjutnya, ada Masjid Kenari yang dibangun oleh Sultan Abu Mufachir Abdul Kenari tahun 1596-1651. Selanjutnya Masjid Kasunyatan, yang diperkirakan dibangun abad ke-16 oleh Maulana Muhammad.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya