Borobudur Disiapkan Sebagai Laboratorium Konservasi Cagar Budaya Internasional

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan pemerintah akan menyiapkan kawasan Candi Borobudur menjadi laboratorium konservasi cagar budaya bertaraf internasional

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Mar 2021, 21:00 WIB
Diterbitkan 14 Mar 2021, 21:00 WIB
Ada enam tempat terbaik menikmati sunrise di Candi Borobudur. Pertama, Puntuk Setumbu. Bukit di Desa Karangrejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang ini kini dikenal dengan nama Borobudur Nirvana Sunrise.
Sunrise Borobudur

Liputan6.com, Magelang - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan pemerintah akan menyiapkan kawasan Candi Borobudur menjadi laboratorium konservasi cagar budaya bertaraf internasional.

"Saat ini pemerintah tengah melakukan penajaman dan penerapan Rencana Induk Pariwisata Terpadu Borobudur-Yogyakarta-Prambanan untuk mengembangkan Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Borobudur menjadi pariwisata berkualitas," kata Luhut di Magelang, Jawa Tengah, Jumat, dikutip Antara.

Ia menyampaikan hal tersebut saat melakukan kunjungan lapangan terkait progres pengembangan DPSP Borobudur bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makariem, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) Sandiaga Salahuddin Uno, Wamenparekraf Angela Tanoesoedibjo, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR Diana Kusumastuti dan Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Hedy Rahadian.

"Untuk memastikan agar dampak pelestarian Candi Borobudur ini berkelanjutan akan melibatkan masyarakat secara aktif. Salah satunya peran mahasiswa untuk memperdalam studi kawasan Borobudur sehingga tumbuh sense of belonging terhadap kawasan ini. Dengan demikian, akan tumbuh rasa bertanggung jawab untuk merawat dan melestarikan peninggalan ini hingga ke generasi mendatang," katanya.

Luhut menjelaskan masalah utama yang tengah dihadapi Candi Borobudur adalah tekanan besar terhadap struktur candi. Hal ini disebabkan oleh peningkatan wisatawan candi yang mencapai 8.000 orang per hari pada 2019.

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

Borobudur Kelebihan Pengunjung

mbudur
Pengunjung yang memburu matahari terbit dari puncak candi Borobudur, memandang ke arah yang sama. (foto : liputan6.com / fajar abrori)

Sementara, hasil studi Balai Konservasi Borobudur menunjukkan bahwa idealnya kawasan puncak Candi Borobudur hanya mampu menampung maksimal 128 pengunjung per sekali kunjungan setiap harinya.

Mendikbud Nadiem Anwar Makarim mengemukakan Candi Borobudur menyandang beberapa status, yaitu Warisan Dunia, Kawasan Cagar Budaya Peringkat Nasional, Kawasan Strategis Nasional, Obyek Vital Nasional, dan terakhir sebagai salah satu DPSP.

Oleh Karena itu Kemendikbud mengedepankan pembenahan keseluruhan tata kelola dari perlindungan sampai pemanfaatan untuk memaksimalkan potensi kawasan ini.

Nadiem menuturkan ada beberapa hal yang akan diatur dalam rencana pengelolaan terpadu Candi Borobudur, antara lain peningkatan fasilitas interpretasi dan informasi mengenai nilai penting kompleks Candi Borobudur, peningkatan kualitas lingkungan hidup dan sumber daya alam, pengembangan pariwisata berkelanjutan yang mendukung pelindungan kompleks Candi Borobudur dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, peningkatan kegiatan konservasi cagar budaya di kawasan, serta perbaikan tata kelola.

"Pengembangan atraksi-atraksi penunjang pada sejumlah titik di sekitar kompleks Candi Borobudur sejatinya bertujuan untuk menyebar kunjungan wisata, sehingga mengurangi beban pada Candi Borobudur itu sendiri. Hal ini harus selaras dengan semangat melindungi lanskap budaya kompleks Candi Borobudur," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya