Liputan6.com, Jakarta - Harga emas anjlok lebih dari 1 persen pada perdagangan Jumat, 28 Februari 2025. Koreksi harga emas seiring dolar Amerika Serikat (AS) mendekati level tertinggi dalam dua minggu. Hal ini setelah data inflasi AS sesuai dengan harapan yang menunjukkan kalau the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS mungkin akan bersikap hati-hati untuk memangkas suku bunga lagi.
Mengutip CNBC, harga emas di pasar spot turun 1 persen menajdi USD 2.846,96 per ounce. Harga emas batangan sejauh ini telah turun 3 persen selama sepekan, penurunan mingguan tertajam sejak November. Harga emas berjangka AS terpangkas 1,3 persen menjadi USD 2.858,90.
Advertisement
Baca Juga
Koreksi harga emas itu terjadi setelah indeks dolar AS catat kenaikan mingguan, sehingga membuat emas yang dinilai dalam dolar AS lebih mahal bagi pembeli luar negeri.
Advertisement
"Saya pikir elemen utama yang memengaruhi pasar emas dan perak adalah aksi ambil untung dalam likuidasi selama sepekan dan indeks dolar AS yang kuat,” ujar Analis Senior Kitco Metals, Jim Wyckoff.
Sementara itu, indeks acuan di wall street alami awal yang tenang seiring investor tetap berhati-hati terhadap potensi tekanan harga dari kebijakan Presiden AS Donald Trump.
“Kerugian pasar saham telah memicu tekanan develeraging pada emas yang mengabadikan aksi jual dari rekor tertinggi pada Senin,” tutur Vice President dan Senior Metals Strategist Zaner Metals, Peter Grant.
Sementara itu, indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi atau the Personal Consumption Expenditures (PCE) meningkat 0,3 persen pada Januari, sesuai dengan harapan. Hal ini setelah naik 0,3 persen tanpa revisi pada Desember.
“Harga untuk ekspektasi the Fed secara keseluruhan tidak benar-benar berubah secara material. Pada akhirnya, itu tidak terlalu menjadi pendorong harga emas,” ujar Commodity Strategist TD Securities, Daniel Ghali.
Dibayangi Kebijakan Suku Bunga The Fed
Selain itu, pelaku pasar juga mempertahankan taruhan pada Jumat kalau bank sentral AS akan melanjutkan pemotongan suku bunga pinjaman jangka pendek pada Juni.
Suku bunga yang lebih tinggi meredam daya tarik emas batangan yang tidak memberikan imbal hasl. Namun, emas sebagai aset safe haven ditetapkan untuk kenaikan bulanan kedua berturut-turut, didorong oleh kekhawatiran rencana tarif Donald Trump.
Donald Trump menuturkan, tarif yang diusulkannya sebesar 25 persen untuk barang-barang Meksiko dan Kanada akan mulai berlaku pada 4 Maret, dengan bea tambahan sebesar 10 persen untuk impor dari China.
Di sisi lain, harga perak di pasar spot turun 0,6 persen menjadi USD 31,1, platinimum susut 1 persen menjadi USD 938,95 dan paladium susut 0,2 persen menjadi USD 917,60. Harga ketiga logam itu alami penurunan bulanan.
Advertisement
Harga Emas Turun ke Level Terendah Dua Minggu
Sebelumnya, harga emas mengalami penurunan signifikan pada hari Kamis, mencapai level terendah dalam lebih dari dua minggu. Pelemahan harga emas ini terjadi seiring dengan menguatnya dolar AS.
Sementara investor menanti data inflasi utama yang dapat memberikan gambaran lebih jelas mengenai kebijakan moneter Federal Reserve.
Harga Emas Spot dan Kontrak Berjangka
Dikutip dari CNBC, Jumat (28/2/2025), Harga emas spot turun 1,1% menjadi USD 2.885,13 per ons setelah sempat menyentuh level terendah sejak 12 Februari di sesi perdagangan sebelumnya.
Pada Senin, harga emas sempat mencapai rekor tertinggi USD 2.956,15 yang didorong oleh permintaan aset safe-haven.
Sementara itu, kontrak berjangka emas AS ditutup turun 1,2% di USD 2.895,9.
Penguatan Dolar dan Dampaknya pada Emas
Indeks dolar AS naik 0,7%, membuat emas yang dihargai dalam dolar lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Menurut Alex Ebkarian, Chief Operating Officer di Allegiance Gold, pergerakan emas masih dalam tren yang jelas, dan fluktuasi jangka pendek serta aksi ambil untung adalah bagian normal dari siklus pasar.
Fokus Investor pada Data Inflasi AS
Para investor kini menantikan rilis indeks Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) AS pada Jumat. Berdasarkan survei Reuters, angka inflasi ini diperkirakan tetap di 0,3%.
Menurut Bart Melek, Kepala Strategi Komoditas di TD Securities, jika data PCE menyimpang signifikan dari perkiraan, reaksi pasar bisa negatif karena meningkatnya kekhawatiran bahwa The Fed mungkin tidak akan menurunkan suku bunga dalam waktu dekat.
Ekspektasi Kebijakan Federal Reserve
Pasar memperkirakan bahwa The Fed akan memangkas suku bunga setidaknya dua kali pada tahun ini, dengan total pelonggaran sekitar 55 basis poin yang telah diperhitungkan untuk tahun 2025. Investor juga menunggu wawasan lebih lanjut dari pidato beberapa pejabat The Fed yang dijadwalkan dalam waktu dekat.
Di sisi lain, Presiden AS Donald Trump mengumumkan bahwa tarif impor yang diusulkannya terhadap Meksiko dan Kanada akan mulai berlaku pada 4 Maret, sesuai jadwal. Trump juga menambahkan bahwa tarif tambahan 10% akan dikenakan pada impor dari China pada hari yang sama.
Menurut Ebkarian, emas memiliki potensi kuat untuk menembus angka $3.000 per ons dalam 30 hingga 60 hari mendatang, tergantung pada reaksi pasar terhadap kebijakan tarif tersebut.
Pergerakan Logam Mulia Lainnya
Selain emas, harga perak spot turun 1,2% menjadi $31,45 per ons, platinum melemah 1,2% menjadi $954,05 per ons, dan paladium turun 0,6% menjadi $921 per ons.
Dengan perkembangan ekonomi global yang terus berubah, para investor emas dan logam mulia lainnya perlu terus memantau pergerakan pasar dan kebijakan moneter guna mengambil keputusan investasi yang tepat.
Advertisement
