Liputan6.com, Padang - Sebagai seorang tokoh Proklamator Republik Indonesia dan kemudian menjadi wakil presiden, tak serta merta membuat Bung Hatta bergelimang harta.
Buktinya, hingga akhir hayat, Bung Hatta tak mampu mewujudkan keinginannya untuk membeli sepasang sepatu Bally yang menjadi impiannya sejak lama.
Akademisi dari Sekolah Tinggi Islam Negeri Abdurrahman Kepulauan Riau, Syahrul Rahmat mengatakan Bung Hatta memang mengidamkan sepasang sepatu Bally itu, tetapi ia terpaksa memendamnya sembari menabung.
Advertisement
Baca Juga
"Begitulah kesederhanaan Muhammad Hatta, tokoh kelahiran Bukittinggi, 12 Agustus 1901 di sebuah kota kecil di dataran tinggi Minangkabau," kata dosen lulusan Pascasarjana UIN Imam Bonjol Padang itu, Selasa (17/8/2021).
Kesederhanaan Bung Hatta, lanjutnya, bukan rahasia umum lagi di negeri ini. Sepasang sepatu Bally yang menjadi impiannya bahkan disimpan hingga akhir hayat.
"Setelah wafat, pihak keluarga kemudian menemukan iklan sepatu Bally itu tersimpan di dalam dompet Bung Hatta," ujarnya.
Selain sepasang sepatu Bally yang tak terwujud itu, kisah kesederhanaan Bung Hatta lainnya yakni ketika terjadi pemotongan nilai mata uang Republik Indonesia.
Â
Saksikan juga video pilihan berikut ini:
Memaknai Kesederhanaan Bung Hatta
Istri Bung Hatta, Ny Rahmi Rachim mempertanyakan kebijakan tersebut, sebab sudah lama ia menabung uang untuk dapat membeli mesin jahit baru.
Namun, dengan adanya pemotongan nilai mata uang tersebut, tentu niat dari sang istri harus diurungkan. Kepada sang istri, Hatta berkata, "Biarlah kita rugi sedikit, demi kepentingan seluruh negara. Kita coba menabung lagi, ya."
Kisah-kisah Hatta, jelas Syahrul, seharusnya dimaknai dan dijadikan contoh. Hatta menentukan jalan hidupnya dan bertahan dengan idealismenya.
Hatta adalah tokoh proklamator, wakil presiden, jika ia mau, maka tak sulit baginya untuk membeli sepasang sepatu Bally itu, atau membelikan mesin jahit untuk istrinya.
"Di masa yang sulit saat ini, kesederhanaan Hatta hendaknya menjadi contoh bagi para pejabat masa kini," ia menambahkan.
Advertisement