Liputan6.com, Palu - Sebuah perusahaan jasa angkutan antarkota-antarprovinsi di Kota Palu memberi angkutan gratis bagi sukarelawan di Palu yang ingin membantu korban gempa di Mamuju dan Majene, Sulawesi Barat.
Bus angkutan untuk sukarelawan mandiri asal Kota Palu itu berkapasitas 42 penumpang milik PO Sumber Sejahtera di jalan Langsat, Kecamatan Palu Barat. Bus berukuran besar itu sejak Sabtu pagi (16/01/2021) menunggu sukarelawan gempa untuk berangkat ke Kabupaten Majene dan Mamuju, Sulawesi Barat, secara gratis.
Advertisement
Baca Juga
Di antara penumpang, terdapat sejumlah petugas medis yang menggunakan fasilitas gratis itu, baik yang berangkat dari Palu maupun menunggu di Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat.
Selain dari Palu, PO Sumber Sejahtera sendiri menyediakan bus gratis yang berangkat dari Kabupaten Sidrap, Sulawesi Barat.
Pemilik jasa angkutan tersebut, H. Burhanuddin mengaku sengaja memfasilitasi keberangkatan sukarelawan setelah melihat tingginya solidaritas warga Palu untuk korban bencana di dua daerah terdampak gempa tersebut. Terlebih duka akibat bencana yang sama pernah dirasakan warga Kota Palu pada September 2018 lalu.
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Misi Balas Budi Sukarelawan Palu
"Karena kemanusiaan saja. Insya Allah selama armada kami masih mampu, kami tetap mengangkut sukarelawan termasuk bantuan untuk korban ke sana (Mamuju-Majene)," kata H. Burhanuddin, Sabtu (16/01/2021).
Salah satu sukarelawan asal Palu, Syafrudin (42 th) mengaku terbantu dengan transportasi gratis itu. Dia bilang bencana yang sedang terjadi di Majene dan Mamuju adalah momentum membalas kebaikan warga Sulbar, yang kala bencana melanda Palu tahun 2018 lalu, juga berdatangan ke Palu untuk membantu korban.
"Sangat terbantu dengan transportasi gratis ini karena tujuan kami untuk menolong korban di sana bisa tercapai," Syafrudin mengungkapkan.
Para sukarelawan yang menggunakan bus tersebut mayoritas berangkat secara mandiri, bahkan tak punya sanak keluarga di Mamuju maupun Majene. Namun mereka tetap nekad demi meringankan beban korban tertimpa bencana.
"Tidak masalah. Kami punya persiapan untuk hidup di sana. Warga di sana lebih butuh bantuan," dia mumungkasi.
Advertisement