Candi Borobudur Kelebihan Pengunjung, Struktur Bangunan Terancam Rusak

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan kawasan Candi Borobudur saat ini sudah kelebihan kapasitas pengunjung.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 13 Mar 2021, 11:30 WIB
Diterbitkan 13 Mar 2021, 11:30 WIB
mbudur
Pengunjung yang memburu matahari terbit dari puncak candi Borobudur, memandang ke arah yang sama. (foto : liputan6.com / fajar abrori)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan kawasan Candi Borobudur saat ini sudah kelebihan kapasitas pengunjung. 

Peningkatan wisatawan Candi dikatakan mencapai 8.000 orang per hari pada 2019. Sementara, hasil studi Balai Konservasi Borobudur menunjukkan, idealnya kawasan puncak Candi Borobudur hanya mampu menampung maksimal 128 pengunjung per sekali kunjungan setiap harinya.

Luhut memperingatkan, semakin banyaknya wisatawan naik ke Candi, bakal mempengaruhi struktur bangunan dalam jangka panjang. Hal ini yang harus diperhatikan. Terlebih, pemerintah telah menjadikan Candi Borobudur sebagai Destinsi Pariwisata Super Prioritas (DPSP).

 

Oleh karenanya, Luhut ingin melibatkan masyarakat secara aktif guna memastikan dampak pelestarian Candi Borobudur tetap berkelanjutan.

"Salah satunya peran mahasiswa untuk memperdalam studi kawasan Borobudur sehingga tumbuh sense of belonging terhadap kawasan ini. Dengan demikian akan tumbuh rasa bertanggung jawab untuk merawat dan melestarikan peninggalan ini hingga ke generasi mendatang," imbuh Menko Luhut dalam keterangan tertulis, Sabtu (13/3/2021).

Guna memastikan hal tersebut, Luhut pada Jumat (12/3/2021) kemarin melakukan kunjungan kerja ke kawasan DPSP Borobudur. Turut hadir pada kesempatan tersebut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, beserta sejumlah pejabat Kementerian PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat).

Kunjungan kerja diawali dengan meninjau penataan Kampung Seni Borobudur untuk memfasilitasi pemindahan area parkir dan pedagang dari Zona 2 di Kompleks Candi Borobudur seluas 8,4 ha ke Zona 3 di Lapangan Kujon seluas 10,74 ha.

Pekerjaan pemindahan pedagang tercantum dalam Risalah Ratas Presiden No: R-0070/Seskab/DKK/9/2019 tanggal 30 Agustus 2019 Tentang Percepatan Pengembangan Destinasi Borobudur.

Kawasan Pasar Seni Borobudur di Kujon nantinya akan dilengkapi dengan pelataran, kios cindera mata/kuliner, miltipurpose hall, galeri edukasi, taman batu, lansekap/hutan tanaman langka, ruang kreatif, feeder shuttle, area parkir, dan pendopo.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Penataan Akses

mbudur
Para pengunjung yang menanti terbitnya matahari dari puncak Candi Borobudur. (foto : Liputan6.com / fajar abrori)

Pantauan dilanjutkan dengan mengunjungi pembangunan gerbang sebagai penanda masuk koridor utama menuju Candi Borobudur. Kementerian PUPR melalui Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Daerah Istimewa Yogyakarta, Ditjen Cipta Karya membangun 4 gerbang yang telah selesai pengerjaan, yakni Gerbang Blondo sebagai pintu masuk dari arah Semarang, Gerbang Palbapang dari arah Yogyakarta, Gerbang Kembanglimus dari arah Purworejo, dan Gerbang Klangon dari arah Kulon Progo.

Gerbang Klangon terletak di Jalan Nanggulan Mendut, Karang Reso, Kecamatan Kali Bawang, Kabupaten Kulon Progo. Pintu ini dilengkapi pembangunan pusat informasi wisata dan sculpture Klangon, pusat kuliner, kios oleh-oleh, mushola, deck view point, area parkir, Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPST), dan toilet.

Selain itu juga dilakukan penataan pedestrian/trotoar, drainase, street furniture, dan lansekap di jalur eksisting serta dibangun relief dari batu sebagai ikon Gerbang Klangon dengan tema Samudraraksa, yang merupakan salah satu kapal kayu bercadik khas Nusantara yang merepresentasikan kebudayaan bahari purbakala.

Dukungan penataan kawasan oleh Ditjen Cipta Karya juga dilakukan dengan membangun jaringan perpipaan untuk mendukung Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Borobudur dengan kapasitas 30 liter per detik dan 300 Sambungan Rumah (SR).

Kemudian pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS 3R) di 12 Desa, yang dilaksanakan melalui program padat karya serta penataan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Piyungan seluas 12,5 ha untuk pengelolaan persampahan skala regional.

Rombongan melanjutkan peninjauan menuju Candi Pawon yang berada di antara Candi Borobudur dengan Candi Mendut. Selain penataan kawasan, Kementerian PUPR melalui Ditjen Perumahan melakukan peningkatan kualitas rumah masyarakat di sekitar Candi Pawon melalui program pembangunan Sarana Hunian Pariwisata (Sarhunta).

Pada tahun anggaran 2020, secara keseluruhan Kementerian PUPR membangun 821 unit Sarhunta dengan anggaran Rp 50,6 miliar. Bantuan diberikan dengan meningkatkan kualitas rumah masyarakat di sepanjang koridor tempat pariwisata sekaligus mendorong pengembangan usaha pondok wisata (homestay) dan usaha pariwisata lainnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya