Awas! Sumbar Diguncang 15 Kali Gempa dalam Sepekan

Masyarakat diminta tingkatkan kewaspadaan.

oleh Novia Harlina diperbarui 20 Jun 2021, 05:00 WIB
Diterbitkan 20 Jun 2021, 05:00 WIB
Gempa Hari Ini di NTB dan NTT Tidak Berpotensi Tsunami
(Ilustrasi Gempa: cdn.abclocal.go.com)

Liputan6.com, Padang - Gempa bumi mengguncang wilayah Sumatera Barat sebanyak 15 kali dalam kurun waktu 11 - 17 Juni 2021, yang berlokasi di barat dan laut.

Badan Metereologi Krimatologi dan Geofisika (BMKG) Padang Panjang melalui keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com menyampaikan gempa tersebut akibat aktivitas disebabkan zona subduksi antara Lempeng Eurasia, Lempeng Samudera Hindia, dan sesar Sumatera.

Dari 15 kali gempa, 5 berlokasi di darat, 10 gempa di laut. Kemudian terdapat 2 gempa yang dirasakan dalam periode tersebut.

"Pada 13 Juni tercatat 6 kali gempa, paling banyak di antara hari lainnya, dengan magnitudo terbesar 4,9 SR dan terkecil 2,5 SR," kata Kepala BMKG Padang Panjang Irwan, Sabtu (19/6/2021).

Kemudian untuk kedalaman, BMKG mencatat gempa bumi paling dangkal terjadi di dua kilometer dan paling dalam 50 kilometer.

"Gempa cukup besar yang dapat dirasakan terjadi pada Sabtu (12/6/2021) dengan kekuatan 4,9 SR, yang berpusat di Pasaman dengan kedalaman 10 kilometer," jelasnya.

Untuk kesiapan masyarakat dalam menghadapi bencana gempa bumi, masing-masing instansi terkait diharapkan terus melakukan sosialisasi dan simulasi. 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

Kesiapan Masyarakat

Sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Padang tak menampik, selama masa pandemi Corona aktivitas simulasi mitigasi bencana gempa bumi dan tsunami mengalami kendala.

Kepala BPBD Kota Padang Barlius selama pandemi, kegiatan berkumpul itu dilarang, sementara untuk mitigasi harus langsung dipraktekkan oleh masyarakat, karenaberkaitan dengan sikap kita bagaimana menghadapi bencana.

"Namun sosialisasi terus dilakukan, juga ada kelurahan cerdas bencana, sekolah cerdas bencana dan pasar cerdas bencana juga sebelumnya," katanya.

Lebih lanjut dikatakan Barlius, berkaca pada kejadian gempa yang terjadi di Padang, pihaknya masih melihat masyarakat membawa aset-asetnya seperti hewan ternak, kendaraan dan lainnya, sehingga menimbulkan kemacetan di jalan.

"Padahal saat terjadi gempa, masyarakat cukup membawa tas siaga bencana," ia menambahkan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya