3 Aspek Kunci Pemulihan Ekonomi Nasional

Ekonom UGM Muhammad Edhie Purnawan mengungkapkan tiga aspek kunci untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional yang diperkirakan akan berbentuk kurva V.

oleh Liputan6dotcom diperbarui 19 Mar 2021, 04:50 WIB
Diterbitkan 13 Mar 2021, 12:00 WIB
Ilustrasi pertumbuhan Ekonomi
Ilustrasi pertumbuhan Ekonomi

Liputan6.com, Jakarta - Ekonom Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (UGM) Muhammad Edhie Purnawan mengungkapkan tiga aspek kunci untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional yang diperkirakan akan berbentuk kurva V.

“Saya optimis, pemulihan ekonomi Indonesia akan berbentuk V, bisa V ramping, pun bisa pula V agak sedikit melebar, sesuai harapan kita semua, namun ada tiga prasyaratnya,” kata Muhammad Edhie Purnawan di dilansir Antara.

Aspek kunci yang pertama adalah mempercepat realisasi dan daya serap stimulus pemulihan ekonomi nasional tahun ini yang memiliki anggaran sebesar Rp699,43 triliun, agar sektor swasta bergerak lebih dinamis sehingga mesin perekonomian bisa bekerja dengan dengan kekuatan penuh.

“Belanja negara akan menjadi inspirasi bagi belanja korporasi dan rumah tangga. Ini yang kita butuhkan untuk mewujudkan pemulihan ekonomi dengan bentuk kurva V,” ujarnya.

Menurut dia, jika pemerintah bisa mempercepat belanja ekonomi secara masif maka pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa positif di kisaran angka 1-4 persen.

Aspek kunci kedua adalah akselerasi program vaksinasi yang mampu menciptakan 70 persen herd immunity pada akhir 2021.

“Kita bersyukur vaksin asal Inggris sudah juga hadir dan akan tersedia dalam jumlah 11,3 juta sampai akhir 2021 nanti,” ujarnya.

Aspek kunci terakhir adalah penurunan tingkat bunga Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) dan Kredit Pemilikan Rumah (KPR), karena Edhie optimis program penghapusan PPnBM dan aturan DP nol persen untuk KKB serta properti akan mendorong penjualan kendaraan bermotor jika perbankan ikut menurunkan tingkat bunga, khususnya untuk KKB dan KPR.

“Saya berharap penurunan tingkat bunga pinjaman perbankan terjadi dalam waktu yang tidak lama beriringan dengan kebijakan penghapusan PPnBM dan DP nol persen,” katanya.

Ia menambahkan kolaborasi kreatif antara pemerintah, Bank Indonesia (BI), dan seluruh pemangku kepentingan, serta sektor swasta, maupun masyarakat, melalui vocal points komunitas-komunitas harus lebih agresif pada 2021 ini.

“Indonesia ini satu. Sejak dilahirkan sampai sekarang ya tetap satu karena itu syarat mutlak sembuhnya kesehatan dan ekonomi nasional adalah team works yang menyatu, dan solid,” tegasnya.

Saksikan Video Ini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya