Liputan6.com, Banjarnegara - Seiring peningkatan jumlah pasien Covid-19 di Banjarnegara, maka kebutuhan oksigen semakin tinggi. Oksigen bahkan menjadi barang langka.
Dari krisis oksigen ini, Rumah Sakit Islam (RSI) Banjarnegara mengembangkan Portable Oxygen Concentrator Banjarnegara Islamic Hospital (POCBIH), alat bantu oksigen portabel untuk membantu pasien Covid-19 saat sesak napas.
Dua staf Litbang Pemeliharaan Alat dan Gas Medik RSI, Evan Wisik Prabowo dan Nokta Arvianto membuat alat tersebut. Evan dan Nokta menggunakan alat sederhana yang diteliti selama dua bulan. Mereka menghabiskan waktu dua minggu untuk merakit alat ini.
Advertisement
Baca Juga
Ada tiga komponen yang dibutuhkan untuk merakit alat ini. Tiga komponen itu yakni dua aerator yang biasa digunakan di akuarium, selang berukuran 0.25 mm, dan flow meter untuk mengukur aliran udara yang masuk ke tubuh. Dalam flow meter ada gelas ukur yang diisi air steril.
"Alat ini membantu pasien yang mengalami kesulitan bernapas, sebagai penghasil oksigen murni," kata Evan.
Namun karena masih sederhana, alat ini memiliki keterbatasan. Sebagai pembanding, jika gas oksigen yang biasa digunakan bisa masuk ke tubuh melalui slang oksigen sebesar 95 persen, maka alat ini hanya sekitar 21 persen.
"Namun ini sudah sangat membantu jika diaplikasikan bagi pasien suspek Covid-19 saat oksigen langka," kata Evan.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Cara Kerja Sederhana
Secara teknis, alat ini bekerja dengan menyerap udara bebas ke dua aerator. Udara kemudian disalurkan melalui selang ke flow meter berisi air yang telah disterilkan. Melalui selang yang terhubung ke alat pengukur, udara disalurkan melalui selang ke hidung pengguna.
Selain pasien Covid-19 bergejala ringan, alat ini juga membantu pasien asma dan TBC yang membutuhkan bantuan oksigen dalam jangka waktu yang lama. Alat ini terbilang praktis karena hanya butuh listrik dan air steril.
RSI berencana membuat 50 alat yang bisa digunakan sebagai terapi inhalasi untuk pasien. Pengguna juga bisa menambahkan minyak esensial atau minyak kayu putih untuk melegakan pernapasan.
"Bisa untuk pasien di rumah sakit, juga yang di rumah rumah karena alatnya ringan dan portable. Dalam diskusi dengan pak Gubernur Jateng, alat semacam ini bisa dimanfaatkan karena kondisi darurat," ujar Direktur RSI, dr Agus Ujianto SpB yang juga ahli biomedis dan pernah menjadi dosen Fisika Fakultas Kedokteran Unissula ini.
Advertisement