Pertama di Indonesia, Alat Panen Sawit dari Kampar Raih Sertifikat Mutu SNI

Produk perkebunan hasil mitra usaha binaan PTPN V Rumbio Jaya Steel mengantongi sertifikat mutu SNI pertama di Indonesia untuk kategori UKM.

oleh M Syukur diperbarui 19 Jun 2021, 18:00 WIB
Diterbitkan 19 Jun 2021, 18:00 WIB
Produk alat panen sawit dari PT Rumbio Jaya Steel yang mendapat SNI setelah bekerjasama dengan PTPN V
Produk alat panen sawit dari PT Rumbio Jaya Steel yang mendapat SNI setelah bekerjasama dengan PTPN V. (Liputan6.com/M Syukur)

Liputan6.com, Pekanbaru - Produk perkebunan hasil mitra usaha binaan PT Perkebunan Nusantara V atau PTPN V, Rumbio Jaya Steel (RJS) mengantongi sertifikat mutu Standar Nasional Indonesia (SNI) dari Badan Standarisasi Nasional pertama di Indonesia untuk kategori usaha kecil menengah (UKM). Kedua produk yang berhasil mengantongi SNI itu adalah egrek dan dodos.

Sertifikat jaminan kualitas wahid tersebut diserahkan Wakil Gubernur Riau Edy Natar Nasution kepada Kelompok Koperasi RJS di Kota Pekanbaru. Selain itu ada juga mitra binaan PTPN V yaitu Madu Wibi yang mendapatkan sertifikat tersebut.

Penyerahan disaksikan Senior Executive Vice President Operations PTPN V Ospin Sembiring dan Sekretaris Perusahaan PTPN V Bambang Budi Santoso. Mantan Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman yang kini menjadi anggota DPR juga menyaksikan momen spesial itu.

Edy mengaku berbangga hati dengan produk-produk Riau yang mampu menunjukkan kualitasnya hingga berhasil meraih SNI. Ini menjadi bukti bahwa produk lokal di Bumi Lancang Kuning bisa bersaing di tanah air.

"Diharapkan keberhasilan ini dapat menjadi perangsang bagi UMKM lainnya untuk meningkatkan standar produksi sesuai standar yang telah ditetapkan," kata Edy, Kamis petang, 17 Juni 2021.

Chief Executive Officer PT PTPN V Jatmiko K Santosa mengatakan, perusahaan telah merangkul Koperasi RJS sejak awal 2020 lalu. PTPN V memilih menggunakan produk buatan pandai besi di Desa Teratak, Kecamatan Rumbio Jaya, Kabupaten Kampar itu di tengah gempuran peralatan mekanis perkebunan impor.

Pada tahap awal, PTPN V membeli peralatan panen perkebunan sawit sebesar Rp1,6 miliar ke Koperasi RJS. Kesepakatan pembelian dilakukan di hadapan Menteri Ketenagakerjaan RI, Ida Fauziah.

Di tahun yang sama, PTPN V kembali menerbitkan kontrak pengadaan alat panen kepada RJS sebesar Rp2,8 miliar. Sehingga, total omzet yang diraih RJS di tahun 2020 lalu mencapai Rp4 miliar. Angka itu meningkat drastis dibandingkan tahun 2019 yang berada dikisaran Rp1,2 miliar.

Pada semester pertama 2021 ini, PTPN V kembali melakukan pengadaan peralatan panen sebesar Rp1,78 miliar. Kali ini pengadaan dilakukan melalui sistem Pasar Digital Usaha Mikro Kecil Menengah (PADI UMKM) BUMN.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Cintai Produk Lokal

Selain lebih transparan, kebijakan tersebut juga mendorong RSJ lebih dikenal BUMN lainnya di sektor yang sama. PTPN V dengan Koperasi RJS juga mendukung rencana ekspansi koperasi dengan mengucurkan dana pinjaman lunak bergilir dan bergulir sebesar Rp600 juta.

Pria yang juga Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Provinsi Riau akan mengajak kepada para pengusaha perkebunan di Bumi Lancang Kuning turut melirik dan menggunakan produk-produk yang dihasilkan RJS.

"Kita berkomitmen untuk terus mengembangkan UKM mitra binaan Perusahaan," terang Jatmiko.

Tidak hanya memberikan kapital ataupun membeli hasil produksi, perusahaan juga mendorong promosi dan mendukung upaya-upaya UKM untuk terus tumbuh. Di antaranya melalui sertifikasi SNI yang berguna untuk pengembangan usaha dan bersaing di tengah ketatnya kompetisi di masa pandemi.

Saat ini, seluruh peralatan mekanisasi PTPN V dipasok dari RJS. Langkah itu merupakan bagian dari perusahaan untuk mendongkrak tingkat komponen dalam negeri (TKDN) serta meningkatkan ekonomi masyarakat di sekitar perusahaan berdiri.

"Rumbio Jaya Steel saat ini merupakan pemasok tunggal peralatan perkebunan di PTPN V, bagi kami semakin tinggi tingkat komponen dalam negeri (TKDN) maka semakin baik untuk negara," jelas Jatmiko.

 


Ribuan Mitra

Saat ini tercatat tak kurang dari 4.602 UKM di Riau telah menjadi mitra binaan PTPN V. Perusahaan berkomitmen memperkuat ekonomi kerakyatan yang diwujudkan dengan menggulirkan dana pinjaman lunak hingga Rp93 miliar melalui program kemitraan.

"Terimakasih kepada Pemprov Riau dan Bank Riau-Kepri yang sejak awal membantu kita untuk dapat terlibat dalam mengembangkan UKM di Riau," tutur Jatmiko.

Ketua Bidang Pemasaran Koperasi RJS, Desrico bersyukur dengan terbitnya sertifikasi SNI untuk kedua produk andalannya tersebut. Ia mengatakan kedua sertifikat itu masing-masing terdaftar dengan nomor SNI 8205:2016 untuk dodos dan SNI 4874:2019 untuk egrek.

"Alhamdulillah kerja keras kita telah diakui bermutu tinggi oleh negara dengan sertifikasi itu, kami berterimakasih kepada PTPN V, semoga kemitraan ini dapat terus berjalan dengan baik," katanya.

Rico mengatakan, terbitnya SNI tak dipungkiri menjadi angin segar bagi 250 pandai besi yang telah puluhan tahun menekuni bidang tersebut. Dia gembira karena roda ekonomi masyarakat Desa Teratak yang mayoritas berprofesi sebagai pandai besi akan terus menggeliat.

"Kami punya mimpi besar agar produk kami bisa diterima para petani dan perusahaan di seluruh Indonesia. Selain itu, kami juga berkeinginan agar produk ini dapat tembus pasar internasional," ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya